"BANGSAT!" umpatan kasar itu terdengar di sebuah ruangan khusus itu.
Sembilan puluh delapan dan satu orang ketua diruangan itu tengah berada di situasi yang serius. Tak ada gelak tawa dan lemparan candaan, semua bungkam ketika Afgar sang ketua mengumpat kasar sambil menendang kursi karena emosi.
"Gak becus! Lo semua kerjanya nggak becus! ARGHH!!!" teriaknya frustasi.
"Kenapa bisa bocor bangsat! Semua udah hancur kayak gini baru mau bertindak?!" bentaknya lagi.
"Panti Asuhan yang kita bangun susah payah dengan mudahnya diratakan?! ARGHH BANGSAT LO RYANN!!!!"
Tidak ada yang berbicara Selian Afgar, bahkan Alder yang ahli mencairkan suasana saja membisu.
"POKOKNYA GUE NGGAK MAU TAHU?! KITA HARUS BALAS DENDAM!"
"Gue setuju!" sahut Bima mengangkat tangan.
"Gue juga!"
"Gue juga!"
"Gue juga!"
Dan semuanya mengacungkan tangan.