44. Kian Memburuk
"Mas Ramdan?"
Pria yang rela menjepitkan kakinya ke pintu adalah suamiku. Ia datang dengan wajah sayu, mendobrak pintuku agar bisa masuk, lalu memelukku.
"Nufus ... jangan tinggalin, Mas."
Aku terhenyak. Ramdan ngigau atau gimana? Tubuhnya terlihat lemas, jalan saja sempoyongan. Tunggu! Bau apa ini?
"KAMU MABUK, MAS?!"
Saat kepala suamiku mengangguk di atas bahuku, saat itu pula aku langsung menjauh darinya. Tubuhnya ambruk ke lantai, mengigau sebentar, lalu bangkit lagi. Aku takut Ramdan memperlakukanku dengan buruk.
Kenapa suamiku sampai mabuk begini? Padahal dalam agama kami tidak diperbolehkan. Mendekatinya saja dilarang tapi Ramdan malah sampai minum. Aku tidak habis pikir, seberapa berat masalahnya sampai lari dari Tuhan?