Jeff terbangun dari tidurnya, pagi menjelang. Dia melirik ke samping tempat tidurnya ada ruang kosong. Uncle John sudah pergi, Jeff tersenyum tadi malam adalah malam yang luar biasa. Rupanya sejak pertama mereka lakukan di klub, hubungan Jeff dan John sudah 2 bulan. Walau hanya sebatas seksual tapi itu sudah cukup bagi Jeff, pengalaman ini menjadi luar biasa karena sudah di idamkannya sejak lama. Mereka melakukannya bila di rumah sedang sepi saja. Dan John pun tidak keberatan dengan itu.
Jeff bangun dari tempat tidurnya dengan telanjang dan menuju kamar mandi untuk berangkat ke sekolah. Ia baru menyadari bahwa hari ini orang tuanya sudah pulang. Setelah mandi memakai baju seragam sekolah dan turun ke bawah. Dan benar saja kedua orang tua sudah pulang, entah jam berapa.
"Pagi, mom, dad !" sapanya kepada kedua orang tuanya.
"Pagi, sayang !" jawab Mamanya, papanya hanya mengangguk dan berdiri pamitan pergi ke kantor
"Oh iya, Jeff! uncle John tidak lagi menjagamu, papa tarik dia menjaga keamanan hotel Lotus di Las Vegas !" ucapnya dan pergi. Jeff tertegun dan terdiam kemudian menghela nafas.
"Lalu siapa yang menjagaku mam ?" tanya Jeff sambil meminun susunya. Mamanya tersenyum dia sangat cantik sekali, awet muda.
"Untuk sementara tidak ada sayang! kami akan lebih banyak bekerja di sini! lagi pula papamu sedang bernegosiasi membeli studio film !" jawab mamanya, Jeff terkejut.
"Benarkah? studio mana ? MGM, Paramount ... ?" tanya Jeff antusias.
"Bukan studio besar tapi cukup lumayan lah! kalau tidak salah namanya Studio Star entertaiment, dia membuat film action, horror dan drama! studionya ada dua di dini dan di Perancis !" jelas mamanya.
"Berapa memang biayanya ?" tanya Jeff tertarik.
"60 juta dollar !" jawab mamanya.
"Wow ... besarnya !" Jeff tertegun.
"Papamu berencana membuka cabang di asia juga tepatnya di Hongkong! jadi bila jadi, papamu punya distribusi film bukan hanya Asia, Amerika tapi Eropa !" lanjut mamanya. Jeff tak berkata apa pun. Akhirnya dia pamitan berangkat ke sekolah.
Star Entertaiment awalnya hanya perusahanaan film kelas dua, bagi mereka yang penting box office atau minimal mendapat keuntungan banyak dengan modal yang sedikit. Tetapi setelah di beli oleh papanya Jeff menjelma msnjadi perusahaan besar dan luas. Bukan hanya film, tapi merambah ke media televisi, talent agent, media majalah dan koran terbesar dan berpengaruh di Amerika. Dan kemudian sejajar dengan raja media lainnya. Dan suatu hari Jeff Lee lah yang memegang kendali sebagai pimpinan utama The Star media Internasional Co. Yang berpusat di New York dan Los Angeles.
----------
Jeff sedang berada di dalam mobil Porsche hitam miliknya keluar dari sebuah apartemen. Lelaki yang baru menidurinya adalah seorang aktor baru yang sudah merilis sebuah film bergenre aksi dan mendapat tempat di box office Amerika dan dunia. Kini dia sudah tiba di kantornya di Mahathan, gedung berlantai 40 ini menjadi pusat media The Star Media Co. miliknya. Sementara Hotel dan Casino di kelola kakak lelakinya Jonathan yang masih sendiri tapi terkenal playboy kelas berat, sementara Star media Asia oleh kakak perempuannya Stefani yang sudah menikah dengan putra konglomerat dari Hongkong.
Dia turun dari mobilnya dan berjalan ke lift menuju ruangan kerjanya di lantai 38. The Star media yang terdapat di New York membawahi, televisi, majalah, koran, perusahaan periklanan dan juga talent agen dari model dan acting. Banyak sudah model kelas dunia dan juga aktis dan aktor terkenal bernaung di bawahnya. Bisa di sebut para model, para aktor dan aktris yang bernaung di bawah agen the Star secara otomatis akan di salurkan ke dalam berbagai proyek di bawah The Star Entertaimen.
Bila dia model, bukan hanya bisa berjalan di atas panggung runway dari brand ternama dunia, tapi juga model iklan dan majalah Fashion milik The Star yang sudah bertaraf internasional. Bila suka akting maka akan di tarik membintangi serial televisi The Star dan juga studio film yang ada di Amerika dan Perancis. Untuk Studio film masih di pegang oleh papa dan mamanya Jeff Lee.
Jeff Lee sering bepergian ke berbagai negara dari mulai mengikuti Fashion Week dari Milan, Paris, New York hingga Hongkong. Tapi juga ke berbagai Festival Film bergengsi dunia. Di Gedung The Star inilah semuanya ada, dari Divisi televisi, Agent, periklanan, hingga media koran dan majalah.
Jeff tiba di ruangannya yang simple, moderen dan juga bercita rasa seni tinggi. Jeff di kenal sebagai pribadi bos yang perfesionis dan cuek. Harus terlihat sempurna, tapi juga memberi kebebasan kepada karyawannya. Semua tahu siapa dia. Ketika masuk semua sontak berdiri dan menghormatnya. Dua orang asisten pribadinya langsung mengikutinya.
"Maaf, sir ini majalah yang akan terbit bulan depan !" ucap seorang perempuan dengan dandanan dan pakaian yang unik serta berbeda, kaca mata nenek-nenek, rambut di potong pendek serta pakaian yang ngejreng. Tapi jangan salah dia adalah pimpinan redaksi majalah Fashion The Star.
"Pagi bos ini adalah katalog model kita terbaru! serta foto shoot di Barbados !' kata seorang lelaki berkacamata bukat dengan gaya kemayu. Dia seorang fotografer terkenal sekaligus juga pimpinan agensi model.
Begitulah setiap hari dia menerima laporan dari berbagai divisi diperusahaan miliknya. Memang semua keputusan terletak di tangannya. Sebagai seorang gay dia memiliki kemanpuan lebih. Jeff pernah belajar fotografi majalah jadi tahu yang terbaik. Pergaulannya pun termasuk luas.
Semua di mulai ketika papanya membangun kerajaan medianya sendiri, Jeff sejak SMU sering melihat ke studio film bagaimana membuat film, dari audisi setelah naskah dan judul film dibuat dan lain sebagainya. Ketika kuliah dia bekerja sambilan sebagai fotografer kontrak di sebuah majalah terkenal selama dua tahun. Itu cukup bagi dia mendapat pengalaman berharga di kemudian hari. Pergaulannya luas karena sering datang ke pesta elit baik pribadi maupun klub, maka Jeff kenal orang terkenal dari berbagai kalangan baik orang kaya maupun selebritis.
Jeff hanya mengangguk, ketika di sodorkan semua itu. Hanya itu, setelah itu mereka pun pergi. Asisten pribadinya mulai memberitahu tugas yang cukup berat baginya, karena bulan fashion week sudah tiba kembali, serta beberapa undangan pesta dari beberapa teman dan sahabat. Walau berat dan cape semua di jalaninya dengan baik, walau dirinya kesepian ...
Dia merindukan semua teman masa kuliahnya dulu yang selalu akrab dan dekat dengannya. Dia menatap undangan dari salah satunya yaitu Cindy. Dia tahu perempuan itu. Beberapa kali bertemu dengannya di berbagai pesta, dia menelpon gadis itu.
"Hai sayang !" sapanya.
"Oh babe, apa kabar! sudah terima udangan gue ?" tanya Cindy di seberang sana, dia harus berterima kasih banyak kepada Jeff, berkat dia dirinya dan suami bisa bertemu dan menikah.
"Sudah dong, iya gue akan datang kok !" jawab Jeff, yang bisa berbahasa Indohesia lagi berkat gadis itu dan lainnya.
"Gue juga undang Bastian dan Bagas loh !" ujar Cindy. Jeff tertegun sudah lama dia tidak bertemu keduanya.
"Oh ya, sudah lama tidak bertemu !" katanya pelan. Cindy terdiam ada sesuatu yang membuat teringat masa lalu ... yaitu Sheila !
Bersambung ....