Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Throne Of Eudor

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉYu_mar
--
chs / week
--
NOT RATINGS
29k
Views
Synopsis
Rowena Flora De Eudor adalah seorang putri mahkota kekaisaran Eudor yang mengemis kepada dewa agar ia dapat kembali ke masa lalu dan dapat mengubah segalanya, membalas dendam kepada orang yang telah merebut tahtah kekaisaran Eudor darinya. Akankah Rowena dapat mempertahankan apa yang memang menjadi miliknya dengan pengetahuanya akan masa lalu atau apakah semua itu hanya hal yang sia sia... Rowena Flora De Eudor Rowena adalah nama yang diberikan oleh yang mulia Ratu Amelia De Eudor ibu kandung rowena yang memiliki arti putri yang cantik yang memiliki sifat setia, penyayang, menyukai tantangan tidak suka dikekang dengan aturan... Flora merupakan nama keluarga ayah yang disertakan kepada setiap anak kaisar yang melambangkan daerah luas yang subur dan penuh dengan pepohonan rindang yang membawa kemakmuran bagi rakyat kekaisaran Eudor... Eudor merupakan nama dari kekaisaran yang telah menaklukan kerajaan kerajaan di benua De Eudor menjadika Eudor satu satunya kekaisaran yang berdiri di benua Eudor... Kerajaan Floradian adalah nama kerajaan sebelum peperangan terjadi di benua Eudor sehingga setelah selesai perang dan kerajaan Floradian memenangkan perang dengan kerajaan-kerajaan lain maka Kerajaan Floradian menjadi pusat dari kekaisaran yang bernama Kekaisaran Flora De Eudor memiliki arti bahwa kerajaan Floradian yang memenagkan peperangan di benua Eudor dan menjadi satu di bawah pemerintahan kekaisaran yang berasal dari keturunan darah kerajaan Floradian...
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Hinaan dan cacian yang keluar dari mulut para bangsawan memenuhi seluruh aula ruangan istana... Mereka menunggu untuk menyaksikan bagaimana seorang Putri Mahkota akan kehilangan gelarnya sebagai penerus kekaisaran yang sejak lahir ia miliki. Lebih-lebih lagi mereka sedang menunggu seorang Putri yang memiliki tempramen buruk di eksekusi. Tidak lain dan tidak bukan ini adalah sebuah pertunjukan tentang bagaimana keluarga yang kuat akan menjatuhkan keluarga lainnya yang berani untuk menduduki kursi penerus kekaisaran.

"Rowena Flora De Eudor kamu adalah seorang putri Floradian yang memiliki hati yang busuk sampai kamu berani merencanakan pembunuhan rakyat di wilayah Lebania dan meracuni adikmu putri Kristina dan ibumu ratu Elisa. Kamu tidak pantas menjadi putri mahkota dan penerus tahtah kekaisaran. Kekosongan putri mahkota akan diserahkan kepada Putri Kristina Flora De Eudor yang akan memimpin kekaisaran dengan bijak."

Dengan tatapan dinginya itu kaisar hanya melihatku dari atas tahtahnya, ia duduk dengan santai, melihat putrinya ini dihakimi oleh seluruh bangsawan kekaisaran. Semua ini hanya akal-akalan busuk Kristina dan Ratu Elisa untuk menyingkirkannku dari posisi tahtah. Walaupun aku membenci Ratu Elisa sebagai ibuku tapi aku sudah mengganggap Kristina sebagai adikku sendiri. Aku sungguh tak menyangka ia akan menusukku dari belakang seperti ini, seorang putri yang sangat mirip dengan ibunya merebut apa yang bukan menjadi miliknya.

"Ayah...apakah kamu akan membiarkan putrimu dipermalukan seperti ini...Aku bahkan tidak melakukan apapun kepada Kristina dan Ratu Elisa semua ini hanya akal busuk mereka untuk menurunkanku dari posisi putri mahkota. Ayah tidakkah kamu percaya kepadaku"

Ia menghampiriku yang terduduk di lantai dengan air mataku yang berlinang, menunduk dan berbisik kejam..

"Rowena putriku apakah kamu pernah mendengarkanku walau sekalipun, aku sudah mengatakan kepadamu untuk menjaga sikap dan memperbaiki prilakumu. Tapi apa yang kamu lalukan membunuh dan meracuni...seorang kaisar harus menegakan keadilan dan tidak akan bisa menggampuni seorang pembunuh, bahkan dewa sekalipun akan mengutukmu untuk semua yang telah kamu lakukan .."

"Tapi ayah..."

Belum selesai aku berbicara seorang bangsawan meneriakiku dengan sangat kejam bahwa tidak ada hukuman yang paling benar selain hukuman dari pedang Eudor untuk seorang putri mahkota yang melakukan pembunuhan kepada masyarakatnya sendiri dan keluarganya...

Tanpa kusadari pedang itu telah ada di depanku, aku memohon kepada ayah untuk memberikanku kesempatan kedua tapi ia bahkan tak mengedipkan mata sedikitpun melangkah mendekatiku...

Mengayungkan dan srattt...

Suara besi dan daging yang saling berpalu satu sama lain bergema di seluruh aula ruangan crasss...Bau darah segar yang menyengat meyebar ke seluruh ruangan tanpa bisa ku lihat, tes tes tes...

Seketika aku membuka mata wajah Ana adalah yang pertama kali kulihat sambil tersenyum ia mentapku dan berkata "maafkan saya karena tidak bisa menjaga putri dengan baik selamat tinggal".

Ana terjatuh kelantai punggungnya penuh dengan darah, pedang itu menyebabkan sayatan yang sangat besar pada tubuh Ana. Aku menangis sejadi-jadinya meminta pertolongan tapi mereka hanya melihat dengan tatapan merendahkan. Darah Ana mulai mengalir memenuhi lantai yang aku duduki, bahkan kini seluruh badanku sudah bermandikan oleh darah Ana.

Tanpa sadar tanganku bergerak menggambar lingkaran sihir yang mengelilingi tubuhku dengan cepat mana sihir mulai meluap keluar dari dalam diriku dan darah dilantai megering bagaikan ikut menguap bersama. Berkali-kali aku memohon kepada dewa untuk menyelamatkanku, aku bersujut dan mengemis agar ia menjawabku, aku berteriak lagi dan lagi agar dia membawaku keluar dari sini tapi semua itu tidak dihiraukannya...mungkin dewa juga menganggap aku adalah orang yang tidak patut untuk diselamatkan.. Aku mulai mengucapkan mantra sihir kata demi kata dan menjadi kalimat.

"Hentikan dia jangan sampai ia pergi sebelum mendapatkan hukumannya, gunakan semua kekuatan kalian untuk menghentikannya bahkan jika itu sampai membunuhnya" Seru seorang bangsawan.

Dentuman suara senjata saling berpalu dengan sihir yang aku buat, beberapa serangan itu lolos dan mengenai tubuhku... sayatan demi sayatan aku terima darah segar mengalir deras dari luka yang ditimbulkan. Sekali lagi aku memohon kepada dewa agar menyelamatkanku, menghentikan semua hal ini. Aku dengar jika kita dalam keputusasaan dan meminta pertolongannya ia akan menjawab dan mengabulkan permintaan kita, tapi apa yang aku dapatkan kali ini hanya pengabaian yang menambah sakit hatiku. Tidak cukup dengan ayahku bahkan kini dewa yang katanya menjadi pelindung bagi keturunan Floradian kini juga mengabaikanku.

Kini para bangsawan sudah mengelilingiku, beberapa dari mereka mencoba untuk menebaskan pedang mereka lebih dalam agar menjangkau leherku tanpa memperdulikan mereka, aku mengambar lingkaran sihir kedua dengan darahku sendiri aku mencoba mengingat-ingat kembali lingkaran sihir teleportasi yang pernah aku lihat di sebuah buku terlarang. Struktur lingkaran sihir yang paling kuat dan paling susah yang aku pelajari membutuhkan banyak mana untuk mengaktifkannya, tanpa ragu-ragu aku mulai mengaktifkannya tanpa mematikan sihir pelindung diluarnya. Membuat seluruh ruangan dipenuhi dengan cahaya terang yang menyilaukan, mata ayahku tampak mebelalak melihat apa yang aku lakukan membuat sebuah lingkaran sihir teleportasi yang bahkan master menara kekaisaran akan membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya karena kerumitan dan bahan yang digunakan membutuhkan darah dari pembuat lingkaran sihir tersebut yang kini cocok dengan situasiku saat ini.

Dengan sekuat tenaga aku mempertahankan sihir perlindungan membagi mana sihir dengan sihir teleportasi, sekali lagi aku meminta pertolonga kepada dewa tapi kali ini aku meminta nya dengan kata yang sedikit kasar.

"Hei dewa sialan... setidaknya jika kamu tidak bisa turun dan menolongku untuk menghentikan semua ini kamu bisa membagikan sedikit kekuatanmu untuk membantuku mengaktifkan lingkarang sihir ini. Itu satu-satunya cara agar kamu tidak dipermalukan karena tidak bisa menjaga seorang bocah manusia dari musuh-musuh yang mencoba membunuh anak pertama keturunan Floradian."

Beberapa detik kemudian lingkaran sihir yang aku buat menyala seluruhnya artinya seluruh garis-garis yang membentuk sudah penuh terisi dengan mana sihir. Aku mengeja satu demi satu mantra yang terdapat pada lingkaran sihir itu, membulatkan suara agar terdengar lebih kuat. Dengan kedipan mata mantra-mantra itu bergetar hebat dan mulai terangkat secara bersama-sama, menciptakan sebuah lingkaran sihir merah darah yang sempurna.

Para bangsawan yang mengelilingiku terkejut dan mulai menjauh ketakutan beberapa bahkan melarikan diri keluar dari aula istana dan beberapa terpaku tidak bisa bergerak menyaksikan semua ini. Mereka pertama kali melihat sihir yang begitu besar dan berwarna merah darah. Air mataku yang terus keluar kini berubah menjadi darah menetes dilantai dan sekejap hilang ikut meguap bersama mana. Aku melihat sekali lagi keseluruh ruangan mengunci satu-persatu orang-orang yang menjatuhkanku, terakhir kali kulihat sekali lagi wajah ayah sang kaisar Eudor berharap agar aku bisa memperbaiki semua ini dan hidup bahagia disampingnya, tanpa melupakan balas dendamku dan ibuku kepada wanita-wanita licik itu Kristina dan Elisa. Kini saat nya mengucapkan perpisahan....

"Sampai Jumpa lagi ayah kita akan segera bertemu kembali"