43. Menghindar
Aku menghabiskan banyak waktu berada di perusahaan Arqom. Setelah berpamitan dengan Yolla di parkiran, aku berjalan seorang diri menuju pinggir jalan. Ada halte di sekitar sini. Aku akan naik bus untuk pulang ke rumah.
Naya dan Lami sudah kuchat untuk berpamitan secara tak langsung. Tidak mungkin aku kembali ke dalam seorang diri. Aku bukan karyawan di perusahaan ini. Mana bisa aku keluar masuk seenak jidat.
BRUK!
"Ma—Nufus!"
Aku terhenyak. Sembari membenarkan letak tasku yang semula terjatuh, kepalaku perlakan mendongak.
"Mama Qonita?"
Wanita itu langsung menghambur ke pelukanku. Aku kaget, reflek terhuyung ke belakang sebab mendapat beban secara tiba-tiba. Beruntung aku bisa mengimbanginya, namun tidak dengan membalasnya.
"Mama kangen banget sama kamu. Kenapa gak main lagi ke rumah Mama?" tanyanya usai pelukan kami terlepas. Aku hanya bisa tersenyum canggung.
