Karena istana Bromelia tidak bisa Ratu Elisa kuasai atas perintah dari Yang Mulia Kaisar Attex maka Ratu Elisa mulai untuk membatasi akses apapun yang berurusan dengan istana Bromelia termasuk dengan mensabotase dan mengurangi anggaran istana.
"Ana kamu catat ini dengan baik, besok pagi aku akan menyampaikan hal ini kepada ayah"
Tanpa disuruh pun sebenarnya Ana sudah mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh Lady Aimee dengan sangat teliti
"Baik yang mulia putri"
"Berapa banyak koki dan maid dapur yang keluar setelah anggaran istana dikurangi Lady Aimee?"
"Ratu Amelia hanya memperkerjakan sedikit koki yang benar-benar ia sukai dan mempunyai kemampuan memasak yang unggul dibandingkan koki di istana yang lain yaitu tiga bersaudara sebagai koki utama yang masing-masing mempunyai tanggung jawabnya terhadap menu makanan yang akan dihidangkan setiap harinya, satu wakil koki yang mengurus keuangan seluruh dapur dan lima orang maid dapur yang bertugas membantu dan menghidangkan makanan di meja makan. Setelah kepergian Ratu Amelia mereka memutuskan untuk tetap bertahan disini untuk menjaga istana maupun untuk membuatkan Yang Mulia Putri Mahkota makanan jika anda berkunjung ke Istana Bromelia, akan tetapi mereka tidak bisa mewujutkan hal itu karena tanpa biaya hidup tidak mungkin untuk tetap bertahan di istana Bromelia dan juga tidak ada alasan lain lagi bagi mereka untuk tetap mempertahankan posisi mereka di istana sebagai koki istana jika tidak ada keluarga kekaisaran yang mengunjungi istana Bromelia. Sehingga dengan sedih hati mereka memutuskan untuk meningalkan istana dan memulai kehidupan di luar istana kekaisaran"
"Jadi mereka memutuskan meninggalkan istana kekaisaran.... apa yang mereka lakukan di luar istana kekaisaran apakah mereka membuka sebuah rumah makan...?"
"Benar sekali yang mulia....mereka membuka sebuah rumah makan dari sisa-sisa upah yang masih mereka miliki, menyewa sebuah bangunan rumah tua di pinggir sungai utama Araluen. Mereka memberikan nama rumah makan itu dengan nama istana bromelia yaitu Bromeli dengan harapan mereka akan bekerja dengan hati yang nyaman seperti bekerja di istana Bromelia"
"Bukankah rumah makan itu adalah salah satu rumah makan yang terkenal disana ...?"
"Anda tau itu yang mulia...?"
"Bagaimana anda bisa tahu akan hal itu yang mulia?"
Aimee dan Ana tampak terkejut karena aku mengetahui mengenai rumah makan itu. Tentu saja rumah makan Bromelia sangat terkenal dengan masakan-masakannya yang mempunyai cita rasa masakan istana yang terbuat dari bahan-bahan makanan segar yang sangat berkualitas. Hal ini aku ketahui saat aku menginjak usia ke lima belas tahun dan mencoba melarikan diri dari istana kekaisaran yang akhirnya hanya sampai pemukiman ibukota karena tersesat saat mencoba untuk menghindari jalan utama agar tidak tertangkap dan berkhir di depan sungai Araluen. Tanpa sadar aku berjalan menulusuri sungai Araluen dan sampai di depan rumah makan tua dengan banyak orang yang berkerumun didepannya yang mencoba untuk mendapatkan kursi yang kosong, dengan papan nama yang unik dan nama yang familiar itu aku menerobos kerumunan dengan cepat dan mengambil kursi paling ujung. Dengan cepat pelayan menghampiri dan menanyakan pesanan makananku.
"Selamat datang di rumah makan Bromeli nona, apa yang ingin anda pesan...?"
"Makanan!!!"
Dengan kikuk aku menjawabnya dengan suara yang lantang, membuat semua berhenti sekejap dan melihat ke arahku untuk memastikan apa yang terjadi dan kembali melanjutkan makan siang mereka.
"Tolong sajikan makanan yang terkenal disini"
Pelayan dihadapanku tersenyum dan menawarkan satu set makan siang dengan harga satu koin perak yang lengkap terdiri dari makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup yang disajikan langsung secara bersama-sama. Berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan makan di rumah makan yang berada di pinggir jalan utama ibukota dan di istana, penyajian makanan disini berbeda yaitu pemberian jarak waktu penyajian makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup.
"Silahkan dinikmati..."
Tampilan yang diberikan untuk sebuah makanan di rumah makan tua yang berada di pinggir sungai Araluen sungguh di luar ekspetasi yang aku banyangkan, bagaimana mungkin sebuah rumah makan tua ini memiliki koki yang dapat menandingi koki-koki di istana. Hal ini membuatku merasa tertarik untuk segera mencicipi makanan yang berada di hadapanku ini, cita rasa yang berasal dari buah, sayur dan daging dicampur dengan sangat baik yang mengeluarkan cita rasa unik yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Makanan ini adalah hasil dari proses bertahan hidup koki yang hampir tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan yang ia miliki untuk memasak. Waktu itu aku belum tahu penderitaan apa yang menyebabkan sebuah rasa masakan tercipta ditengah penjuangan untuk melanjutkan hidup tapi hari ini aku mengetahuinya tidak akan semudah membalikan telapak tangan bagi seseorang untuk berdiri mandiri setelah sebelumnya ia menjadi koki istana yang dicintai dan dianggap paling berbakat dibawah perlindungan seorang Ratu yang dikaguminya tapi kini harus berjuang sendiri dengan sedikit emas yang tersisa tanpa bantuan orang lain dan hanya mengandalkan diri mereka sendiri untuk bertahan di tengah persaingan perdagangan yang ketat.
Ana tampak sangat penasaran bagaimana aku bisa sampai mengetahui tentang rumah makan Bromeli, Ana memasang wajah ingin taunya sampai aku tak bisa lagi untuk menahannya.
"Aku mendengarnya dari para pelayan yang membersihkan kamarku, aku dengar rumah makan itu sangat terkenal saat ini dengan masakanya yang menandingi makanan di istana dan rumah makan di jalan utama ibukota"
Tentu saja aku mengarang cerita itu... jika aku mengatakan yang sebenarnya bahwa aku pernah pergi ke sana Ana tidak akan percaya dan terus bertanya sampai ia mendapatkan jawaban karena tentu saja sampai saat ini aku belum pernah sekalipun keluar dari istana kekaisaran.
"Aku sangat ingin tahu apakah mereka akan bersedia untuk kembali bekerja ke istana Bromelia jika aku memintanya mengingat mereka kini sudah memiliki rumah makan dan memiliki cukup banyak pengunjung...?"
"Kita belum tahu jika kita belum mencobanya yang mulia....Tapi yang saya ketahui rasa kesetiaan mereka terhadap Yang Mulia Ratu Amelia sangat tinggi karena mereka diberlakukan seperti keluarga oleh Ratu Amelia termasuk saya sendiri oleh karena itu jika anda yang meminta untuk kembali ke istana Bromelia untuk membantu anda mereka dengan senang hati bekerja di bawah perintah anda sebagai putri Ratu Amelia dan Putri Mahkota Kekaisaran Eudor"
"Begitukah menurutmu Lady Aimee...."
"Iya yang mulia putri..."
Memikirkan hal itu perasaanku sedikit lega karena jika aku harus mencari koki untuk bekerja di istana Bromelia, aku tidak boleh sembarangan dalam memilih dan langsung menyerahkan semua tanggung jawab dapur begitu saja. Akan sulit untuk memberikan kepercayaan kepada orang yang baru bekerja di bawah pengawasan kita apalagi kini kekaisaran Eudor dipenuhi oleh pendukung-pendukung Ratu Elisa yang bisa saja merencanakan-rencana yang tak diduga-duga untuk melenyapkan para musuhnya yang ia anggap berbahaya. Apalagi keluarga Marquess Ridric dianggap saingan keluarga Marquess Lebania dalam perebutan tahtah kekaisaran selanjutnya walaupun sekarang tahtah putri mahkota dipegang olehku tanpa adanya bantuan dari keluarga ibuku aku akan menjadi mangsa yang sangat empuk untuk dapat dihancurkan menjadi berkeping-keping.