"Selamat siang yang mulia putri... jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, anda harus segera bangun untuk bersiap-siap pergi ke istana Bromelia untuk bertemu dengan para koki karena anda membuat janji bertemu jam 3 sore. Anda harus segera bergegas, saya sudah menyiapkan teh hangat dan gaun musim semi yang diberikan oleh madam Greisy yang dibawa dari utara dan telah di sesuaikan dengan tinggi badan anda yang mulia" Ana membangunkan Rowena dengan hati-hati.
"Baiklah Ana" Rowena menjawab sambil meregangkan tubuh kecilnya itu.
Dengan sedikit istirahat tidur siang tubuh ini merasa bugar kembali aku pun segera bersiap-siap untuk segera pergi ke istana Bromelia. Gaun yang diberikan oleh madam Greisy terbuat dari kain yang sangat ringan, gaun ini tidak menggunakan penyangga yang membuat gaun menjadi mengembang akan tetapi menggunakan beberapa helai kain tebal yang ringan dan halus yang hebatnya masing bisa ditembus oleh angin sehingga tidak terlalu panas untuk digunakan. Warna kuning pada gaun yang ditambah dengan renda hitam bergambar bunga mawar menambah cantik dan elegan sebuah gaun yang dapat dipakai untuk berjalan-jalan ringan di kebun istana pada sore hari akan tetapi hari ini aku tidak ada waktu hanya untuk sekedar menikmati musim semi yang baru tiba karena begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ana ingin menata rambutku dengan membiarkannya terurai, akan tetapi aku meminta untuk mengikatnya karena volume rambutku banyak dan bergelombang ditambah lagi panjangnya sudah mencapai pinggangku jika membiarkanya terurai di tengah musim semi hanya akan merepotkanku untuk dapat bergerak dengan bebas. Sehingga aku meminta Ana untuk mengikat dan melilitkanya sehingga hanya meperlihatkan tengkuk leherku yang indah. Sepatu yang kugunakan hari ini pun adalah sepatu tanpa hak karena tidak akan baik untuk pertumbuhan tinggi badanku jika terus menerus menggunakan sepatu berhak tinggi dan juga agar aku lebih bisa berjalan dengan sedikit leluasa dari pada harus terus berhati-hati karena takut jika aku bergerak secara sembarangan akan melukai kaki kecilku ini.
"Yang mulia, kereta sudah disiapkan dan sudah berada di depan istana"
"Baiklah ayo segera untuk berangkat" Seperti biasa karena kamarku yang berada begitu jauh untuk dapat mencapai kereta aku pun meminta Ana untuk mengendongku. Aku tidak ingin tenagaku habis hanya untuk berjalan menuju ke depan istana.
"Ana bisakah kamu mengendongku" Rowena bertanya dengan nada yang rendah dan wajah yang sedikit memerah
"Tentu saja yang mulia" Ana mengendong Rowena dengan hati-hati agar gaun yang Rowena gunakan tidak sampai terlipat dan berkerut.
Seperti biasanya aku ditemani oleh Ana dan Lord Bram menuju ke istana Bromelia disepanjang jalan angin berhembus sesekali mengiringi perjalanan. Didepan istana Bromelia Lady Aimee sudah menunggu kedatanganku dengan beberapa orang dibelakangnya.
"Selamat Sore Yang Mulia Putri Mahkota Rowena Flora de Eudor, Lambang Kecantikan Eudor Semoga Matahari Kejayaan dan Kekuatan Eudor Selalu Bersinar Terang."
"Selamat Sore Lady Amee...maafkan atas keterlambatanku apakah kalian sudah menunggu lama" aku berbicara kepada Lady Aimee dan melirik ke orang-orang yang berada di belakangnya.
"Tidak sama sekali yang mulia...Anda datang tepat waktu" pungkas lady Aimee
"Kamilah yang datang mendahului yang mulia, kami sangat senang akhirnya dapat bertemu dengan Yang Mulia Putri Mahkota sehingga memutuskan untuk datang lebih awal kami tidak ingin sampai anda menunggu untuk hanya bertemu dengan pelayan seperti kami" mereka menjawab secara bersama-sama tanpa berani memandang
"Tidak, itu tidak menjadi masalah sekarang siapa yang menunggu siapa, tetapi bolehkan aku mengetahui namamu terlebih dahulu ...?" Rowena menanyakan dengan penasaran
"Maafkan kelancangan kami Yang Mulia Putri Mahkota sampai lupa untuk memperkenalkan diri...Perkenalkan kami adalah tiga koki bersaudara yang memiliki janji bertemu dengan anda hari ini. Nama saya Addy kakak tertua dari tiga bersaudara, disamping saya adalah adik saya bernama Adney, dan adik terakhir saya bernama Aidyn kami adalah koki yang melayani Ratu Amelia terdahulu di Istana Bromelia" Addy memperkenalkan dirinya dan adik-adiknya kepada Rowena yang tampak bingung melihat ketiga orang yang nampaknya hanya sedikit lebih tua dari Lord Bram yang berhadapan denganya saat ini
"Ohhh aku sangat terkejut samapi tidak bisa berkata-kata, kalian bertiga memiliki wajah dan tinggi badan yang sama hanya potongan rambut kalian yang tampak berbeda. Aku tidak menyangka koki tiga bersaudara yang akan aku temui hari ini memiliki wajah yang sama dan memang bersaudara, aku kira orang – orang menyebut kalian bersaudara hanya karena sifat kerja keras kalian yang sama dan sama – sama bekerja di istana Bromelia. Maaf karena aku samapi tidak mengenali tamuku sendiri" Rowena menjelaskan dengan wajah yang terkaget karena melihat tiga orang yang memiliki wajah yang sama sekarang berada di hadapannya.
"Anda tidak perlu meminta maaf yang mulia, sudah biasa jika orang yang bertemu kami akan terkejut bahkan dapat dikatakan semua orang di kekaisaran ini akan mengatakan dirinya bermimpi jika melihat kami berjalan bersama-sama" Aidyn menjawab sambil tersenyum sumringan karena merasa konyol menceritakan bagaimana orang-orang selama ini melihat dia dan kakak- kakaknya.
"Yang mulia ada baiknya jika kita melanjutkan pembicaraan kita di dalam. Saya sudah menyiapkan teh dan beberapa camilan yang dibawa oleh Addy, Adney, dan Aidyn dari toko mereka. Anda akan menyukai makanan kue kering dengan berbagai rasa yang dibawanya dari toko mereka" Aimee menyambung pembicaraan
"Baiklah Lady Aime" Aku mengiyakan ajakan Lady Aime dan mengikutinya masuk ke dalam Istana Bromelia, Ana mengikutiku masuk dan Lord Bram seperti biasa menjaga di depan pintu istana dengan posisinya.
"Silahkan dinikmati yang mulia ini adalah kue kering yang saya buat sendiri dengan adonan yang dicampur dengan berbagai toping buah-buahan yang ada di kekaisaran Eudor anda pasti akan menyukainya untuk pendamping teh snack anda" Addy menjelaskanya dengan senyum diwajahnya yang tak henti-hentinya mengembang.
"Terimaksih Addy aku akan menikmatinya" Rowena mengambil satu potong kue kering yang diatasnya berisi buah bluebery yang membuatnya semakin cantik dan sayang untuk dimakan "Uhhh, seperti katamu Addy ini sangat cocok untuk mandampingi waktu minum teh. Dengan rasa yang ringan dan tidak terlalu manis serta rasa buah segar yang masih melekat membawa cita rasa sendiri, aku akan sangat senang jika besok aku dapat memakanya lagi di waktu senggangku dengan teh yang hangat"
"Tentu saja yang mulia jika anda ingin kami akan membawakanya kembali untuk anda besok dengan rasa yang lebih banyak untuk anda, kami sangat senang jika anda dapat menikmati kue yang kami buat walaupun itu tidak seberapa diandingkan kue-kue yang terdapat di istana utama Eudor yang dibuat dengan bahan-bahan terbaik di kekaisaran ini" Addy yang tampak bersemangat karena pujian yang diberikan oleh Rowena kembali murung dengan ucapan yang ia keluarkan sendiri.
"Kamu terlalu merendahkan diri, bahkan aku rasa kamu tidak tau seberapa berbakatnya kemampuan memasakmu itu Addy. Bahkan jika kamu mengatakan koki utama istana Eudor selalu mendapatkan bahan makanan yang memiliki kualitas tinggi tetapi jika mereka tidak memiliki kemampuan memasak maka mereka tidak akan dapat mengolah bahan-bahan makanan itu dengan baik, kamu tau kan hal itu bagaimana rasa masakan seorang koki tidak hanya bergantung dari bahan makanan nya saja tapi juga bergantung dengan bagaimana koki itu mengolah bahan masakan yang tidak memiliki kualitsa yang baik menjadi masakan yang dapat dinikmati oleh orang-orang sehingga terlepas dari kualitas bahan makanan itu, sehingga kamu berhak menerima pujianku untuk itu"
"Terimaksih yang mulia putri mahkota" mereka menjawab secara bersama-sama mendengarkan setiap kata yang aku ucapkan dengan sangat baik