Chereads / Sekaide Wa Daremoga Sorera O Sukidesu Isekai Mo Suki / Chapter 4 - Magistrate Monster Penasaran

Chapter 4 - Magistrate Monster Penasaran

"Saya akan membuatmu setuju segera!"

"Bukankah itu sama dengan memaksa ...!?"

Dewi ingin menghakimiku, aku tidak tahu apa artinya sama sekali? sepertinya aku punya firasat buruk.

"Kamu akan segera tahu apa hukumannya, [Summon: Magistrate]"

Sebuah lingkaran ungu dengan simbol magis muncul tiba-tiba, tepat di depan sang dewi, perlahan lingkaran sihir itu mengeluarkan cahaya yang menyilaukan dan tawa iblis yang menakutkan, setelah itu keluarlah sesosok tengkorak, yang membawa sabit ganda berwarna hitam yang membentuk silang.

"Menakutkan ....?"

Apakah ini eksekusi mati? sepertinya begitu, mengingat yang dia panggil mirip dengan malaikat maut, itu benar-benar menakutkan.

Hanya saja namanya bukan Grimreaper, tapi Magistrate ....

'Bledar!'

Su-suara apa itu? mataku melotot ketika aku menoleh ke belakang dan melihat sebatang besi berbentuk salib, dan setiap salib ada semacam belenggu besi yang terbuka dan menunggu orang untuk dikunci di belenggu itu.

"Dewi kamu bercanda kan?"

"Karena kamu selalu menunda-nunda, supaya kamu tahu, masih banyak pekerjaan untuk saya, tapi kamu membuat tugas sepele ini begitu lama ... jadi saya akan memberimu hukuman yang berat!"

Serius, terlihat seperti dewi yang sangat serius, terutama jika kamu melihat Magistrate ini, benar-benar menakutkan, dia benar-benar menyerupai Grimreaper ... kecuali jubahnya saja berwarna ungu.

Mata Magistrate berkilat merah, lalu menggerakkan sabit berbilah ganda dan membuat tindakan seolah-olah akan menyerangku.

"Dewi apa aku akan dibunuh?"

Dewi tidak mengatakan sepatah kata pun. Tanpa sadar Magistrate telah mendekatiku sembari meletakkan sabit berbilah dua di antara leherku, seperti membawa gunting dengan hadapan ke bawah.

Aku benar-benar takut, dan merasa ingin menangis, hanya saja sudah terlambat. Magistrate berhasil mengeksekusiku dengan guntingan leher.

Hanya saja aku tidak merasakan sakit setelah dipotong olehnya, leherku tidak berdarah sama sekali, tetapi hanya saja mataku kian redup, kepalaku berputar dan seperti merasakan guncangan dibawah kakiku.

Sungguh aneh apa yang dia lakukan padaku, bahkan aku tidak berdarah sama sekali?

Setelah itu aku akhirnya tersandung ke belakang dan jatuh pingsan.

*

"Magistrate tahu kan apa yang harus kamu lakukan, saya akan keluar dulu karena ada informasi penting."

Magistrate mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada dewi. Dia seperti terdiam seribu kata, membisu.

"Bagus, awasi pemuda ini, saya akan segera kembali … [Teleport]"

Dewi langsung menjadi partikel dan kemudian menghilang ke tempat yang dia tuju. Dimanakah tujuan ia sebenarnya? itu masih rahasia.

Magistrate mengamati tubuh Haruto yang tergeletak karena tak sadarkan diri.

"Sepertinya aku harus mengawasi pemuda ini? hm ... taruh dia di sini dulu."

Magistrate menempatkan tubuh Haruto di batang besi, sembari menempelkan belenggu satu per satu ke tangan dan kaki Haruto dan membentuk salib yang sama dengan bentuk batang besi salib itu.

'Plak!'

Magistrate menampar pipi Haruto, tapi tidak ada reaksi sama sekali, jadi Magistrate memilih untuk membangunkan Haruto dengan memukul perut Haruto dengan keras.

*

"Aduh!"

Perutku terasa seperti dipukul, bahkan seluruh tubuhku terasa mati rasa, mulai dari tanganku yang membeku seperti es, hingga kakiku yang tersangkut seperti tikus yang terjebak.

"A-apa yang terjadi, a-aku terjebak di batang besi ini?! bahkan dimana dewi ....?!"

Magistrate terdiam, aku lupa bahwa dia hanyalah monster yang dipanggil oleh dewi. Tapi ternyata aku salah, Magistrate bisa bicara layaknya manusia.

"Hei anak muda, apa yang kamu lakukan, mengacaukan semuanya."

"Kau bisa bicara!?"

"Kau pikir aku hanya monster pemanggil tingkat ingusan? sekarang jawab aku, kenapa kamu mengacaukan semuanya?"

"A-apa maksudmu aku mengacaukan semuanya?"

"Anak muda bodoh! asal tahu saja, sang dewi memiliki banyak hal yang harus dilakukan, tetapi kamu selalu menunda-nunda untuk tidak memilih [Mesmerize] padahal pilihan dewi tepat untukmu."

Bahkan monster ini menyuruhku untuk memilih [Mesmerize] apa gunanya [Mesmerize] bukankah itu kekuatan yang lemah, hanya bisa digunakan jika lawan kita adalah seorang lawan jenis kan?

"Magistrate, tidak kah kau mengerti ... Mesmerize hanya digunakan jika lawan kita adalah lawan jenis, percuma saja, apalagi jika nanti aku harus bertarung dengan pasukan Raja Iblis, kau pikir keterampilan [Mesmerize] akan berguna?"

Magistrate berhenti sejenak, kemudian dia tertawa keras, suaranya keras dan bergema seperti didalam gua.

"Huahahaha! anak muda yang bodoh, ternyata banyak sekali penduduk Bumi yang bodoh sepertimu … hahahaha, asal tahu saja [Mesmerize] tidak hanya berlaku untuk lawan jenis, tetapi sesama jenis juga dapat terpengaruh oleh [Mesmerize] bukankah sang dewi pernah memberitahumu? jika kemampuan [Mesmerize] itu memikat?"

"A-Aku tahu itu, tapi kebanyakan kemampuan yang sepadan dengan [Memerize] hanya berlaku untuk lawan jenis? bahkan manga yang kubaca juga seperti itu?"

Magistrate bingung, dia memiringkan kepalanya.

"Manga, apakah itu sejenis makanan?"

Ah, aku merasa bersalah mengatakan itu pada monster ini ....

"Hah ... manga itu bacaan Komik Jepang."

Magistrate bergantian memiringkan kepalanya ke arah yang berlawanan.

"Komik itu minuman?"

Sumpah gak mau jawab lagi ...! jika dipaksa untuk menjawab, aku akan tutup mulut!

"Hei jawab, bukankah kau ini manusia yang keren?"

Dia bahkan berbicara bahasa gaul seperti itu? apakah Magistrate segaul ini?!

"Tch membosankan ...."

Dia bahkan mengatakan 'tch'?!

Aku memejamkan mata sebagai tanda bahwa aku tidak ingin berbicara, apalagi kalau bicara dengan makhluk mengerikan ini, lebih baik diam saja … hanya saja dia benar-benar mendiamkanku atau?

Aku membuka mataku perlahan.

"Akhirnya kau melihatku."

"Wah, kejutan yang luar biasa!"

Jantungku berdegup kencang karena ulah makhluk ini, bayangkan jika di depanmu ada tengkorak yang mendekatimu dengan jarak lima sentimeter, yang pasti kamu akan kaget dan memicu perubahan detak jantung.

Sialan jantungku tidak berhenti berdetak kencang, wajah Magistrate ini terlalu menakutkan. Apalagi dia masih memiringkan kepalanya seperti itu.

"Hei, kamu masih belum menjawab maksud komik tadi? apakah itu semacam air untuk diminum?"

"Kau masih belum menyerah ya, haduh ... apa boleh buat, akan kujawab sekarang."

Aku memberikan jawaban itu kepada Magistrate yang penasaran, dia tersenyum lebar ketika rasa penasarannya hilang, meskipun wajahnya menakutkan untuk dilihat, bahkan wajahku berkeringat karena ketakutan.

"Begitu, jadi komik adalah semacam kertas bergambar dengan balon percakapan seperti percakapan kita, aku menyukaimu anak muda yang keren, kali ini aku tidak akan mengeksekusimu."

Eh ...? jangan bilang kalau aku tidak mau menjawab, dia akan mengambil nyawaku? untung saja aku jawab.

"Karena sang dewi menyuruhku untuk menjagamu."

"Oh begitu ...."

Jadi jika aku tidak menjawab, Magistrate tidak akan mengeksekusiku?! ah kenapa aku harus menjawabnya ....

"Tapi jika kau membuatku penasaran, aku akan mengeksekusimu!"

Ah ... beruntung aku menjawab pertanyaan mudah itu, untuk menyelamatkan nyawaku.

"Hei manusia, bicara soal itu ... pakaianmu belum pernah kulihat sebelumnya?"

"Itu benar karena ini adalah seragam sekolah, seragam blazer biru gelap."

Aku tersenyum pada Magistrate ketika dia bertanya tentang seragamku, tapi ....

"Seragam blazer, apa lagi itu?"

Mengapa aku harus menjawabnya dengan antusias! dia penasaran lagi ....?

Akhirnya Magistrate dibuat penasaran lagi, dan aku harus menjawabnya agar dia tidak penasaran lagi, dia bertanya lagi dan lagi, monster penasaran macam apa dia?!

Dan yang membuatku cemas, sang dewi masih belum ada di sini? bahkan Magistrate menyerangku dengan puluhan pertanyaan, terlalu buruk.

"Begitu, lalu apa itu SMA Arashi?"

Bunuh saja aku!!