"Cel lo dipanggil sama bu Hani di perpustakaan," ucap Adam saat bel jam istirahat berbunyi.
"Gue?" tanya Cella menunjuk dirinya sendiri bingung.
"Iya siapa lagi," jawab Adam dan beralih duduk ke tempat duduknya.
"Lo ngapain sampe dipanggil bu Hani segala Cel?" tanya Luna mengernyit bingung, sementara Cella sedang berpikir keras. Untuk apa Bu Hani memanggilnya?
"OH YA!" teriak Cella yang teringat sesuatu dan setelah itu ia langsung bergegas menuju perpustakaan dengan langkah panjang, meninggalkan Luna dengan kebingungan.
"Tuh anak kenapa lagi coba," gumam Luna menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara itu Cella sudah sampai di perpustakaan, ia pun langsung masuk ke dalam dan menemui Bu Hani.
"Ibu manggil saya?" tanya Cella saat di depan Bu Hani.
"Iya," jawab Bu Hani menganggukkan kepalanya.
"Ada apa ya bu?" tanya Cella dengan hati-hati. Jangan sampai ia menyinggung perasaan Bu Hani, kalau tidak ia akan dihukum lagi.
"Sebentar ibu masih nunggu satu anak lagi," ucap Bu Hani membuat Cella lagi-lagi mengernyitkan dahinya bingung.
"Ibu manggil saya?" tanya Alfian yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Cella.
Cella menatap Alfian terkejut, sepertinya ia tahu apa yang akan dibahas Bu Hani saat ini.
"Ehem jadi ibu nanya sama kalian. Kalian berdua kan yang kemarin terakhir di sini. Kenapa pintu perpustakaan bisa rusak kayak gini?" tanya Bu Hani membuat Cella dan Alfian meringis kecil.
"Eh itu bu jadi gini, kemarin kan saya tuh ke kun-"
"Kemarin Cella ke kunci di perpustakaan bu, karena nggak ada kuncinya jadi saya dobrak," ucap Alfian dengan santai memotong perkataan Cella.
Cella mengerjapkan matanya mendengar perkataan Alfian barusan. Bisa-bisanya Alfian berkata sangat santai seperti itu di depan Bu Hani.
Sementara Bu Hani menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan Alfian barusan.
"Kenapa kamu bisa ke kunci Cel?" tanya Bu Hani bingung.
"Saya juga nggak tau bu, pas saya mau keluar tiba-tiba aja pintunya nggak bisa dibuka," jawab Cella menjelaskan.
"Terus Alfian kamu juga ke kunci di dalam?" tanya Bu Hani.
"Enggak bu, saya kemarin nggak ikut bersihin perpustakaan," jawab Alfian.
Bu Hani pun menghela napasnya sejenak, dan hal itu membuat Cella merasa bersalah.
"Bu biar saya aja yang ganti pintunya," ucap Cella.
"Tidak usah Cella ini juga terjadi karena kelalaian ibu sendiri," ucap Bu Hani.
"Ya sudah kalian bisa kembali," lanjut Bu Hani.
Cella pun mengangguk dan menyalami tangan Bu Hani disusul oleh Alfian. Setelah itu mereka berdua keluar dari perpustakaan dan berjalan bersama menuju kelas.
"Gue jadi ngerasa nggak enak sama bu Hani," ucap Cella membuat Alfian mengalihkan pandangannya.
"Kenapa jadi lo yang nggak enak? Harusnya gue, orang gue yang ngerusakin pintunya," ucap Alfian membuat Cella menghela napas sejenak.
"Kalau nggak gara-gara gue ke kunci pasti lo juga nggak akan ngedobrak pintu perpus," balas Cella.
"Nggak usah nyalahin diri sendiri," ucap Alfian membuat Cella mendongak menatap Alfian.
"Kenapa?" tanya Alfian bingung melihat Cella.
"Gapapa," jawab Cella menggelengkan kepalanya.
Sepulang sekolah.
Cella tengah menunggu Reyga menjemputnya di depan sekolah. Ia melihat kanan kiri namun Reyga belum juga datang. Tidak seperti biasanya, biasanya Reyga tidak pernah terlambat untuk menjemputnya.
Cella berpikir mungkin jalanan macet atau Reyga ada urusan sebentar jadi ia masih bersabar menunggu Reyga.
Selang beberapa menit kemudian, Reyga masih belum juga datang. Padahal Cella juga sudah mencoba menelpon atau pun mengirim pesan kepada Reyga namun sama sekali tidak ada balasan.
"Ah udah hampir jam 5, Reyga mau jemput apa enggak sih," gumam Cella kesal dan sedari tadi mihat ke arah jam tangannya.
"Bisa-bisa nginep juga gue di sekolahan," lanjut Cella menghela napas kasar.
Tak sadar Alfian sedang berjalan menghampiri Cella.
"Belum pulang?" tanya Alfian membuat Cella mengalihkan pandangannya ke Alfian.
"Belum dijemput, padahal gue udah nunggu hampir sejam," jawab Cella merengut kesal.
"Mau gue anter?" tanya Alfian membuat Cella terdiam beberapa saat.
"Hah?" tanya Cella dengan wajah cengo membuat Alfian menghela napas.
"Mau gue anter pulang atau nggak Cella," ucap Alfian mengulangi pertanyaannya.
"Emm, oke boleh deh ayo udah hampir malam juga," jawab Cella menerima tawaran Alfian.
"Ya udah gue ambil motor dulu," ucap Alfian dibalas anggukkan kepala oleh Cella.
Alfian pun menuju parkiran sekolah untuk mengambil motornya. Setelah itu ia segera kembali menghampiri Cella.
"Ayo," ucap Alfian di depan Cella.
Sementara Cella menatap diam motor gede Alfian tersebut. Ia berpikir bagaimana caranya dia untuk naik ke atas motor sebesar ini?
"Kenapa diem aja?" tanya Alfian yang melihat Cella tidak bergerak dari tempatnya.
"Ehem gini, gue naiknya gimana?" tanya Cella membuat Alfian terkekeh kecil.
"Nih pake dulu helmnya," ucap Alfian menyerahkan helm kepada Cella.
Cella pun menerima helm tersebut dan langsung memakainya.
"Kalau mau naik pegangan pundak gue," ucap Alfian setelah melihat Cella memakai helm.
Cella menuruti perkataan Alfian, ia naik ke atas motor Alfian dengan berpegangan pada kedua bahu Alfian.
Setelah Cella berhasil naik ke atas motor Alfian, ia segera melepaskan pegangannya pada Alfian. Alfian pun mulai melajukan motornya dengan kecepatan normal meninggalkan wilayah sekolah.
"Serem juga ya naik motor gede kayak gini," ucap Cella dalam hatinya.
Tiba-tiba Cella merasakan bahwa ada yang tengah mengikuti mereka. Ia pun mengatakn hal itu kepada Alfian.
"Al kayaknya ada yang ngikutin kita deh," ucap Cella mendekatkan wajahnya ke Alfian agar Alfian bisa mendengar suaranya.
Sontak Alfian melihat ke spion motornya, dan benar saja di belakang mereka ada sebuah mobil yang seperti sedang mengikuti mereka.
"Cel pegangan," ucap Alfian yang langsung menaikkan kecepatannya sehingga membuat Cella langsung melingkarkan tangannya di perut Alfian.
Cella memejamkan matanya dengan kuat, ia benar-benar takut karena Alfian mengendarai motor sangat cepat.
Tak disangka tiba-tiba mobil yang mengikuti mereka berhasil menyalip Alfian sehingga mau tak mau Alfian menghentikan motornya.
Orang yang ada di dalam mobil pun turun, Alfian maupun Cella sama-sama mengernyit bingung karena tidak kenal sama sekali dengan orang yang ada di dalam mobil tersebut.
"Sorry ya gue nggak ada urusan sama kalian," teriak Alfian yang masih duduk di atas motornya.
"Kita emang nggak ada urusan sama lo, tapi sama cewek di belakang lo," ucap orang tersebut sembari menunjuk Cella.
Cella terkejut karena ia sama sekali tidak tahu siapa orang di depannya itu.
"Lo tau siapa mereka?" tanya Alfian.
"Enggak sama sekali," jawab Cella menggelengkan kepalanya.
"Kayaknya kalian salah orang, dia juga nggak kenal sama kalian," ucap Alfian berusaha agar tidak terjadi keributan.
"Kalau gitu kita harus ngambil dia secara paksa," ucap orang tersebut membuat Alfiana langsung turun dafi motornya begitu juga dengan Cella.
"Lo di sini aja jangan kemana-mana, oke."
to be continued...