Pesta pertunangan berlangsung dengan meriah, walau hanya di hadiri oleh keluarga besar dan para sahabat. Marina terlihat cantik dan anggun, menyembunyikan usianya yang sebenarnya seperti tersamarkan oleh awet mudanya. Suhendro pun kagum dengan Marina yang pandai merawat diri, tata riasnya senderhana dan menggunakan pakaian tradisional tapi tetap terlihat mempesona. Untuk itulah dia pun langsung jatuh cinta kepadanya. Pertemanan mereka sudah lama, sejak masih kuliah. Tentu saja dengan jurusan berbeda. Mereka bertemu ketika teman keduanya mengajak Suhendro dan Marina ke acara ulang tahun temannya juga. Dari sana saling kenal dan bersahabat.
Sayang, hubungan mereka terputus setelah lulus kuliah, karena Marina pergi ke luar negeri karena tidak setuju kedua orang tuanya atas pilihannya itu. Ya Suhendro tahu masa lalu Marina karena keduanya sering curhat satu sama lainnya. Pada saat itulah Suhendro pun menikah pula dengan pilihan kedua orang tuanya. Keluarganya terbilang kaya raya punya perusahaan tekstil dan juga lainnya di Surabaya. Suhendro tidak menolak, sayang pernikahan mereka kandas setelah 12 tahun di bina. Dan itu cukup lama, padahal sejak awal baik dirinya maupun mantan istrinya sudah punya pacar masing-masing tapi tak kuasa menolak. Mereka berusaha bertahan di balik perbedaan yang cukup banyak. 5 tahun menduda Suhendro bertemu lagi dengan Marina disebuah pesta kolega, pertemuan itu selain reuni juga berhasil menjalin kerja sama dibidang bisnis. Memang bisnis is bisnis tidak perduli itu teman, sahabat atau siapa pun. Tapi sepertinya pepatah itu tidak berlaku bagi keduanya yang tetap menjunjung tinggi pertemanan dan persahabatan di antara keduanya, tapi ketika membahas bisnis lain lagi. Keduanya seperti tahu apa yang diinginkan patnernya dan itu bertahan hingga sekarang.
Apalagi keduanya sudah masuk ke jenjang lebih jauh bukan sebagai teman lagi tapi calon suami istri. Baik Suhendro dan Marina sudah banyak berbicara tentang hal ini, serta kemudian sepakat melakukan perjanjian pra nikah, agar suatu hari nanti bila terjadi sesuatu tidak mengganggu pertemanan mereka. Awalnya Marina sendiri tidak begitu tertarik lagi mencari calon suami baru, baginya cukup sebagai singe parent toh terbukti baik bisnis dan perkembangan putra putrinya terlihat baik bahkan mereka kini seperti dirinya sukses berkarier dan juga membesarkan anak. Sampai suatu hari sebuah peristiwa membuatnya menyadari rasa itu masih ada padanya, apalagi itu terjadi bukan hanya dirinya tapi juga Suhendro teman dan sahabat yang sudah kenal sejak lama. Awalnya rasanya memang aneh, mencintai teman sendiri tapi jatuh cinta di usianya sudah seperti mereka bukan lagi cinta abg seperti dahulu, tapi lebih menikmati hidup bersama agar tidak kesepian itu saja. Lagi pula Suhendro pun juga sudah menduda cukup lama dan tahu siapa dia seperti apa, jadi apa salahnya.
Masalah kedua anak mereka pun juga tak jadi soal, semua juga sudah saling kenal. Ranti dan Rangga, adalah putra dan putri dari Suhendro. Ranti sudah menikah dengan seorang lelaki yang lebih tua darinya. Hal itu karena di jodohkan oleh mamanya, sementara Rangga masih menjomblo. Sejak bercerai Suhendro menyerahkan sepenuhnya kepada mantan istrinya, dia tidak tahu apapun tentang kehidupan anak-anaknya. Karena setelah bercerai tak lama mantan istrinya menikah lagi dengan seorang Bule tua kaya raya dari Australia. Dan kemudian di boyong ke sana, walau begitu Suhendro tetap memenuhi perjanjian perceraian dengan terus memberikan nafkah bagi anak-anaknya.
Hingga setelah lulus kuliah, keduanya justru kembali ke Indonesia dan tingga bersama papa mereka, yang di mulai dari Ranti setelah itu di susul Rangga. Bukan tanpa alasan keduanya kembal, Suhendro terkejut ketika datang Ranti sudah menggendong seorang cucu untuknya, tapi akhirnya mengerti ini semua karena gaya hidup bebas selama tinggal di luar negeri. Suhendro menerima cucunya dan putrinya dengan tangan terbuka. 3 tahun kemudian Rangga menyusul datang dengan membawa gaya hidup urakan dan bebas serta hampir terjerumus ke lingkaran obat terlarang selama kuliah di sana. Pengaruh mamanya sangat kuat, dia tidak bisa berbuat banyak tapi syukurlah Suhendro bisa membuat berubah menjadi lebih baik sekarang. Putrinya kini sudah memimpin salah satu perusahaannya, begitu pun putranya. Bagi Rangga dan Ranti tidak keberatan kok dengan pertunangan ini. Bukan karena kedekatan keduanya dengan Marina, hubungannya biasa saja, itu karena urusan warisan untuk keduanya sudah selesai jadi apa pun dilakukan ayah mereka terserah saja.
-------------------
Bastian tersenyum melihat mamanya begitu bahagia, dia melirik kepada adiknya Amira bersama pacarnya yang bernama Yoga dia seorang dokter, keduanya bertemu di salah satu pesta temannya. Amira sering curhat kepadanya tentang apapun, begitu pun dirinya. Amira sudah tahu dia seorang gay, sejak dia masih kuliah dahulu sementara adiknya masih SMU.
Amira melirik kakaknya Bastian dan membalas tersenyum, dia mengerti mereka sangat bahagia melihat mamanya sudah bersanding dengan pria yang sudah keduanya kenal. Hubungannya dengan kedua anaknya biasa saja. Mereka jarang bertemu hanya sesekali saja.
Baik Bastian dan Amira mereka sudah tahu sifat dan tingkah laku keduanya, tapi hanya diam saja. Ranti terlihat cantik dan sangat glamour seperti menghadiri pesta besar saja, dia datang dengan suaminya bertubuh gemuk dan biasa saja, tapi tidak dengan kekayaannya yang mempunyai pertambangan besar di Kalimantan. Rangga berwajah tampan, tapi tampangnya kelihatan playboy sekali, walau menggandeng seorang perempuan cantik entah siapa itu, tapi matanya tak lepas dari para tamu wanita cantik.
"Hai Bastian sudah lama tidak bertemu ?" sapa seorang perempuan cantik tiba-tiba, Bastian terkejut.
"Gisel ?" tanya, perempuan itu tersenyum.
"Lo, masih kenal gue ?" dia balik bertanya dengan gelas di tangannya. Bastian bertemu dengan Gisel waktu kuliah di Amerika, dia mendapat julukan ratu pesta, dimana pun ada itu dia selalu ada, bahkan beberapa kali menyelenggarkan pesta gila-gilaan di apartemennya yang mewah, Gisel putri seorang konglomerat di negeri ini, ayahnya punya perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
"Ya iyalah! siapa tak kenal lo Sel !" jawab Bastian tersenyum meledek.
"Sialan lo !" maki Gisel bercanda.
"Bagaimana, lo udah kawin ?" tanyanya cuek, Bastian tertegun. Gisel tertawa.
"Gue bercanda kali !" katanya sambil menepuk pundak Bastian.
"Rahasia lo aman bro !" Gisel mengedipkan mata, yap dia tahu semua rahasia dirinya. Bastian lega, dia juga tahu banyak tentang Gisel.
"Lo sendiri ?" tanya Bastian.
"Tuh !" tunjuknya kepada seorang lelaki yang juga sidah berumur sekitar 35 tahun. Cukup gagah dan tampan juga, walau rambutnya mulai menipis dan berkumis tipis dan berjenggot.
"Biasa, kita tuh selalu pasti di jodohkan sesuai keinginan mereka! lo juga kan ?" ujar Gisel sebal. Bastian tertawa miris.
"Gue juga !" jawabnya.
"Oh ya, siapa ?" tanya Gisel penasaran. Bastian menghela nafas.
"Ada beberapa! tapi saat ini nyokap kayanya masih fokus ke pertunangan ini !" jawabnya.
"Oh ... " Gisel hanya mengangguk.
"Tapi dia belum tahu kan ... ?" Bastian menggelengkan kepalanya.
"Gue denger lo baru balik dari Amerika ?" tanyanya, Bastian pun menceritakan perjalanannya waktu lalu.
"Oh, sekalian reuni ya? gue jadi teringat Sheila !" ucap Gisel pelan, Bastian terkejut, mendengar nama itu ... ada sesuatu yang dia ingin lupakan kejadian masa lalu ....
Bersambung ....