"Eh ....!?"
Tidak ada angin tidak ada hujan entah kenapa ini terjadi, sebelumnya aku selalu sedih ketika harapanku terhalang oleh kenyataan yang menyedihkan. Lalu tiba-tiba, di tempat tidur yang telah disiapkan sang dewi untukku, ada dia yang duduk di atas kakinya: Angela Marigold Megami yang mengenakan piyama merah muda seperti kimono.
Bahkan rambut jingga panjangnya, diikat seperti wanita Jepang. Aku baru saja tergoda olehnya, ia benar-benar seperti gadis normal seperti biasa.
Ia sudah menyediakan kasur, hanya kasur biasa yang bisa dilipat, tapi uniknya, sepertinya aku masih bisa menjulurkan kaki, meski sempit jika dibuat tidur bersama.
Eh tunggu - tunggu sebentar! jangan bilang aku harus tidur dengannya?!
Dewi merapikan rambutnya sembari memasang jepit rambut bunga marigoldnya, lalu ia mengelus kasur yang ia duduki sembari memanggilku.
"Nishimiya Haruto-san, kenapa kau tidak duduk?"
Bahkan dia menggunakan kata-kata biasa? oi ... oi bukankah ini dalam arti yang serius!
"Dewi kamu tampak sedikit berbeda hari ini ... apakah ini salahku karena tidak bersyukur atas Statusku?"
Dewi menggelengkan kepalanya, dan dengan senyum tulus dia berbicara.
"Haruto-san, sepertinya kau tidak perlu khawatir tentang nasibmu, karena semua orang sebelumnya juga mulai dari level satu ... tidak ada yang instan dan naik level lebih dari satu, jadi jangan khawatir dan bersedih lagi."
"Begitukah ....?"
Hanya saja aku tidak terlalu suka ini, apa yang kutonton di anime, sebagian besar karakter utama mendapatkan kekuatan Overpower, sementara aku memulai dari awal ... cih, sepertinya Isekai yang menarik harus dimulai dari awal, daripada segera mendapatkan kekuatan Overpower.
"Haruto-san, kau melamun?"
"Ah bukan apa-apa, haha ... tapi dewi, bukankah seharusnya aku yang duduk atau berbaring di kasur? kenapa kau malah menempati ....?"
Dewi tiba-tiba menggembungkan pipi kanannya, sepertinya dia beralih ke mode cemberut, meskipun matanya tertutup dan tidak menatapku sama sekali.
"Humph ... menurutmu dewi sepertiku tidak lelah akhir-akhir ini? dengar, aku bosan berbicara bahasa yang terlalu sopan untukmu!"
"Hah?"
"Bo ... doh! apa kau benar-benar tidak mengerti maksudku sama sekali?"
Ada apa dengan dewi ini, kenapa dia tiba-tiba berubah drastis dan berubah menjadi gadis biasa? bukankah ini aneh, dia seharusnya menjadi dewi yang cantik dan wangi bukan ... ah tapi ini masih wangi, apalagi aku bisa merasakan bau piyamanya yang sangat wangi — ah bahaya.
"Haruto-san! kau mendengarku!"
Aku terkejut ketika sang dewi berteriak dan mengatakan itu, tapi aku melihat perubahan ekspresi wajahnya, pipinya perlahan memerah, dia menunduk malu-malu seperti ingin mengatakan sesuatu padaku, bahkan jari-jarinya yang menutupi pipinya yang merah membuatnya sangat terkejut Imut, bahaya.
"A-apa yang kau tunggu?! c-cepat kemari ... aku tidak suka menunggu lama."
"Tetapi-"
"Tidak ada tapi, kau hanya perlu duduk di sebelahku apa yang sulit? jangan biarkan aku malu sendiri!"
Dia memalingkan setengah wajahnya ke arahku.
"Kemarilah bodoh ...."
"Ah ... yah karena kau bersikeras ...."
Aku berjalan perlahan, bahkan gesekan sepatuku tidak bersuara sama sekali, wajahku berkeringat dan seketika pipiku memerah dengan sendirinya.
Bagaimana dengan wajahku yang berubah total? apakah itu terlihat jelek saat dilihat oleh seorang dewi? ah aku merasa tidak tenang sama sekali, begitu gugup bahkan bahuku gemetaran.
Ketika aku tiba di tepi tempat tidur, dan melangkahkan satu kaki untuk menginjak kasur, dewi tiba-tiba memegang kakiku dan memasang ekspresi emosional.
"Apakah kau akan menginjak kasur ini dengan sepatu kotormu?!"
"Sepatu ...? ah ya sepatu!?"
Ah sial, aku sangat gugup sampai lupa melepas sepatuku, wajar saja jika sang dewi memegangi kakiku.
"Hehe aku lupa ...."
"Lepaskan dulu, lalu berbaring denganku."
Dia berbicara tanpa rasa malu sedikit pun, meskipun dia sangat malu sebelumnya? ah sensorku sepertinya memberi tahuku bahwa sesuatu akan terjadi ....?
Dewi membaringkan tubuhnya di atas kasur meski masih menengadahkan wajahnya ke atas, hanya saja ada yang kurang di kasur ini ....? jadi, di mana bantal, guling, dan selimutnya?
"Dewi sepertinya kau melewatkan sesuatu?"
"Maksudmu?"
"Sepertinya tidak ada bantal dan guling untuk tidur? apakah kau sebenarnya tipe orang yang lebih menyukai kehidupan yang sulit? bukankah kau ini seorang dewi, harusnya menjadikan kotak alat tidur yang lengkap, kan?"
"Lihat aku ... dan lihat apakah ada yang berbeda dariku?"
Aku mengamati dewi, apakah benar-benar ada sesuatu yang berbeda? bukankah mudah menebaknya; pakaian yang dikenakannya dan sifatnya yang berubah drastis? di mana wibawa seorang dewi dalam dirinya, apakah telah ditelan oleh Azatoth?
[Note: Azatoth berwujud monster cacing raksasa, dan dewa dalam kisah fiktif]
Aku mengamati seluruh tubuh dewi, menyipitkan mataku dari kakinya ke perutnya, hanya saja ....
"Di mana matamu melihat! apakah kau berubah menjadi mode serigala?"
"Hah ...? bukankah kau menyuruhku untuk mengamatimu sendiri? lagipula, aku bukan orang mesum seperti yang kau pikirkan ....!"
"Benarkah?"
"Benar ...."
Benar, aku bukan orang mesum ... toh kalau disuruh milih berhubungan badan, aku memilih untuk tidak melakukannya, karena itu pelanggaran, tapi kalau terpaksa untuk melakukan seperti sudah berpacaran misalnya ataupun menikah, maka aku akan melakukannya, karena semua itu tidak masalah, benar kan?
"Sekarang jawab dimana letak bedanya diriku."
"Dewi apa yang sebenarnya kau inginkan ... hah, kau memakai piyama jadi terlihat seperti gadis biasa-"
"Yah, kamu tahu kan, jadi kekuatanku untuk sementara disegel karena aku tidak mengenakan pakaian dewiku ...."
"Lebih baik tidak berbohong, jika bohong kau membuat dosa ...."
"Aku tidak bohong, jika aku berpakaian seperti gadis biasa maka kekuatanku akan hilang sementara ... ah dan panggil saja dengan namaku: Angela ...."
Sepertinya firasatku mengatakan, jika ada yang aneh dengan dewi ini.
"Baiklah, Angela ...."
Wajah sang dewi memerah, dia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Hmm— Haruto, Haruto-san."
Sepertinya ada sedikit jeda darinya, ah yang penting aku harus tidur sekarang karena besok aku akan dikirim ke Isekai.
Aku berbaring di kasur lipat, sembari memiringkan tubuhku ke arah yang berlawanan dengan dewi, aku tidur dengan kepala di atas tanganku, karena tidak ada bantal jadi aku harus melakukannya.
"Haruto?"
"Ya ...."
"Ah lupakan saja ... lebih baik kau tidur ...."
Aku jelas mendengarnya menyebut namaku tanpa akhiran -san? apakah itu hanya imajinasiku? tapi terasa nyata di telingaku.
"Haruto?"
"Ada apa dewi?"
Dia memanggilku lagi kan?
"Haruto ...."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Haruto ....?"
"Ya, ada apa!?"
Sial dia baru saja membuatku kesal, uh ... dewi membalikkan tubuhnya dan berbaring menatap wajahku, dia benar-benar sangat cantik, dan membuat jantungku berdebar.
"Sepertinya aku tidak bisa tidur, jika tidak ada bantal ... jadi bolehkah aku tidur menyamping?"
"Ah bisa — hah!?"
Serius ada apa dengan dewi ini, lagipula situasinya juga sangat bagus! tenang — tenang Haruto, tidak ada hal buruk yang akan terjadi, aku seratus persen yakin tidak akan terjadi apa-apa.
"Jadi apa aku bisa tidur di punggungmu?"
"Hei dewi, apakah kamu pernah melihat karakter utama yang begitu naif?"
"Apa yang kamu katakan, bukankah itu berbeda dari topik yang aku bicarakan-"
"Jawab saja, apakah dewi pernah melihat atau mendengar karakter utama yang naif?"
"Kurasa begitu, kenapa?"
"Apakah mereka bodoh?"
Dewi hanya mengangguk.
Aku bangun, dan menunjuk diriku sendiri.
"Jadi ... aku sekelompok karakter utama yang naif itu! aku benar-benar bodoh dan naif, bahkan jika kamu bersikeras aku tidak akan membiarkanmu tertidur di punggungku ... sedikitpun!"
"Hah? apa yang kau katakan ....?"
"Naif! aku juga sama dengan karakter utama yang naif, mereka juga menyebalkan sekali ... bahkan membuatku ingin menghajar karakter naif di anime yang kulihat."
"Bukankah kau juga mengatakan bahwa kau sendiri naif?"
"Itu benar! tapi aku hanya setengah naif dan tidak terlalu naif untuk menjadi sebodoh itu ... hanya saja aku tidak ingin kau tidur dipunggungku!"
"Aku benar-benar tidak mengerti sama sekali ... kau mengoceh tentang sesuatu yang tidak masuk akal sama sekali."
Sialan, aku bicara panjang lebar dia tidak mengerti sama sekali!? aku pikir itu sia-sia untuk berbicara seperti itu.
"Huh ... kau pelit sekali Haruto-san, kalau begitu aku akan mengeluarkannya sendiri."
Keluarkan, keluarkan apa? ah lebih baik aku berbaring agar dia tidak mengusirku.
"[Crate: Pillow]"
Sebuah bantal keluar dari tangannya dengan motif panda makan bambu, terlihat lucu apalagi dewinya terlihat feminim, hehe ... eh — ehh!?
"Oi kau sendiri yang bilang, kalau kekuatanmu untuk sementara hilang kan!?"
"Sebenarnya aku masih bisa mengeluarkannya, itu hanya satu kali dengan jeda satu jam."
Ah begitu, jadi kasur ini dia keluarkan dengan rentang waktu lebih dari satu jam ... kurasa begitu.
Dewi meletakkan bantal di tempat tidur, dia meletakkan bantal di tempatnya.
"Tunggu dewi, kenapa aku tidak dibuatkan bantal!?"
"Apakah kau tidak mendengarku, aku sudah memberitahumu bahwa aku kehilangan kekuatanku, ketika aku tidak berpakaian sebagai dewi!"
"Itulah, kenapa kau membuat bantal dengan keterampilan [Crate]?!"
"Harus menunggu satu jam dulu!"
"Baiklah kalau begitu, awas saja jika kau masih bisa mengeluarkan kekuatanmu!"
"Mengancamku?"
"Tidak ...."
Aku berbaring, menghitung jam, dalam hatiku.
"Ah aku tidak bisa tidur tanpa guling ...."
Apa-apaan dewi ini, dia terlihat seperti gadis bangsawan ….? yah, ini masih belum satu jam, jadi tidak mungkin dia bisa mengeluarkan guling kan?
"[Crate: Bolster]"
Guling merah muda lain muncul di tangannya, ah dia benar-benar feminim — woi!?
"Dewi kau bilang itu akan memakan waktu satu jam, jadi kenapa kau bisa mengeluarkan guling, mana berjumlah satu lagi!"
"Berisik ah, kalau mau, ambil saja gulingnya."
"Oh terima kasih ...."
Aku menerima guling yang diberikan oleh dewi, dan tepat ketika aku akan meletakkan kepalaku di guling untuk ingin tidur ....
"Guling tidak untuk dijadikan tempat tidur, hanya digunakan sebagai pelukan, mengerti!"
Menyebalkan … toh banyak remaja seusiaku yang memakai guling untuk tidur.
Aku meletakkan guling di tengah tidur kami, uh jadi sempit sekali.
"Hari ini dingin ya, kamu terlihat kedinginan Haruto-san?"
"Ya ...."
Memang benar, entah kenapa bisa dingin seperti ini ... sebelumnya tidak, aneh?
"[Crate: Blanket]"
Selimutnya bagus, pas karena malam ini dingin ... eh tunggu, sepertinya belum lewat 59 menit?!
"Aku ulangi apa yang kukatakan sebelumnya! dewi kau masih memiliki kekuatan, kan?!"
"Berisik, tidur saja."
Eh ... dia menghindari kata-kataku.
"Ah terserah ...."
Aku ikut tidur seperti dewi, hanya saja aku tidur dengan tanganku, seperti sebelumnya.
'Sett ....'
"Hei Haruto-san, sempit ya?"
Aku mengabaikannya, karena aku benar-benar ingin tidur.
"Aku akan mengambil guling ini untukku peluk."
Eh, sepertinya ada sedikit ruang? jadi tidak sempit …. aku merasa punggung dewi menempel punggungku.
"Dewi punggungmu menempel di punggungku, kau melebihi batas ...."
Ah dia tidak mau menjawab, sepertinya aku mendengar suara nafasnya yang sedang tidur — sangat cepat, kenapa kau hanya memejamkan mata dan bisa langsung tidur?
Karena penasaran, aku sedikit memiringkan tubuhku, dan melihat wajah tidur dewi yang sangat cantik dan imut, aroma yang membuatku terpesona.
Dia memeluk guling dengan erat, bahkan bantalnya tidak bergerak sedikit pun ... dan sepertinya, dia mengambil sebagian besar selimut, tidak heran kakiku masih dingin.
Bagaimana dengan ini, tidak apa-apa jika aku harus sedikit lebih dekat ke punggung dewi, tetapi jika tidak, aku bisa membeku karena suhu dingin yang tidak normal ini.
"Ah terserah ... aku akan sedikit lebih dekat denganmu kali ini."
Saat aku hendak berbaring, tangan kiri sang dewi membalik dan menempel di bagian yang ingin aku tiduri.
"Lalu apa gunanya guling itu? kupikir dia tipe orang yang tidur diam ...."
Aku menyingkirkan tangan dewi dengan hati-hati, tangannya begitu halus hingga putih cerah.
"Nah kalau begini aku bisa tidur, sial kenapa kau malah telentang?! lalu bagianku semakin menyempit kan ....!"
Entahlah, dewi sengaja atau tidak, yang jelas aku memilih tidur dengan sedikit lebih dekat ke bahu dewi dan dalam posisi yang sama dengan dewi tidur.
Wajah tidurnya lucu banget, hehe ... tidur sama dewi ya, gak papa.
"Selamat malam dewi ...."