Chereads / Sekaide Wa Daremoga Sorera O Sukidesu Isekai Mo Suki / Chapter 2 - Apakah Kematianku Aneh?

Chapter 2 - Apakah Kematianku Aneh?

Dewi marah kepadaku, karena aku berkata kasar, dan terlihat menyinggung perasaannya, bahkan sekarang ini aku merasa bersalah.

"Dewi kamu marah?"

"Kamu tidak berpikir, melihat perubahan ekspresi di wajah saya?!"

Ah dia benar-benar marah, bagaimana ini, apa aku harus meminta maaf kepada dewi? atau haruskah aku membiarkannya saja selama beberapa menit? sepertinya dewi ini adalah tipe pemaaf, jadi aku akan mencoba untuk memilih; meminta maaf ... yoosh pasti bisa.

Aku turun dari kursi dan merosot di lantai sembari menundukkan kepalaku, lalu dengan sopan meminta maaf kepada dewi.

"Tolong maafkan aku dewi, aku kasar padamu dan tidak sopan, aku yakin itu yang membuatmu marah."

"Permintaan maafmu tidak lengkap, coba ulangi lagi!"

Eh ... dia benar-benar merepotkan, apa aku tidak melakukannya dengan benar, sikapku benar bukan? haruskah aku bersujud di hadapannya, ah itu bukan pilihan yang baik, tetapi jika memang harus ....

"Jadi, apakah saya harus bersujud di depan anda, saya tahu ini adalah permintaan maaf yang terhormat di negara saya?"

"Tidak perlu, saya tahu kamu akan meminta maaf pada saya, sebenarnya saya hanya mengujimu."

"Eh, menguji?"

"Itu benar, selama kamu tahu manusia Bumi kebanyakan tidak menyenangkan untuk diajak berbicara, tidak seperti kamu yang berhati mulia ini."

Wow saya dipuji oleh dewi! kenapa aku bisa meleleh dari pujian ini, dia benar-benar dewi yang baik dan cantik, aku salah menilai dia ... maafkan aku dewi, aku suka hatimu yang baik, itu benar.

Bahkan air mataku mengalir karenanya, aku benar-benar terharu sampai mengangguk sendiri.

"Apakah kamu takut sebelumnya, hihi pasti terkejut ya … sebenarnya kamu juga harus sopan ketika berhadapan dengan dewi, karena saya akan menghidupkanmu kembali di kehidupan kedua."

"Maksudmu dewi, seperti Isekai?"

"Ya benar, Ise-kai?"

Oi ... oii bukankah ini menyenangkan, keinginanku untuk menjadi pahlawan di dunia lain, aku suka ini, terutama jika aku menjadi raja di sana pasti menyenangkan.

"Setuju! kirim aku ke sana segera dewi, aku tidak sabar!"

"Tenang-tenang, saya masih punya sesuatu untuk memberitahumu, duduklah sementara saya menjelaskan kematianmu."

Ah, apakah kematianku aneh? toh itu tidak penting, yang terpenting aku mati dan kemudian hidup di akhirat ini, selanjutnya aku akan dikirim ke dunia lain. Itu bagus, tidak perlu basa-basi, ini-itu, aku hanya ingin segera dikirim ke sana.

"Jadi Nishimiya-san, silakan duduk dahulu."

"Ah duduk ya?"

Aku lalu duduk kembali di kursi biru, sembari merapikan perosotan kursiku karena goncangan dewi tadi.

"Tentang kematianmu, tertulis di sini bahwa kamu meninggal karena diinjak-injak oleh sekitar dua puluh gadis, jujur ​​​​saja saya terkejut. Jika dilihat, wajahmu memang tampan, tidak hanya itu penampilanmu juga keren, tidak heran kamu jadi objek perebutan dua puluh gadis tadi."

Dua puluh, apakah benar-benar sebanyak itu? selain itu aku tidak ingat semua detailnya, yang kuingat adalah; hanya disuruh mengambil cokelat dari gadis-gadis itu.

Ah benar ... karena memperebutkanku, mereka saling mendorong dan tidak sengaja mendorongku ke tanah. Lagi pula ketika aku jatuh, mereka masih berkelahi dan mengira aku masih berdiri di depan mereka semua, meskipun aku diinjak seperti karpet!!

"Sepertinya kamu sudah mengerti kematianmu? jadi saya tidak perlu menjelaskannya lagi."

Aku tidak terkejut lagi kali ini, dewi yang menggunakan keterampilan [Reflexions] itu adalah keterampilan membaca pikiran yang sangat menyenangkan.

"Sepertinya kamu tidak terkejut lagi kali ini? ngomong-ngomong kamu tahu, sebenarnya anak laki-laki di sekolah tidak sedih ketika kamu meninggal, mereka malahan membuat pesta yang menyenangkan."

"Apa!!"

Aku kaget, benar-benar kaget.

"Di sisi lain, gadis-gadis menangis, sampai ada seseorang diantara gadis itu yang bunuh diri, betapa malangnya hidup mereka."

Kalian para pria biadab, hanya karena mereka tidak sepopuler diriku, tidak kasihani aku sama sekali. Pesta mengapa mereka mengadakan pesta tanpa mengundangku? ah iya juga aku sudah mati ... tapi apakah mereka benar-benar bahagia? berasa banget kalo aku hidup jadi hantu, bakal kuhantui mereka sampai akhir hayat, huahaha.

"Bukankah kamu sudah mati?"

"Oh itu memang benar, tapi aku merasa ingin sekali membalas dendam pada mereka, yang berpesta pora karena kehilangan saingan terberat, yaitu diriku!"

Lagipula gadis-gadis sialan itu tak kan kumaafkan!

"Apakah kamu tidak merasa kasihan pada gadis yang bunuh diri karena kamu?

Dia membaca pikiranku lagi, menakutkan ....

"Dewi sampai kapan kamu akan menggunakan keterampilan itu padaku ... soal itu, mereka juga salah, karena mereka lah aku terbunuh, tapi aku senang akan dikirim ke dunia lain."

"Ah, kamu terlihat bahagia."

"Betul sekali, aku sudah terima pada nasibku ini."

"Begitukah?"

Aku tersenyum lebar pada sang dewi, dalam diriku sudah teguh pada keputusanku, lagipula aku sudah menerima kenyataan bahwa diriku telah mati.

"Jadi Nishimiya Haruto-san, apakah kamu benar-benar memilih untuk hidup kembali di dunia lain?"

"Ya ... keputusanku kuat!"

Saat aku mengatakan itu, wajah dewi terlihat sedikit lebih serius.

"Apakah kamu serius, hidup di dunia lain di mana Raja Iblis berada?"

Raja iblis? seriusan ....?

"Nishimiya Haruto-san?"

"Ah ... kalau tidak ada tantangan itu tidak akan menyenangkan, lagipula, aku sudah sering mendengar tentang Raja Iblis di setiap anime yang aku tonton, bahkan aku pemain MMORPG online, levelku juga telah mencapai 190, aku seorang pemain pro."

Dewi menghela setengah nafasnya, lalu dia tersenyum padaku dengan wajah yang sangat cantik dan terlihat tulus.

"Syukurlah kamu benar-benar ingin hidup di dunia lain, lalu sebelum kamu pergi, saya ingin memberimu beberapa keterampilan dan memilih salah satu dari kertas-kertas ini!"

Dewi menerbangkan kertas berisi gambar dan teks tentang keterampilan, kertas itu terbang kesana kemari, aku bahkan kesulitan menangkap kertasnya.

Saat aku meluruskan kertas-kertas yang jatuh berserakan di dekatku, mataku melihat sebuah keterampilan yang sepertinya cocok untukku, hanya saja dewi menyuruhku berhenti mengumpulkan kertas, dia juga menyuruhku untuk diam.

"Sebenarnya keterampilan yang ada disana hanyalah petunjuk untukmu, karena keterampilan yang akan saya berikan padamu adalah ....!"

Jantungku berdegup kencang, begitu aku melihat dewi dengan wajah sangat serius, diikuti dengan mulutnya yang terbuka untuk mengatakan sesuatu yang benar, kuharap itu adalah keterampilan yang cocok untukku.

"Keterampilan [Mesmerize] adalah satu-satunya yang cocok untukmu!"

Aku ternganga setelah mendengar nama keterampilan itu, bahkan wajahku terlihat bingung.

Apa sebenarnya keterampilan yang dikatakan dewi?

"Mes-mes apa?"

"Mesmerize."

"Mes-mesmerize ....?"

"Itu benar [Mesmerize] terdengar tepat untukmu kan?"

"Hah?"