Ah, suara alam yang indah, aku melihat sekeliling terlihat banyak sekali rumah yang bentuknya sama dengan yang lain, beratap dengan bentuk jajar genjang hanya saja warnanya berbeda, bahkan orang-orang di sini mengenakan pakaian khas Isekai, intinya tidak ada yang modern di dunia ini.
Akhirnya kehidupan keduaku dimulai ....
"Heh-heh, Isekai ...."
Kebanggaan para otaku, yang ingin hidup dengan kemampuan super ... bagaimana caraku mengkondisikan wajah yang terlanjur gembira ini? sudahlah, bagaimanapun juga, aku akan menjadi seorang petualang, mungkin petualang tingkat rendah.
Mengapa mentalku tiba-tiba merosot seperti ini? tenang Haruto yang terpenting bersenang-senang dulu, baru tersakiti kemudian.
Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Aku menarik nafas dalam-dalam, mengangkat tangan, lalu berteriak dengan suara tegangan tinggi.
"Iiiseekaiii!!!"
Aku berteriak sangat keras sehingga mengejutkan orang-orang yang sedang berbicara satu sama lain.
Mereka sepertinya berhenti bicara? dan kenapa mereka menatapku seperti serangga??
Ayolah, apa aku melakukan sesuatu yang salah?
Baiklah sebelum itu saatnya untuk masuk ke guild.
Aku membalikkan badanku, dan memandangi sungai yang tampak segar, airnya jernih bahkan ikan itu melompat-lompat seperti menyambutku, hebatnya — eh tunggu, dimana guildnya!?
Hei dewi kamu bercanda, dimana guildnya? bukankah aku memintamu untuk mengirimku ke depan guild ....?!
Bisa kok, asal mau blabla ... buktinya apa yang kamu lakukan, dewi bodoh!
Ah kalau tanya mereka pasti bisa.
Aku berjalan ke dua perempuan yang menatapku seperti serangga tadi, dan tebak apa yang mereka katakan padaku.
"Jangan mendekati kami orang aneh!"
Perempuan dengan twintail merah berbicara kepadaku.
"Aneh ....?"
"Lihat pakaian yang kamu kenakan, itu bukan di kota kita!"
"Bagaimana aku tahu? lagipula aku pendatang baru."
"Maaf kami tidak punya waktu, untuk berbicara dengan orang gila ... berteriak dengan suara keras, dan bahasa yang aneh, apakah kamu membaca mantra sebelumnya?"
Perempuan berambut cokelat pendek yang berbicara, mengenakan semacam, topi taman?
"Mantra? maksudmu?"
"Kamu tidak mengerti ya? Isekai berkata dengan keras, bahasa apa itu, apa mantra untuk teleportasi...?"
Kalau saja dia tahu bahwa Isekai adalah bahasa duniaku, tapi bagaimana aku harus menjelaskannya, ah semuanya akan tampak sulit dipercaya.
"Jika aku menjawab, apakah kamu akan percaya?"
"Tidak, sepertinya ....?"
Itu berarti lebih baik tidak menjawab!
"Tapi sepertinya kamu seorang petualang ya?"
Ah akhirnya pembicaraan normal di Isekai.
"Benar aku seorang petualang yang baru datang, perkenalkan namaku-"
"Namamu?"
Sial aku lupa! jika aku menggunakan nama dari duniaku mereka pasti akan curiga ...! tapi tunggu dulu, jika menggunakan nama samaran sepertinya oke ya?
Aku ingin membuka mulut, hanya saja perempuan twintail merah yang berbicara.
"Namamu Nishimiya Haruto?"
"Itu benar, namaku Nishimiya Haru-"
Eh ...?! siapa perempuan ini, bagaimana dia bisa tahu namaku?! menakutkan sangat menakutkan, dunia lain mengerikan ....
"Haha kamu kaget kan, namaku Miya! dan ini nama temanku Viona, panggil saja dia Vio."
"Senang bertemu denganmu Nishimiya Haruto."
Mengapa mereka tiba-tiba begitu baik? aku merasa aneh?
Aku hanya menyapa mereka kembali, sembari tersenyum paksa, aku perlahan mundur.
Terdengar suara orang meminta tolong dari kejauhan, sekitar delapan meter dari tempatku berdiri, aku menoleh ke arahnya dan melihat seorang lelaki tua yang terlihat panik.
"Bantu saya, petualang di sana!"
Dia memanggilku?
"Kamu seorang petualang, bukan?"
Miya bertanya padaku, Miya adalah perempuan twintail merah dengan gaya Country Style jelas dia terlihat anggun dan cantik, matanya berwarna biru muda. Kalau dipikir-pikir, apakah aku satu-satunya petualang di sini?
"Apakah kamu tidak menghadiri acara itu?"
"Eh acara, maksudmu ....?"
Lelaki tua itu datang dan tiba-tiba meraih bahuku, dia menghela nafas seolah dikejar binatang buas.
"Bantu aku ... pemuda petualang — hah ... hah ... putriku, dengan para goblin ...."
"Apa goblin!?"
Artinya ini memang Isekai, sama seperti dunia game, hehe semakin seru.
"Hei Miya, apakah di dunia ini Isekai?"
"Isekai? kamu ngelantur lagi kan?"
"Aku tidak tahu apa maksudmu, tapi sepertinya jika kamu berpikir ini adalah Isekai, itu terserah kamu."
"Vio, syukurlah kamu mengerti."
Vio adalah perempuan dengan rambut coklat pendek, rambut pendeknya sebahu dan mengenakan topi taman, matanya tampak memancarkan aura kesepian, terlihat menyedihkan.
"Menarik jika ini memang Isekai, aku akan siap membantumu paman."
"Hah-hah, syukurlah saya terbantu."
"Apakah kamu yakin Haruto, kamu adalah petualang pemula, bertarung melawan sekelompok goblin akan sulit untukmu, kami akan membantumu, kamu mau Vio?"
Vio hanya mengangguk, sebenarnya aku tidak ingin mereka membantuku, aku merasa tidak enak.
"Saya akan membimbing kalian para petualang, saya akan menghadiahi Airi nanti ...."
Airi? siapa itu, nama perempuan ....?
Kami berlari dengan paman itu. Paman itu menuntun kami, aku menyuruhnya untuk mempercepat larinya, tetapi paman itu lelah dan memegangi lututnya yang mulai lemah. Aku membantu menggendongnya, tidak lupa memberitahu Vio untuk membawakan Light Saberku.
"Dipikir kamu baik juga Haruto ...."
Vio mengamati Light Saber dengan serius, ia meraba ujung dari Light Saber, apa dia tidak takut terluka?
"Pedang ini ramping dan ujungnya tumpul juga."
"Terimakasih, kalau soal tumpul tanya saja pada Mega-"
"Mega?"
Wah nyaris saja aku keceplosan bilang Megami! untung saja, mulutku dapat mengerem mendadak.
"Kamu tadi bilang Mega bukan? siapa dia??"
"Ah itu anu, Megane Shiori!"
"Heh ... Megane?"
Aku hanya ngarang, mana mungkin aku bilang Megami!
"Sudahlah yang penting kita harus bergegas, semakin cepat putri paman ini akan selamat!"
Nice Miya, kamu menyelamatkanku.
"Baiklah semua ayo kita selamatkan putri paman ini!"
Miya dan Vio serentak bersorak "Baik!" dengan suara lantang, hanya saja suara Vio terdengar lemas.
"Terima kasih anak muda, paman akan memimpinmu, teruskan saja, sekitar dua puluh meter belok kiri ada hutan lebat, dan putriku ada di sana bersama para goblin."
Lurus dua puluh meter, lalu belok kiri ke dalam hutan, baik aku akan berjalan dan mengukur jarak dua puluh meter dalam hati.
Aku kemudian mengukur sembari berlari dengan yang lain, punggungku terasa berat karena membawa paman ini.
"Haruto aku ingin konfirmasi lagi, apa kamu yakin ingin menyerang para goblin?"
"Tentu saja, aku sudah berjanji pada paman ini."
"Pedangmu ini sangat tumpul, satu tebasan akan hancur."
Kritik Vio, dia selalu mengkritik Light Saber pemberian dewi. Lagipula ada apa dengan anak ini, masih saja membahas Light Saber milikku!?
"Oh ya, di mana petualang lain mengapa mereka tidak terlihat?"
"Aku sudah bilang sebelumnya kan, kamu tidak menghadiri Event itu?"
Event? Event apa? apa Event menyerang monster dengan imbalan uang ....?
"Event itu hanya untuk petualang yang ingin bersantai."
"Hah — apa benar ada acara seperti itu?"
"Tentu saja ada, karena konyol aku dan Vio tidak ikut dalam Event bodoh itu."
"Begitukah, jadi kalian berdua petualang juga?"
"Memang benar aku adalah Sorcerer, dan Vio adalah Shiv."
Aku sudah membaca beberapa manga, Sorcerer berarti penyihir, lalu Shiv sepertinya Support ya?
"Kamu tahu, Vio sebenarnya adalah Shiv, dia ahli dalam serangan jarak dekat dan setengah jarak."
"Jangan memujiku, aku tidak suka dipuji, dibanding itu pedang ini ujungnya tumpul, kamu tahu mengapa petualang?"
"Kamu selalu seperti itu Vio hahaha ...."
Sial ejek saja terus Light Saber pemberian dewi! nanti kena karma baru tahu rasa!
Hmm ... Shiv bukannya Support? serangan jarak dekat, dapatkah Support digunakan sebagai penyerang depan?
Mata Miya melirik di batu besar yang ada di sisi kanan jalan.
"Itu bukan kah Evil Dwarf di sana!"
Miya tiba-tiba berteriak, ia menunjuk ke sebuah batu besar yang sedang dalam perjalanan menuju hutan tempat putri paman ini ditahan oleh para goblin.
Evil Dwarf, dia adalah kurcaci merah, matanya hitam pekat, tubuhnya kecil seperti anak berusia tiga tahun.
Ada tiga dari mereka, haruskah aku melawannya?
"Serahkan saja padaku, Miya jaga pedang tumpul ini, jangan biarkan sampai hancur."
"Kamu mau ngapain Vio?"
"Kamu akan tahu sendiri, saat aku bertindak nanti."
"Oh itu ya ...."
Tanpa basa-basi lagi, Vio tiba-tiba melangkah maju dan berlari menuju ketiga Evil Dwarf.
"Apa yang dia lakukan!?"
"Lihatlah petualang pemula, keterampilan dari master pisau, Vio!"
"Pisau?"
Vio menerjang ketiga Evil Dwarf. Evil Dwarf sepertinya tidak gentar, mereka mencakar wajah Vio.
"Betapa gegabah yang dia lakukan, menyerang Evil Dwarf sendirian?"
"Petualang pemula, asal kamu tahu kalau aku dan Vio berlevel dua puluh … hanya Evil Dwarf itu masalah kecil."
"Tapi tetap tidak mungkin dia bisa menyelesaikannya sendiri."
Eh dia memanggil apa tadi? petualang pemula ....?
"Dia menyelesaikannya."
"Hah?"
"Dia sudah menyelesaikannya."
Miya tersenyum, sepertinya dia sepenuhnya percaya terhadap Vio.
Aku menatap Vio yang membawa pisau tajam yang sudah mengeluarkan darah, dia melepas topi tamannya sembari membersihkan darah yang menyembur dari Evil Dwarf dengan menjilatinya.
Apa dia sebenarnya psikopat!?
Aku tidak melihat apa yang terjadi, karena berbicara dengan Miya, sepertinya Vio menusuk semua Evil Dwarf hanya dengan satu pisau, dia benar-benar hebat.
"Hei Vio! kita masih punya goblin yang harus diurus ....!"
"Iya aku segera kesana!"
"Hei Miya, apakah Shiv itu penyerang berpisau?"
"Ya itu benar."
Begitu ya mereka cuma mengandalkan pisau sebagai senjata, menarik ....
Vio kembali kepada kami, di pipi kirinya ada bekas cakaran dari Evil Dwarf tadi, dia sebenarnya berdarah tapi sering kali mengolesi darahnya dan menjilatinya dengan lidah.
Isekai macam apa ini, apa ada psikopat di dunia ini?!
"Kenapa petualang ada masalah? lebih baik bawa pedang tumpul itu dulu Miya, karena aku ingin membersihkan wajahku dulu."
"Ah merepotkan sekali ... hah baiklah kubawa pedang aneh ini."
Cukup sudah jangan sampai aku mengapa-ngapakan kalian, mentang-mentang level dua puluh sombongnya kelewatan, seakan mereka ini level tinggi!
Hah sabar Haruto, nanti juga kamu lah yang akan menjadi Petualang yang mengalahkan DemonLord.
"Baik petualang pemula, mari kita lanjutkan lagi perjalanan."
"Baik, petualang elite."
"Apa petualang elite katamu! kamu menyinggungku ya!?"
"Tidak, justru memujimu ...."
"Benarkah?"
"Benar-benar!"
"Ah baguslah kalau begitu."
Dasar petualang elite!
Kami akhirnya berlari lagi, dan sampai di hutan lebat dimana putri paman ini bersama para goblin.
"Ini sangat lebat, tidak mungkin menemukannya dengan cepat ....?"
"Jangan mengeluh petualang pemula, serahkan saja padaku, aku akan meletakkan pedangmu di sini, karena aku punya sesuatu untuk dilakukan."
Dia selalu memanggilku petualang pemula! apa dia punya masalah denganku!? lalu kenapa kedua perempuan itu memandang rendah Light Saber pemberian dewi!?
"[Find]"
Miya memegang dahinya dengan tangan kanan, tangan kirinya terangkat seperti seorang murid yang ingin maju ke depan mengerjakan soal di papan tulis.
"Aku merasakan aura lima manusia, dan aura makhluk lain yang ada di sini."
"Paman apakah ini lokasinya?"
"Itu benar anak muda, putriku pasti bersama para goblin di sini."
"Oke Miya, di arah mana kamu menemukannya?!"
"Pukul 12! tepat di depan kita ...."
"Seberapa jauh untuk sampai ke sana?!"
"Ini akan memakan waktu dua kilometer lagi!"
"Sial masih jauh ....!"
"Anak muda tinggalkan saja paman di sini, aku tidak keberatan jika kamu ingin pergi menyelamatkan putriku."
"Baiklah kalau begitu, Miya jaga paman ini-"
"Tidak, biar Vio saja yang urus, aku seorang Sorcerer, punya keterampilan [Find] untuk mencari jejak goblin, menurutmu goblin itu akan diam saja? bisa jadi dia akan kabur dari hutan."
Itu benar ... jika aku bersama Vio, aku mungkin akan kehilangan jejak para goblin.
"Kalau begitu ikut aku Miya, Vio jaga paman ini, jangan biarkan dia melakukan apa-apa!"
Vio hanya mengangguk. Bolehkan menyuruh Vio untuk menjaga paman ini?
"Jangan lupa pedang tumpulmu, petualang Haruto, hati-hati jangan sampai patah."
"Kamu selalu mengkritik pedangku, ada apa dengan pedangku!?"
"Jaga baik-baik pedang tumpulmu, Vio hanya akan memberkatimu dengan doa."
Ada apa dengan anak ini!?
"Baiklah petualang pemula, kita harus bergegas sebelum goblin berlari jauh lagi."
Dia juga selalu menyebutku petualang pemula!
"Ah baiklah, kami mempercayakanmu Vio...."
"Tanpa diberitahu olehmu juga, aku akan mengurusnya."
"Petualang pemula cepat! tunggu apa lagi...!?"
"Ah kupercayakan kepadamu! oke Miya antar aku kesana!"
Miya dan aku berlari menuju goblin yang bersama putri paman itu, tunggu aku gadis kecil, petualang pemula ini akan menyelamatkanmu!
Yah setidaknya aku sudah mengakui, bahwa masih pemula.