Setelah menunggu sekitar dua hari akhirnya penjahit dari wilayah Ridric datang dengan menunggang kuda. Sebenarnya membutuhkan waktu sekitar tiga sampai dengan empat hari untuk menuju ke istana kekaisaran menggunakan kuda dan sekitar enam sampai dengan tujuh hari jika menggunakan kereta barang. Akan tetapi dengan perintah kaisar mereka sampai di istana kekaisaran hanya dengan waktu dua hari yang dimana selama perjalanan mereka memacu kuda tanpa beristirahat sedikitpun, saat ini sampai di istana kekaisaran dengan cepat merupakan pilihan utama mereka. Mendengar bahwa seorang putri mahkota yang tidak memiliki gaun musim semi pasti membuat kepala keluarga Ridric merasa kesal karena tentunya putri mahkota merupakan bagian dari keluarga Ridric.
"Yang Mulia Putri Mahkota... Penjahit dari wilayah Ridric telah datang, mereka ingin segera bertemu dengan Yang Mulia. Apa yang harus saya lakukan Putri...?"
"Baiklah Ana... Untuk sekarang kamu antarkan mereka ke ruangan yang telah disiapkan, sampaikan kepada mereka untuk beristirahat untuk hari ini. Aku akan bertemu mereka besok pagi, atur semua hal yang mereka butuhkan...aku akan menyerahkan semua itu kepadamu Ana."
"Baiklah Yang Mulia Putri Mahkota"
Belum selesai mengurus gaun musim semi, kini aku harus memikirkan gaun apa yang harus ku pakai pada acara pesta ulang tahun Kristina. Setelah mengurus semua ini sendiri, aku menyadari bagaimana susahnya para pelayan itu menyiapkan segalanya untukku. Aku memang orang yang sangat bodoh sampai memecat seluruh pelayan yang melayaniku, kini hanya tersisa Ana yang aku bebankan semua tugas padanya. Mungkin sudah saatnya aku meminta ayah untuk menyiapkan beberapa lady in waiting atau pelayang yang bisa membantuku dalam mengurus gaun, jadwal, dan makananku. Mungkin aku akan mengambil tiga orang bangsawan dan beberapa pelayan yang memiliki kemampuan yang aku mau, untuk itu aku harus mencari informasi mengenai lady bangsawan yang tertarik untuk membantuku. Untuk sekarang aku akan berusaha sendiri mempersiapkan segalanya dengan bantuan Ana.
"Yang mulia putri, bagaimana dengan tempat tinggal para tamu dari wilayah Ridric? Karena mereka adalah para sanak saudara anda apakah akan membiarkan mereka menyewa sebuah penginapan di ibukota atau apakah mereka akan tinggal di istana?"
Aku berpikir sejenak tentang apa yang Ana tanyakan. Sebenarnya bukan menjadi masalah yang besar jika menyewakan sebuah penginapan di ibukota untuk mereka akan tetapi Elisa akan menyediakan Istana Realsi untuk tempat tinggal sementara Keluarga Marquess Lebania bukankah akan menjadi sesuatu yang tidak adil jika keluarga yang memiliki kedudukan sama akan tetapi satu akan tingal di istana dan yang lainnya tinggal di luar istana.
"Tentu saja aku akan menyiapkan tempat dinggal di istana untuk keluargaku Ana. Sore ini aku akan berkunjung ke Istana Bromelia tolong kamu sampaikan kepada para pelayan yang bertugas disana untuk menyiapkan segalanya. Aku akan pergi ke ruangan kerja ayah terlebih dahulu untuk memberitahunya."
"Baiklah yang mulia"
Tepat jam tiga sore aku pergi untuk menemui ayah ke ruang kerjanya, sesampainya di depan ruangan kerja ayah aku tidak melihat satu pun prajurit yang berjaga di depan pintu. Dengan satu ketukan ringan seorang lelaki seumuran ayah membukakan pintu dan menyambutku dengan hangat. Ia merupakan tanggan kiri ayah sekaligus pengurus istana yang memberikan perintah kepada seluruh pelayan yang bekerja di istana. Alberto Franst merupakan orang yang mendampingi ayah saat pertamakali menduduki tahtah kekaisaran, dibawah tanggung jawabnya segala pekerjaan yang diperlukan untuk keluarga kekaisaran akan ia jalankan dengan baik bahkan tanpa adanya kesalahan. Ia dibawa oleh ayahku saat pertama kali mengunjungi wilayah Daylend dengan melakukan penyamaran ke ibukota wilayah, tanpa ada satu orang pun yang mengenalinya Alberto saat itu dengan santainya memberi salam dan menanyakan tujuan dari kedatangan seorang putra mahkota ke wilayah Daylean tanpa pemberitahuan apapun. Sontak putra mahkota yang terkejut langsung mengarahkan sejatanya kepada Alberto, bagaimana seorang pelayan di sebuah rumah makan bisa mengetahui wajah seorang putra mahkota bahkan ketika ia sudah mengganti warna rambut dan matanya dengan ilmu sihir. Mendengar pertanyaan itu Albert langsung tertawa dan menunjuk ke arah belati yang dipegang oleh putra mahkota. Tidak akan ada orang yang berani untuk membawa belati perak mitril dengan ukiran burung Phoenix emas yang melambangkan keluarga kekaisaran Eudor, kecuali sang pangeran putra mahkota sendiri. Dengan tatapan yang mengejek ia lanjut berkata "apakah orang yang berada di depanku saat ini merupakan orang dungu yang bahkan tidak tau seberapa pentingnya sebuah belati yang ia genggam sekarang". Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Alberto ia langsung memasukan belati itu ke jubahnya. Ayah saat itu yang masih menjadi Putra Mahkota merasa jengkel sekaligus bodoh mendengar apa yang dikatakan Alberto ia menyiapkan penyamaran dengan baik tapi dengan ceroboh membawa belati perak mitril tanpa menutupinya, mungkin selama ini para penjaga wilayah yang ia lewati tidak menyadari akan kehadiran belati sangat ceroboh atau sebaliknya orang yang berada di depanya ini sangat teliti akan kehadiran orang lain. Seketika putra mahkota merasa tertarik dengan Alberto dan menawarinya untuk menjadi penunjuk jalan selama berada di Daylend dengan upah 1 coin emas perharinya, tanpa berpikir panjang tentu saja Alberto muda saat itu langsung menerima permintaan dari putra mahkota dan ia pun berakhir berada di samping Ayah sampai saat ini.
"Selamat Sore Yang Mulia Putri Mahkota Rowena Flora de Eudor , Lambang Kecantikan Eudor Semoga Matahari Kejayaan dan Kekuatan Eudor Selalu Bersinar Terang."
"Selamat sore, Alberto senang bertemu denganmu kembali"
"Apakah ada yang bisa saya bantu yang mulia...?"
"Aku ingin bertemu dengan Ayah... Apa ayah ada di dalam saat ini..?"
"Tentu saja yang mulia, mohon tunggu sebentar saya akan menyampaikan kepada Yang Mulia Kaisar"
"Baiklah"
"Yang mulia silahkan masuk, mohon maaf membuat anda menunggu di depan pintu, karena akhir-akhir ini yang mulia kaisar sangat sibuk mengurus ijin kedatangan para pemimpin dan keluarga wilayah yang harus beliau jamin tidak akan ada kesalahan nantinya."
"Terimakasih Alberto"
Dengan dokumen yang bertumpuk di meja aku tidak dapat melihat ayah sama sekali ia tertutupi dengan kertas-kertas putih yang tertumpuk tinggi di depanya. Aku memangil ayah dengan suara yang nyaring tanpa memberi hormat terlebih dahulu dan langsung menuju ke meja kerjanya, Menghampiri dengan senyum anak usia 7 tahun yang lucu.
"Selamat sore ayah ..."
Dengan wajah dinginya itu ia melihatku dengan datar tampaknya ini belum berhasil meluluhkan hatinya, aku harus mencobanya kembali di lain waktu.
"Ini pertama kalinya kamu datang ke ruang kerjaku, ada apa?"
"Tentu saja karena aku sangat penasaran dengan ruangan yang menjadi tempat ayah bekerja sepanjang hari, apakah aku tidak dapat melihatmu kesini ayah?"
"Bukankah tidak ada yang dapat menolak apa yang kamu mau selama ini, lakukan sesuai dengan kemauanmu seperti biasanya"
"Kalau begitu, aku akan sering-sering berkunjung kesini untuk menemanimu Ayah"