Aku terbangun oleh dahan yang jatuh dan suara gunting yang saling berpadu, suara tukang kebun yang sibuk memangkas pohon di halaman depan istana membuatku tidak bisa melanjutkan tidur ku lagi. Aku dengan cepat menyadari mereka sedang sibuk menghias taman dengan bunga lili putih yang menjadi bunga kesukaan Kristina. Sungguh persiapan yang merepotkan. Mereka mengganti semua bunga mawar merah yang tumbuh dengan bunga lili putih yang bahkan tidak bisa tumbuh sempurna dibawah sinar matahari Eudor, mereka menggantinya seakan itu hal yang sudah biasa untung menyambut hari ulang tahun Kristina yang akan segera datang, tentu saja hal ini merupakan perintah dari Ratu Elisa.
Seakan mengetahui aku yang sudah terbangun dari tidurku Ana dengan sigap masuk dan membawakan secangkir susu coklat panas yang cocok untukku, dan tanpa berkata aku langsung meminumnya sampai habis.
"Selamat Pagi Yang Mulia Putri Mahkota Rowena Flora de Eudor , Lambang Kecantikan Eudor Semoga Matahari Kejayaan dan Kekuatan Eudor Selalu Bersinar Terang."
"Selamat Pagi Ana, apakah semalam tidurmu nyenyak..?"
"Tentu saja yang mulia, tidur saya sangat nyenyak sampai saya melupakan apa yang saya mimpikan."
Ana sangat buruk dalam berbohong apalagi saat berbicara denganku. Aku mengetahui apa yang ia maksud hanya dengan melihat sorot matanya itu. Sebelum mulai menjadi pelayanku Ana merupakan seorang prajurit wanita di keluarga Marquess Ridric yang memiliki basis dalam pertahanan diri yang sangat bagus. Ibuku yang mengunjungi keluarga Marquess pertama kali bertemu dengannya yang berlatih dengan prajurit laki-laki lainnya. Dengan tatapan matanya yang sendu ibuku meminta Ana untuk menjadi maid khususku walaupun Ana yang bukan dari keluarga bangsawan akan tetapi karena Ratu Amelia de Eudor yang meminta secara langsung maka tidak ada yang bisa menolaknya Ana pun mulai mendampingiku dari saat itu sampai sekarang. Ana akan mengecek keadaanku selama dua jam sekali ia akan datang melalui jalur rahasia yang menghubungkan kamarku dan kamar Ana. Hal ini aku ketahui ketika Ana dengan santainya menanyakan apa yang aku mimpikan ketika aku terbangun dan hanya menatap jendela selama berjam-jam, aku yang terkejut dengan pertanyaan Ana menanyakan kembali apa yang ia maksud dengan itu....karena aku mengetahui tidak ada seorang pun saat itu diluar maupun dikamar selaian aku sendiri. Dengan suara yang gugup ia mengatakan bagaimana ia mengetahui hal tersebut. Aku yang mengetahui hal tersebut sangat marah karena ia menyembunyikan hal sebesar itu dariku, bahwa dengan adanya jalur itu ia berani memata-mataiku. Tapi sekarang semua itu berbeda, aku tidak akan marah lagi karena aku tau bahwa segala yang ia lakukan hanya untuk melindungiku, ia melakukan segala cara menjagaku bahkan itu harus menggunakan nyawanya sendiri.
"Sangat menyenangkan bisa bersama-sama denganmu lagi Ana"
Aku memeluk Ana yang berdiri di samping tempat tidurku ia sangat terkejut dengan tingkah lakuku yang imut itu.
"Apa yang anda katakan Yang Mulia Putri kita bahkan belum pernah berpisah sejak umur anda 2 tahun."
Aku hanya mengelengkan kepalaku medengar apa yang Ana katakan. Dulu mungin aku sangat membencinya tetapi setelah aku melihat bagaimana ia berani menerima tebasan pedang Kaisar Eudor itu, aku merasa sangat berterimakasih ia tetap bersamaku sampai akhir.
"Ana hari ini aku ingin mengganti seluruh pakaian di lemari ku untuk menyambut musim semi... tolong pangilkan penjahit kerajaan untuk menemuiku siang ini"
"Baiklah Yang Mulia Putri"
Pagi ini Ana menyiapkan air hangat dengan mawar merah yang dipetik di kebun istana, aku sangat menyukai mawar terutama mawar hitam yang memiliki wangi musim panas khasnya akan tetapi mawar hitam hanya dapat tumbuh di bagian barat kekaisaran Eudor yaitu pada wilayah Grand Duke Of Graft dengan musim dan suhu yang sangat cocok untuk menumbuhkan dan memekarkan bunga mawar hitam. Selain itu seluruh kekaisaran Eudor mengetahui bunga kesukaanku sehingga para bangsawan mulai untuk mengikuti kebiasannku dengan berendam menggunakan bunga mawar hitam, hal ini tentu saja membuat daerah wilayah barat menjadi produsen satu-satunya bunga mawar hitam untuk seluruh wilayah di Kekaisaran Eudor.
Pagi ini aku tidak bisa lagi untuk hanya makan di kamarku, karena hanya sehari saja aku tidak terlihat maka dayang istana akan mulai menyebarkan rumor yang tak jelas tentangku membuat seluruh kekaisaran menjadi penuh dengan rumor yang dibuat-buat oleh musuh-musuhku terutama orang-orang yang menginginkan Kristina diangkat sebagai putri mahkota yang akan meneruskan kekaisaran Eudor. Tentunya aku tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi, tidak lagi !!!
Aku memilih gaun dengan warna hitam gelap yang berhiaskan permata merah darah dengan membuang pita-pita besar yang menghiasinya. Gaun ini cocok dengan warna kulitku yang putih merona sehingga menonjolkan diriku yang memakainya. Walaupun aku baru berumur tujuh tahun kecantikan seorang keturunan Kaisar terlihat dengan jelas dengan warna rambut pirang emas dan bola mata merah darah yang berkilau bagaikan bongkahan permata ruby. Di Kekaisaran Eudor hanya keturunan kaisar, beberapa bangsawan dan keturunan kerajaan yang kalah dalam perang yang dibiarkan hidup memiliki warna rambutnya masing-masing sesuai identitas kerajaan wilayahnya terdahulu. Sedangkan bangsawan yang bekerja untuk kekaisaran dan masyarakat kekaisaran akan memiliki warna rambut yang umum yaitu coklat tua dengan warna mata yang sama dengan warna rambutnya. Hal ini tentunya akan membawa perbedaan perhatian yang besar jika seorang keturunan kerajaan berbaur ke kerumunan masyarakat.
Dengan sengaja aku sedikit terlambat untuk datang, begitu aku masuk ke ruang makan terlihat ayahku yang sudah duduk dengan raut wajah yang masam di ujung meja. Disamping kiri terlihat ibu tiriku yang duduk bersebelahan dengan adikku kristina.
"Selamat Pagi Yang Mulia Kaisar Attex Flora De Eudor, Lambang Keagungan Eudor Semoga Matahari Kejayaan dan Kekuatan Eudor Selalu Bersinar Terang."
Selamat Pagi Yang Mulia Ratu dan Selamat Pagi Kristina"
"Setelah kemarin kamu tidak ikut makan pagi bersama sekarang kamu menyuruh kami untuk menunggumu datang Rowena!"
"Maafkan aku ayah....Aku mengalami mimpi buruk semalam dan susah untuk tidur ditambah lagi dengan suara ribut di pagi hari membuatku sedikit merasa pusing."
Raut wajah ayah sedikit mengerut dengan apa yang aku katakan...aku berpikir sejenak apakah ada yang salah dengan apa yang aku katakan barusan... seketika tersadar...dimasa lalu aku tidak akan pernah memanggil ayahku dengan sebutan ayah bahkan ketika ia meminta untuk memanggilnya begitu alasanya tidak lain karena rasa benciku. Ia mengangkat Elisa sebagai selir kekaisaran tanpa sepengetahuan ibuku, membuat-buat alasan bahwa semua itu demi kedamaian kekaisaran. Ibuku yang merasa tidak dicintai lagi setiap hari menangis setelah mendengar berita kehamilan Elisa yang baru saja mengginjakan kakinya di istana. Dengan hati yang sudah hacur sangat mudah untuk menyudutkan ibuku. Sakit hati karena cinta yang dihianati tidak dapat ditanggungnya, ia meminum racun yang disuguhkan amelia tanpa bertanya lagi kenapa...sedikit demi sedikit ibu jatuh sakit dan meninggal. Tentu saja ayah merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan sampai membuatku menjadi seorang putri yang tidak mempunyai ibu lagi, tetapi memang penyesalah akan selalu datang pada akhir dan aku bukan lah seorang putri yang dapat menerima semua itu dengan hati yang lapang. Sebagai seorang keturunan Floradian aku bukan putri yang akan menyerahkan begitu saja tempatku kepada orang yang memintanya....aku mempertahankannya dengan susah payah sampai pada akhirnya semua itu menjadi sia-sia karena memang tidak mudah untuk berjalan dijalan penuh dengan duri tanpa bantuan dari siapapun.
"Baiklah duduklah segera"
"Terimakasih Ayah"
Aku duduk di samping kanan ayahku... menandakan akulah penerus kekaisaran yang menjadi prioritas setelah sang kaisar hal ini, tentunya membuat Sang Ratu akan menjadi prioritas ketiga dalam hal apapun.