Chereads / CRAZY GAY RICH ASIA / Chapter 4 - Bagian 4. Jeff Lee

Chapter 4 - Bagian 4. Jeff Lee

"Jeff Lee ?" seorang perwira polisi datang. Jeff terkejut, dia bangun dari tidurnya di dipan yang ada di dalam sel penjara setelah semalaman ...

"Eh, iya pak saya !" jawab Jeff mendekati sel.

"Hei, young man !" terdengar suara berat memanggilnya ternyata pria bertato itu.

"Ya ?" jawab Jeff, pria itu tersenyum mesum.

"Terima kasih atas yang tadi malam !" ujarnya sambil mengedipkan mata.

"Sama-sama !" jawab Jeff tersenyum. Sementara polisi gemuk yang memanggilnya menatap dirinya. Dan ternyata kakaknya Mike yang datang bersama dengan pengacara untuk membebaskannya dari penjara polisi.

Di dalam mobil tidak ada pembicaraan apapun, dia tahu itu bukan salahnya. Mereka sampai di rumah, Jeff langsung menuju kamarnya dan mandi. Tubuhnya terasa segar ketika air shower membasahi tubuhnya, dia mengusap rambut dan wajahnya dan mendesah ketika tangannya membelai menuju dada, putingnya dia memejamkan mata teringat apa yang terjadi malam itu di sel.

"Kamu mau menyentuhnya ?" tanya pria bertato agak parau suaranya, sambil memegang senjatanya yang sudah tegang, Jeff tertegun. Dadanya berdebar keras, kemudian menelan ludah. Sudah lama dia memendam perasaan seksuaitas yang ada di dalam dirinya. Jeff berdiri di pojokan yang awalnya takut, ini pertama kalinya dia di penjara dan bertemu tahanan seperti pria bertato teman satu selnya, yang kini berdiri di hadapannya.

"Ayolah, tidak apa-apa ... katanya dengan suara agak serak. Jeff terdiam menatapnya agak ragu, dia sempat memperhatikan sekitar selnya yang termasuk sepi. Perlahan dia mengulurkan tangan yang gemetar ke arah benda keras dan kenyal itu.

"Aaahhhh ... baby ..." deaah lelaki itu sambil tubuhnya mengejang ketika mendapat sentuhan dari Jeff dan sambil menelan ludah, dadanya semakin berdebar keras. Kemudian tangan itu mulai bergerak meremas dan kemudian mengocoknya perlahan.

"Ooohhhh yeah ... tanganmu lembut sekali ..." desah lelaki itu yang kini sangat dekat dengan wajahnya, deru nafasnya menerpa wajahnya, rupanya keduanya sama-sana mabuk dan tercium aroma minuman keras.

"Buka celanamu ..,." bisiknya, dengan nafaa terengah, Jeff menatap nanar lelaki itu, dia kembali menelan ludah dan perlahan membuka kancing celananya dan terlihat punyanya yang juga sudah menegang, muka Jeff memerah. Lelaki itu tersenyum.

"Wow, boleh juga ..." bisiknya kemudian, menyentuhnya.

"Aaaahhhh ... shit !" erangnya tanpa sadar. Dan kini keduanya saling menyentuh dan meremas. Deru nafas, desahan dan erangan terdengar di sel yang cukup sempit itu. Tiba-tiba lelaki itu mendorong tubuh pemuda itu ke dinding dan melorotkan celananya dan juga milik Jeff tak lama menghimpit tubuhnya ke dinding dan melumat bibir merah Jeff. Tubuh Jeff menegang tak percaya dia merasakan hal ini untuk pertama kalinya.

"Ooohh ...shit !" Jeff membuka mata, nafasnya terengah dadanya naik turun dan melirik kebawah terlihat sebuah noda putih menempel di dinding kamar mandinya. Nafasnya terengah, air shower membasahi tubuhnya kembali.

-----------------------

Keesokan harinya, dia pun berangkat ke sekolah seperti biasa. Dia memakai jas dan celana biru dengan merek sekolah di saku kirinya. Jeff sarapan seperti yang lainnya tak ada pertanyaan apapun dari bokap dan nyokapnya tentang kejadian kemarin, setelah itu pamitan pergi kesekolah di antar mobil.

Di sekolah pun semua berjalan seperti biasa. Tak ada gosip apa pun tentang insiden pesta kemarin. Kemarin memang Karen di sidang oleh kedua orang tuanya yang baru kembali dari luar negeri, hanya itu tak ada yang lainnya.

Begitulah kehidupan Jeff di LA, bersama para sahabatnya sering hang out ke mall atau nongkrong di Cafe atau pesta kecil-kecilan secara bergilir. Tak ada yang membullynya, tidak seperti di Singapura dulu. Semua tampak baik dan normal. Sebagai anak muda gaul, mereka pun selalu update berbagai tren dari baju dan lainnya.

Dan tibalah prom night, yang selalu di tunggu-tunggu para anak-anak. Sampai saat ini Jeff belum punya pacar, baik perempuan atau lelaki. Sebenarnya ada keinginan untuk itu, tapi tak cukup keberanian. Tak ada lelaki yang menarik dirinya di sekolah, termasuk para pemain Football. Sejak kejadian di sel itu dia lebih memilih lelaki yang lebih tua, dibanding sepantarannya.

Jeff mengetahui ada beberapa klub malam khusus gay. Apalagi ini LA, kota kedua yang terbuka tentang kaum gay setelah New York, baik legal umtuk pernikahan sampai yang lainnya. Apa lagi standar cowok ganteng di sini sangat tinggi, begitu pun untuk wanita. Maklumlah, semua orang bermimpi setinggi langit untuk menjadi aktor dan aktris terkenal, apa pun di tempuh dari jadi pelayan Cafe sampai yang lewat pintu belakang. Model hingga bintang film Blue.

Wajah Jeff, bila di bandingkan punya nilai 8 dan itu termasuk standar tinggi, di antara semua yang ganteng dan tampan. Wajah asianya membuat dia berbeda, apalagi tidak seperti chinese kebanyakan yang sipit dan putih. Dia harus berterima kasih kepada nyokapnya yang memamg bukan keturunan Chinese. Darah Jawa Jogyakarta dari kakek ibunya dan Sunda dari neneknya yang tinggal di Bandung. Sementara tingginya standar tidak tinggi dan pendek juga. Kalau di banding dengan bule Amerika rata-rata setinggi telinga atau lebih.

Wajah tampan dan sedikit imut, membuat dia di sukai para perempuan. Akhirnya Jeff memutuskan dengan berani untuk datang ke sebuah klub malam gay. Klub ini eksklusif dan harus menjadi member dahulu, dan bagi Jeff itu tak masalah, dia jago komputer. Karena selalu menjelajah situs-situs dewasa yang menayangkan film gratis. Dia pun beberapa kali membeli beberapa mainan seks untuk dia coba. Sejak awal dia sudah membulatkan tekad sebagai botty sejati.

Yap, dia sudah sering melakukan eksperimen liar dengan 'mainannya itu' . Tapi yang beneran belumlah dia rasakan. Ketika malam minggu tiba Jeff Lee pun pergi, kebetulan semua sedang tidak ada di rumah. Hanya dia seorang diri, dan itu sudah biasa, ada seseorang bodyguard yang selalu menjaganya. Uncle John Wong berusia 37 tahun, bertubuh, gempal tapi tidak gendut, kekar dan berotot, walau memang tidak sebesar binaragawan tapi cukup.

Kenapa harus ada dia disini, kata bokapnya takut di culik dan diminta tebusan. Dan itu bisa saja buka? orang kaya raya seperti mereka? sudah banyak yang seperti itu. Tapi Jeff tidak perduli setelah memakai pakaian kemeja dan celana panjang dia pun pergi.

"Mau kemana tuan ?" tanya Uncle John sambil menatap tuan mudanya.

"Pergi !" jawab Jeff singkat.

"Maaf tapi saya akan mengikuti kemana pun pergi !" masih tetap berdiri dan menatap dirinya.

"Oke siapkan mobil dan jangan banyak tanya lagi !" perintahnya. Uncle John pun menuruti semua perintahnya.

Tak lama mereka dalam perjalanan menuju klub, Jeff duduk di belakag sedang John menyetir mobil Mercedes Benz tipe terbaru. Tak lama Jeff tiba di klub malam yang di tujunya, dia tertegun karena antriannya panjang untuk masuk.

"Apa ini weekend ya? kok penuh ?" tanyanya sambil membuka jendela mobil sambil memperhatikan antrean panjang, di depan pintu gerbang ada dua bodygusrd.

"Tuan punya akses khusus ?" tanya Uncle John yang brewokan bertampang Cinese itu. Jeff tertegun dan mengangguk, dia mengeluarkan kartu member goldnya.

"Bagus biasanya, untuk akses khusus ada di samping gedung !" katanya, dan kemudian melajukan mobil menuju samping gedung berupa jalan kecil, Jeff pindah ke depan duduk di samping bodygyardnya.

Ketika tiba, John membuka jendela karena di sana ada penjaganya juga, dan memperlihatkan kartu member khusus. Penjaga itu menatap Jeff dan kemudian menunjuk pintu yang tidak jauh dari pos penjagaan. Jeff merasa senang, karena keinginannya terkabul ...

Bersambung ....