'Aaa'
Kedengaran suara seperti di alam surga, sungguh sangat indah untuk didengar, ah tunggu — tunggu!
Perlahan aku membuka mata, dan samar-samar melihat bidadari cantik dalam gaun putih cerah, di rambutnya ada semacam aksesoris, jepit bunga Marigold.
Hah, di mana ini?! jelas ini semua membingungkan, kulihat sekeliling yang kosong tanpa berisi benda apa-apa, kecuali meja kantor dengan tumpukan kertas yang terpampang di depanku.
Serius ini dimana, apa aku sudah mati!? tenang Haruto, yakinlah jika kamu sedang bermimpi.
Begitu aku memikirkan itu, bidadari itu berjalan ke arahku sembari membawa sebuah kertas yang ada di meja kantor tadi.
"Ehem-ehem ... selamat datang Nishimiya Haruto, kamu adalah manusia dari bumi yang ketiga datang ke alam ini."
Setelah bidadari mengatakan itu, jantungku berdegup kencang.
"Hahh?! bidadari apa maksudmu aku datang ke alam ini?"
Bidadari itu berhenti sejenak, lalu menyerahkan kertas yang dibawanya dari meja tadi kepadaku. Dan menyuruhku untuk membaca kertas itu.
Aku hati-hati membaca kertas itu, dan mataku seketika melotot ketika melihat kata "Mati" .
"Ma — matii ....!?"
Aku kemudian jatuh merangkak, sembari berteriak cukup keras.
"Mustahil ....!?"
"Anu Nishimiya-san, kalau kamu tahu, kamu mati konyol loh, hihihi...."
Kuangkat kepalaku, dan berkata ke bidadari, dengan nada cukup pelan.
" ... Mati konyol?"
"Ya mati konyol, kamu mati karena diinjak-injak, bukankah itu sangat lucu ... fufufufuuu ...."
Ketika bidadari itu tertawa, kepalaku terasa seperti akan meledak, tetapi dengan tenang aku mengatakan; penyebab kenapa aku bisa mati.
"Bolehkah saya mengambil kembali kertas itu?"
Aku lalu berdiri memegangi lututku, sembari memberikan kertas milik bidadari tadi.
"Baiklah kalau diperkenankan, saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu … nama saya Angela Marigold Megami, saya seorang Megami(Dewi) bukan bidadari."
"Dewi?"
"Itu benar saya dewi."
Namanya Angela Marigold Megami, dan namanya juga mudah diingat, akan kuingat itu. Lagi pula jika kamu melihat dewi ini, dia benar-benar sangat cantik, dan dia juga berbau seperti parfum mahal.
Ketika aku berpikir sejenak, sang dewi melanjutkan kata-katanya sembari melihat kertas itu.
"Tentang kematianmu Nishimiya-san."
"Ya ...."
Aku menelan ludahku, sembari memasang telingaku erat-erat agar bisa mendengar dengan jelas.
"Di atas kertas ini tertulis kamu mati karena diinjak-injak oleh puluhan gadis, ah, apakah kamu benar-benar penjahat kelamin?"
"..."
Aku terdiam lalu tiba-tiba kaget.
"Penjahat kelamin?!"
Apa maksud dewi ini! eh tunggu, sekarang adalah Hari Valentine jika aku tidak salah ....
Aku mati karena diinjak saat itu! itu benar sekali, bagaimana dewi ini bisa tahu ....!?
"Apakah kamu berpikir, bagaimana aku bisa tahu?"
"Aahh kamu bahkan bisa membaca pikiranku!?"
"Itu benar, berkat keterampilan [Reflexions] itu adalah keterampilan yang membuatmu bisa membaca pikiran seseorang."
"Sungguh? bukankah itu keterampilan yang berbahaya ...."
Aku yakin keterampilan seperti itu bisa dengan mudah melihat seseorang yang selingkuh dari kita, lalu kita menyudutkannya dan boom ... dia tertangkap.
"Bukankah itu terlihat buruk?"
"Maksudmu?"
"Tentang selingkuh, bagaimanapun juga saya adalah seorang dewi yang tidak memungkinkan untuk memiliki pasangan."
Ah aku pikir dewi bisa menikah, dan kemudian melahirkan seorang anak, eh tunggu .....
"Whaa, kamu membaca pikiranku lagi!"
"Ah maaf, haha sudah lama saya tidak berbicara dengan manusia bumi ... mungkin sudah lama, jadi lebih baik kamu duduk dulu."
Aku melihat sekeliling lagi, mataku berputar dan mencari kursi, tetapi aku tidak dapat menemukan apapun selain dewi dengan meja kantornya.
"Duduk? jangan bercanda, tidak ada kursi di sini, apakah aku harus duduk bersila di sini?"
"Jangan khawatir, saya juga bisa melahirkan anak, kamu tahu-"
"Duduk! maksudku duduk, dewi bodoh!"
"Oh duduk, baiklah [Crate: Chair]"
Setelah dewi merapal mantra, sebuah kursi biru langsung muncul di hadapanku, aku malah bingung sendiri dengan apa yang sudah terjadi.
"Ba-bagaimana bisa kursi ini muncul begitu cepat?"
"Itu berkat keterampilan [Crate] adalah skill yang bisa membuat hal-hal selain elemen dan senjata, jadi [Crate] hanya bisa digunakan untuk mengeluarkan hal-hal yang ada di ingatanmu selain yang saya katakan tadi."
"Begitu, jadi keterampilan itu hanya berguna untuk membuat benda sehari-hari?"
"Itu benar, ah duduklah lalu biarkan saya mengatakan sesuatu tentang kematianmu."
Aku lalu duduk di kursi biru tadi, dewi juga mengeluarkan keterampilan [Crate] lagi dan mengeluarkan kursi yang sama yang aku gunakan, dia kemudian duduk dan meluruskan kertas-kertas yang berserakan di atas meja, selain kertas yang dibahas tentangku.
Kertas yang sedang dia rapikan tiba-tiba menghilang setelah ditiup oleh dewi, aku bahkan tidak berkedip karena terkejut.
"Ehem-ehem, Nishimiya Haruto, siswa SMA Arashi kelas X C, berjenis kelamin laki-laki, makanan favoritnya adalah yang manis-manis, minuman favoritnya adalah minuman kaleng rasa buah."
Setelah aku mendengar itu, aku kemudian mendobrak meja kantor di depanku.
"Oi tunggu! apa maksudmu dengan membahas prioritas milik pribadi!"
"Kamu lucu juga Nishi-miya-san ...."
"Matamu menatap remeh padaku, apa maksudmu!?"
Dewi terdiam sesaat, lalu menatap tajam ke depanku, aku bahkan menutup mulutku dan terdiam seperti patung, tak bernyawa.
"Saya paling benci, manusia yang tidak menghormati dewi!"
Dewi mendorong mejanya tepat di depanku, jantungku berpacu sangat cepat hingga mataku hampir keluar, ini benar-benar mengejutkan seperti jumpscare di film-film horor.
Sial dia marah karena aku apa yang harus aku lakukan!?