Aku terbangun dengan terengah-engah ditengah malam musim dingin yang sunyi, tak terasa air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Darah hangat yang tergenang dilantai menjadi alasku melarikan diri ke masa lalu. Ya, aku Rowena Flora de Eudor keturunan dari Kaisar Agung yang menaklukan seluruh kerajaan di benua Eudor yang menjadikan satu kerajaan di bawah nama Eudor sekarang harus mengemis kepada dewa sialan itu untuk dapat kembali ke masa lalu. Mungkin kata iblis lebih tepat untuk disebutkan karena ia hanya menonton aku yang tersiksa bahkan ketika aku meminta tolong untuk diselamatkan ratusan bahkan ribuan kali di bawah kaki indahnya itu ia hanya menonton aku tersiksa dan mengembalikan aku ke masa lalu setelah ia puas melihat darah keluar dari setiap sayatan ditubuhku.
"Lupakan dewa sialan itu, Sekarang aku harus fokus untuk mempersiapkan segala sesuatu yang aku butuh kan untuk tidak berakhir seperti Rowena yang kehilangan segalanya bahkan tahtahku sendiri."
Aku melihat ke sekeliling ruangan tempat aku terbangun atap yang tinggi dengan ornamen kristal yang tergantung tepat ditengah-tengah ruangan, dinding yang kokoh yang berlapiskan emas dan rak emas besar yang isinya adalah tujuh buah set perhiasan dengan ukiran berbeda yang menjadikan batu kristal merah darah sebagai poin utama, tentu saja aku menyandari dengan cepat. Kamar ini berada di istana utama kekaisaran Eudor dan tujuh buah set perhiasan itu menandakan umurku sekarang.
Tetapi untungnya dewa sialan itu masih dapat diandalkan karena mengirimku kembali sebelum usiaku yang menginjak kesepuh tahun karena jika melewati itu mungkin aku akan lebih mengutukmu.
Di usia ku yang ketujuh tahun ini aku harus kembali belajar dengan segala pelajaran yang diberikan kepada keluarga kaisar, lebih-lebihnya aku yang merupakan anak pertama kaisar yang harus meneruskan tahtah yang memang menjadi miliku bahkan sebelum aku dilahirkan karena itu memang hakku!
"Huff untunglah semua ingatanku tidak ada sedikitkun yang dihapus, semua buku-buku yang diberikan kepadaku untuk mengalihkan perhatianku kepada masalah kerajaan memang tidak ada yang tidak berguna"
"Tok-tok, yang mulia putri mahkota saya mohon untuk masuk"
"Selamat Pagi Ana"
Pelayan yang ada di depanku sekarang ini adalah pelayan yang datang dari keluarga ibuku. Sebagai putri mahkota yang nantinya akan meneruskan tahtah kerajaan mau tidak mau aku memiliki banyak musuh yang membuatku harus berhati-hati, dan yang hanya dapat aku percaya di kerajaan ini adalah keluarga ibuku yang memang menjadi back up kekuatannku untuk tetap bertahan menjadi putri mahkota walaupun banyak serangan serangan yang mungkin takakan kalian pikirkan sama-sekali karena itu kakekku marquess Ridric bersedia mengirimkan Ana sesuai permintaan ibu. Walaupun sebelumnya aku sama sekali tidak percaya dan tidak suka kepada Ana karena aku beranggapan Ana adalah mata-mata yang dikirimkan oleh kakek agar tetap dapat mengontrolku teryata hal itu semuanya salah. Ana adalah pelayan setiaku bahkan ia rela mengkorbankan dirinya saat pedang Kaisar Eudor itu diangkat untuk menebas leherku.
"Selamat Pagi Yang Mulia Putri Mahkota Rowena Flora de Eudor , Lambang Kecantikan Eudor Semoga Matahari Kejayaan dan Kekuatan Eudor Selalu Bersinar Terang. Yang Mulia matahari pagi sudah bersinar terang, anda harus segera bangun saya sudah mempersiapkan susu yang dicampur dengan bunga mawar hitam dari kawasan barat daratan Eudor"
"Terimakasih Ana"
Ana tampak terkejut dengan apa yang barusan aku katakan, karena biasanya aku akan berteriak dan melemparkan gelas kepadanya untuk keluar dan tidak membangunkanku. Sudah menjadi rahasia Kekaisaran Eudor bahwa putri mahkota yang baru berusia tujuh tahun terkenal dengan tempramen dan sikap nya yang buruk. Ana yang tampak terkejut tidak dapat mengatur ekspresinya, walaupun Ana sudah menjadi pelayanku semenjak aku berumur dua tahun aku sangat menjaga jarak ku dengannya.
Aku bergegas bangun dari tempat tidurku yang langsung dipandu oleh Ana. Dengan sikapku yang dulu aku sangat benci dengan orang yang bergerak lambat dan mendengar suara nafas mereka yang berada di sekelilingku maka para pelayang yang melayaniku akan berusahan untuk menahan nafas mereka ketika berada di sekitarku dan mereka akan bergerak cepat tanpa kata. Tapi tentunya jika hal ini terus aku lakukan maka tidak akan ada yang berada di pihaku aku akan sangat mudah untuk diserang dan disabotase tidak akan ada yang membantuku ketika seseorang ingin membunuhku karena bahkan mereka telah lelah melayani putri yang kejam dan tidak punya perasaan seperti yang terjadi di masala lalu. Oleh karena itu aku akan mengubah jalan hidupku dan mulai merencanakan jalan cerita balas dendam yang menyenangkan.
"Ana..."
"Ya yang mulia..."
"Sekarang adalah tahun 521 Kekaisaran de Eudor kan...?"
"Benar yang mulia"
"Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan sampai dengan pesta ulang tahun adikku Kristina...?"
Ana membelalakan matanya, ia seperti tidak percaya dengan apa yang aku katakan...Kristina aku menyebut dia adikku dengan mulutku sendiri. Dengan nada yang rendah Ana menjawab dengan ragu-ragu.
"Yang mulia, adik anda Kristina Flora de Eudor akan segera menginjak umur yang ke 6 tahun pada bulan 5 tahun 521 kekaisaran de Eudor yang jika dihitung maka hanya tinggal sembilan hari lagi dari sekarang."
"Hem... Sembilan hari ..."
Ana memandangku dengan wajah yang bingung dan cemas Ana pasti akan berpikir aku akan merencanakan sesuatu hal yang buruk untuk mengacaukan pesta hari ulang tahun Kristina. Tentu saja apa yang dipikirkan Ana tidak akan terjadi karena aku tidak akan membuat ayahku membenciku karena melihat wanita-wanita yang hanya bisa membuat masalah. Tentu saja sebagai anak umur tujuh tahun yang memiliki segalanya menjadikan aku anak yang nakal bahkah para nanny yang mengurusku tidak akan kuat bahkan untuk tinggal selama satu bulan saja. Aku terkenal dengan nama tuan putri mahkota yang suka mengacaukan pesta yang bahkan tidak akan ada yang dapat melarangku berbuat seperti itu karena mereka takut jika sedikit saja menyingguku maka akan berurusan dengan sang kaisar yaitu ayahku walaupun kaisar adalah ayah yang dingin terhadapku semenjak kematian ibu, tapi aku tetaplah anak kandungnya dan yang akan menjadi penerus kekaisaran. Tentu saja ayahku juga memiliki batasan akan kenakalanku yang pernah aku langgar dan itu membuatku berakhir dengan dipindahkan ke The Durrex Palace of Eudor atau istana durrex adalah istana yang tertutup dengan di kelilingi dinding yang tinggi tentu saja dengan keamanan yang rendah dengan begitu musuhku dapat dengan mudah membuat aku menderita dan dengan mudah mengambil tahtah mahkota kekaisaran akan tetapi semua itu tidak akan berakhir seperti yang mereka mau.
Setelah selesai berendam dan mengeringkan diri aku meminta Ana untuk menyiapkan gaun yang paling sederhana yang aku miliki tentu saja ini sekali lagi membuat Ana terkejut. Ana bingung dengan apa yang aku katakan tanpa berpikir panjang aku membuka lemari gaunku yang tentu saja untuk gaun sehari- hari hanya terdapat gaun dengan warna cerah dengan hiasan pita yang berlebihan tidak ada gaun yang sederhana untuk dapat disebut sederhana pada lemari bajuku.
"Hah.."
"Yang mulia apakah anda baik baik saja...?"
"Iya aku baik-baik saja"
Aku memutuskan untuk hanya memakai gaun tidurku karena aku tidak akan ikut sarapan pagi tentu saja hal ini karena aku harus menyiapkan pertemuan pertamaku setelah aku kembali bukan sebagai Rowena yang nakal dan tidak bisa diatur akan tetapi sebagai Rowena yang telah berumur 21 tahun dengan dendam yang tak akan pernah puas untuk dibalaskan. Aku meminta Ana untuk membawakan sarapan ke kamar karena tentu saja untuk memulai hari aku membutuhkan tenaga. Ana membawakanku dua potong roti dan satu gelas susu putih segar tentunya Ana merasa konyol hanya dengan mengidangkan makanan yang sederhana seperti ini sesuai dengan permintaanku.
"Yang mulia.. untuk jadwal pelajaran hari ini akan diisi oleh Madam Greta yang akan mengajarkan sejarah kekaisaran Eudor untuk itu anda harus bersiap-siap"
"Baiklah...tolong siapkan gaun belajarku"