Chereads / Sekaide Wa Daremoga Sorera O Sukidesu Isekai Mo Suki / Chapter 11 - Awal Di Arena Latihan Ini

Chapter 11 - Awal Di Arena Latihan Ini

Setelah kami diberitahu Vio untuk kembali ke kota, akhirnya aku dan Miya ikut perkataan Vio. Sebenarnya aku masih terus berpikir kenapa dia menyuruh kami untuk kembali ke kota, dan hal yang menggangguku tentu saja paman yang lemas digendongannya itu.

Di tengah perjalanan, kami dihadang lagi oleh kelompok Wolfhun, Miya tidak ikut andil, sebaliknya Vio menyuruhku untuk menggendong paman itu, dan dialah yang menyerang kelompok Wolfhun yang sekitar delapan ekor itu sendirian, meski dia akan terluka parah karena penuh darah. Tapi ternyata Vio malahan senang, aku benar-benar tidak tahu jalan pikirannya.

Kami akhirnya sampai ke kota, dimana aku diteleport oleh dewi sebelumnya, aku akhirnya merasa lega, dan setengah takut, apabila paman ini akan bangun dan memarahiku, bahkan mungkin saja Miya juga terkena imbasnya.

"Nah petualang, tentang putri paman ini yang kau kejar, dia sudah aman bersama orang lain. Kamu malahan terlambat, dasar bodoh!"

"Begitu ya, bicara soal itu wajahmu masih penuh darah loh?"

Vio hanya mendiamkanku, sembari membersihkan darah yang ada di wajahnya, sama saja dengan menjilatinya dengan perasaan senang, dia membuatku ngeri saja.

"Ah syukurlah, kukira kita gagal menyelamatkannya."

Miya juga lega sama sepertiku, tapi tetap saja siapa orang yang menyelamatkan putri paman ini, toh mengingat para petualang mengikuti event? apakah dia juga seorang petualang ....?

Begitulah pemikiranku sekarang, kepalaku dipenuhi dengan tanda tanya itu ... dan tiba saja seorang yang tak ku kenal menyapa kami bersama seorang gadis cantik dengan tunic biru, rambut gadis itu sampai sebahu berwarna biru langit, matanya juga sangat indah berwarna coklat muda.

"Anda ini siapa?"

Aku bertanya dengan kedua orang itu, dengan perkataan sopan agar tidak menyinggung jika ada kata yang kurang mengenakkan.

"Namaku Keith, dan dia ini Aurel, aku menunggu kalian daritadi."

"Menunggu kami?"

"Yap tentu saja."

Aku mendekati Vio, dan berbisik di telinganya, menanyakan siapa orang-orang ini, dan Vio menjawab jika merekalah yang menyelamatkan putri paman itu.

"Jadi kalian ya, yang menyelamatkan anak paman ini?"

"Benar itu kami, lagipula kami sedang mencari quest untuk diselesaikan dan kebetulan melihat skenario penyelamatan dengan imbalan Airi, dan ternyata itu benar. Lihatlah, ini adalah uang kami."

"Begitu ya, eh kamu bilang Airi?"

"Iya, Airi adalah uang, yang tentu saja berguna untuk digunakan apa saja."

Kukira Airi itu nama perempuan, ternyata mata uang dunia ini ya. Ah membuatku kaget saja. Eh, bicara soal uang, aku tidak mengantongi uang sedikitpun ... sial!

"Ada apa, oh ya siapa namamu?"

Aku menjawab dengan nama asliku, toh Miya saja tahu namaku, entahlah bagaimana dia bisa tahu, mungkin kebetulan atau memiliki keterampilan Reflexions yang sama dengan milikku.

"Hmm, Nishimiya Haruto ya? sepertinya namamu sungguh sangat berbeda dengan dunia kami, apa kamu ini berasal dari dunia lain?"

Lah, bagaimana Keith bisa tahu jika aku berasal dari dunia yang berbeda? apa memang perihal ini sangat mudah diketahui, terlihat mencolok?

"Ah ya sebenarnya aku datang dari bumi."

"Apaa!" [Miya, Keith, Aurel]

Mereka semua dengan lantang bersamaan berseru dengan kata sama, hanya saja Vio tidak terkejut?

"Ja-jadi benar kamu ini berasal dari dunia lain, terus bumi itu apa?"

"Keith, kenapa kamu ingin tahu?"

"Ya hanya penasaran saja."

"Aku juga sama penasaran dengan Keith."

"Aku juga!"

Sial mereka ini mengingatkanku pada Magistrate si monster penasaran!

Aku pun menjelaskan kepada mereka semua, kalau bumi adalah duniaku sebelum aku mati, yang penting singkat, jelas dan juga padat.

"Begitu ya, sudah kuduga dari namamu, oh iya aku hanya akan mengajakmu ke tempat yang mau kami tuju."

"Eh dimana?"

"Arena latihan!"

"Hah?"

Arena latihan? serius?!

Sebelum kami pergi ke arena latihan, kami menemui putri paman ini yang ada di guild, dan sekaligus berpisah dengannya bersama ayahnya, yang bernama Gloo, paman dan putrinya itu berterimakasih kepada kami, dan memberiku imbalan berupa Airi, disini tercantum bernilai lima puluh sebanyak dua koin, aku tidak tahu apa artinya, mungkin sama dengan uang seratus yen.

Tidak lupa aku juga berterimakasih dengannya. Secara tidak sadar, aku ada didepan Guild yang sangat megah dan berbentuk seperti mansion dengan luas yang tidak main-main, seperti gedung sekolah Jepang saja, bahkan ada lima lantai dengan puluhan jendela yang terlihat diluar.

Benar-benar Guild terbesar yang pernah aku temui, dibanding guild di game yang aku mainkan. Kemungkinan di lantai-lantai itu ada tempat tidur untuk para petualang yang menginap, dan tentu saja itu tidak geratis.

Ah benar juga aku ingin ke Guild — saat aku hendak berjalan kesana, Keith menarik lenganku tentu saja ia memaksaku untuk datang ke Arena Latihan yang letaknya tidak jauh dari Guild, bahkan ada persis di kanan Guild ini, tempatnya juga besar.

Aku merasa wah dengan dunia ini, saat pertama kali melihat rumah dengan bentuk atap sama, ternyata disisi lain Guild dan juga Arena Latihan ini dibangun dengan sangat megah.

"Keren sekali ...."

"Hebat kan? nah Haruto mari kita masuk."

Aku mengikuti Keith dan juga Aurel, Miya dan Vio juga masih mengikutiku daritadi, bahkan ketika kami selesai berurusan dengan paman itu, mereka masih mengikutiku, dikira aku ini ibu bebek apa?

Di Arena Latihan ada pintu dengan corak penuh gambar orang berperang, aneh sekali tapi keren. Bahkan di gagang pintunya terbuat dari perak dan berbentuk seperti pedang kecil, entahlah mungkin saja pembuat Arena Latihan ini menyukai seni.

'Jglekk!'

Bahkan suara pintu terbuka pun terdengar keras, kami semua pun memasuki ruangan ini, lantai yang terbuat dari perak lagi, dinding dengan aksesoris dua pedang berbentuk silang, kepala tengkorak, kepala rusa dan lain sebagainya, layaknya tempat ini seperti musium, bahkan ada juga patung baju zirah besi yang lengkap dengan senjatanya, seperti pedang, tombak, kapak, dan lain sebagainya.

"Haruto, tunggulah disini aku akan memanggil seorang pengurus Arena ini dahulu, jangan mencoba kabur loh!"

Keith berlari dan mencari seseorang, yang ada dipikiranku cuma satu, kenapa tempat ini kelihatan sepi, apa karena para petualang lain sedang sibuk dengan event itu? kelihatannya sih begitu?

"Hei kalian yang ada disana! ada urusan apa datang ke Arena Latihan, mau berlatih?!"

Seseorang keluar dari kanan koridor tempat ini, dia memakai baju zirah berwarna hijau dengan tongkat di tangannya. Kelihatannya dia masih muda karena kelihatan seperti anak SMA.

Kami pun mendekati orang itu, dan menjelaskan siapa kami agar jelas.

"Begitu ya, jadi kalian sedang menunggu seseorang dan juga ingin berlatih ... eh pedang yang ada di punggungmu itu, apa itu pedang Light Saber?"

"Eh Light Saber!?"

Miya berseru, sepertinya dia benar-benar kaget. Memang ada apa dengan pedang ini?

"Sudah kukira, pantas saja saat kamu menyerang Wolfhun itu tenagamu pulih kembali, dan pedang itu juga dapat mengeluarkan gelombang cahaya, pantas saja familiar di mataku!"

"Memang Light Saber ini pedang apa?"

"Mungkin kamu tidak tahu, tapi Light Saber adalah salah satu dari pedang legendaris!"

"Pe-pedang legendaris?"

Legendaris, jadi tidak hanya keterampilan saja yang bernilai legendaris di dunia ini?

"Ada tiga pedang legendaris di dunia ini, yang pertama Light Saber berwujud pedang berukuran sedang, tumpul, namun memiliki elemen cahaya yang sangat hebat, lalu kedua Dark Yaminiku, ialah pedang berukuran kecil namun seiring dia berhasil mengumpulkan jiwa makhluk yang terbunuh maka semakin besar, dan pedang ini berelemen gelap mengerikan, dan yang ketiga Murasama, pedang tertajam di dunia ini, bahkan kapak maupun tameng yang dibuat dari logam terkuat saja, dapat dihancurkan!"

"Jadi tidak hanya aku saja yang memiliki pedang legendaris?"

"Benar, yang aku tahu hanya satu orang pemegang Murasama, dia bernama Murasai!"

"Mu-Murasai?"

"Ya Murasai, dia juga sedang berpetualang dan mencari orang terkuat sebagai bentuk latihan sebelum mengalahkan DemonLord."

"Begitu ya, terimakasih, penjelasan ini sangat bermanfaat, jadi aku tahu jika aku ini pemegang senjata legendaris."

Orang itu mengangguk dan tersenyum, yang jadi masalah hanya Vio, daritadi masih mengatakan kata yang tak kumengerti, kemungkinan dia heran kenapa aku bisa mendapat senjata legendaris ini, tapi aku mendapatkan Light Saber dari dewi. Ternyata dewi sangat baik sekali, dan dia juga ingin sekali aku membersihkan dunia ini dari DemonLord.

"Ah maaf sudah menunggu lama!"

Keith datang dengan seorang pengurus yang kelihatannya sudah tua sekali, janggutnya sangat lebat berwarna putih yang panjang sampai ke lehernya, ia juga memakai alat bantu jalan berupa tongkat kayu.

"Jadi kalian ingin berlatih ya, kukira bakalan sepi tempat ini, dan juga disini tidak lah geratis, kalian kalau mau berlatih harus membayar dengan 50 Airi!"

"Eh apa berbayar!?"

Aku bahkan sampai kaget mendengarnya, yang benar saja ini Arena Latihan, dan juga berbayar! jadi mirip dengan game beriming-iming geratis sampai di pertengahan game harus berbayar, sial konten berbayar! aku sudah muak dengan itu!

Lagipula aku diberi dua koin Airi bernilai 50, jika diambil satu, maka tinggal 50 Airi saja, mana cukup untuk dibuat biaya membeli rumah untukku nanti!

"Haruto kamu tadi kan diberi uang oleh paman itu, sudah bayar saja lagipula cuma 50 Airi."

"Tuh dengerin pacar kamu-"

"Pacar gundulmu! sejak kapan Miya ini pacarku, kenal saja gak!"

"Kenapa kamu membentak kakek!?"

"Habisnya kau ini nyeselin, tua! lagian masak iya, berlatih harus berbayar! gak bermutu sama sekali!'

"Alah banyak bicara kau ini pemuda tersesat, bayar saja!"

"Aku minta diskon!"

"Gak ada diskonan, kau kira pasar!"

"Hah sudahlah Haruto bayar saja, toh ini murah loh?" [Keith]

"Murah mana sialan, lagian kau juga yang menyeretku datang kesini, ekonomiku ini masih rendah idiot, lagipula aku ingin segera membeli rumah agar nantinya tidak menyewa kamar Guild!"

"Banyak bacot!"

"Eh?"

Kakek itu dengan cepat seperti angin, memukul perutku dengan kayu yang ia gunakan sebagai pembantu jalan, dan tentu saja itu sangat sakit.

"Uhugg!"

Aku bahkan sampai terpental jauh dan menabrak patung baju zirah besi itu, bahkan patung itu sampai rusak, dan menyebabkanku harus berhutang dua juta Airi sebagai ganti rugi.

Sial sekali, bahkan Airi sebagai imbalanku diambil semua, meski aku mendapat maaf dari kakek itu, tapi aku mendapatkan syarat terberat lagi, yaitu harus ikut berlatih disini hingga berhasil mengalahkan kakek tua dengan tenaga seperti robot itu.

Batasnya adalah seminggu, hutangku juga bertambah banyak, aku sudah komplain dengannya mengenai patung baju zirah itu, tapi ujungnya malah kena damprat dan dipukul olehnya, ia juga tidak mau tahu, dan menyuruhku membayar ganti rugi, atau kehidupanku akan diancam seperti neraka.

Lincah, kuat, cerdik, dan tentu saja dia ini sangat licik, bahkan aku sampai berulang kali terhempas menabrak dinding karenanya di Arena Latihan ini.

"Segitu saja, padahal kamu ini memiliki Light Saber, apa boleh buat, Sura ladeni dia!"

"Baik kek!"

Sura adalah orang yang memberitahuku tentang ketiga pedang legendaris ini, dan juga masih ada penantang lainnya yang disuruh kakek tua ini.

Hari ini adalah hari yang paling sial, permulaan yang buruk, belum apa-apa saja sudah berhutang, kampret lah!!!

*

Uang milik Haruto sementara: 0 Airi

Biaya hutang ganti rugi patung baju zirah: 2 Juta Airi

Biaya hutang Arena Latihan selama seminggu: 300 Airi

Total hutang di Arena Latihan: 2 juta 300 Airi

*

Dan berikutnya aku juga disuruh bertanding dengan pria tombak dengan baju zirah yang bernama Sura. Jika aku berhasil mengalahkannya, masih ada lagi penantang lainnya, kukira tempat ini sepi ternyata ramai, karena di ruangan ini seperti stadion, ada beberapa kursi untuk penonton dan juga ketiga kursi yang sepertinya untuk sang juara.

Miya, Vio, Aurel dan lainnya menonton di kursi penonton yang letaknya berdekatan untuk menontonku bertarung melawan Sura.

Ternyata dunia ini menurutku sangatlah buruk, ya sangat buruk. Buruk ....!

*

Penantang yang harus dikalahkan Haruto: Sura, Nigel, Laugh, Borne, Torne, Keith, dan Kakek Tua Xi

Sebagai syarat akhir untuk lunas sebelum membayar kepada kakek licik Xi, yaitu harus mengalahkannya, dan diperbolehkan untuk kembali

*