Cella menghela napasnya lega saat sudah sampai di rumah, untunglah ia tidak lama-lama di rumah sakit. Ia sangat tidak betah, ditambah lagi suasana rumah sakit yang menakutkan di malam hari.
Ya, walaupun Cella masih harus meminum beberapa obat tapi itu lebih baik jika harus diinfus.
Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah ia rindukan. Cella menatap ke langit-langit atapnya, saat ini keadaannya sudah membaik bahkan bisa dibilang sudah sehat.
Cella mengambil handphone miliknya dan menekan sebuah nomor.
"Halo Lun," ucap Cella begitu panggilannya sudah dijawab oleh Luna.
"Kenapa Cel?" tanya Luna di seberang.
"Ke rumah gue sini," jawab Cella.
"Ngapain udah sore gini juga, bisa-bisa diculik sama mba kunti gue."
"Nggak ada yang mau nyulik lo, yang ada kuntinya takut duluan. Sekali-kali lo nginep kek di rumah gue. Besok biar bisa berangkat sekolah bareng," ucap Cella dengan semangat.
"Iya deh ntar jam 5 gue ke rumah lo," ucap Luna yang akhirnya bersedia menginap di rumah Cella.
"Oke bye bye Luna."
Tut tut tut.
Setelah itu, Cella memutuskan panggilannya dengan Luna. Tiba-tiba ia teringat sesuatu sehingga langsung berjalan dengan langkah panjang menuju dapur.
"Cella kamu kenapa jalan cepet-cepet gitu?" tanya Dania yang masih khawatir dengan keadaan Cella.
"Bi Siti mana ma?" Bukannya menjawab pertanyaan Dania, Cella justru balik bertanya. Ia melihat-lihat ke sekelilingnya namun tidak menemukan keberadaan Bi Siti.
"Di belakang masih ngangkatin jemuran," jawab Dania menunjuk ke belakang rumah.
Tanpa pikir panjang lagi Cella langsung menuju belakang rumahnya. Dan benar saja, ada Bi Siti yang tengah mengangkat jemuran.
"Bi, bi Siti!" panggil Cella terengah-engah.
"Ya ampun non kenapa lari-lari?" tanya Bi Siti yang terkejut Cella datang dengan terengah-engah.
"Itu bi jaket sama seragam yang kemarin itu udah bersih?" tanya Cella.
"Oalah sudah non, sudah bibi setrika juga," jawab Bi Siti membuat Cella menghela napas lega. Pasalnya itu adalah milik Alfian dan harus segera ia kembalikan.
"Syukur deh bi, ya udah Cella mau balik dulu ke kamar," ucap Cella terkekeh kecil dan berjalan kembali ke kamarnya.
Pukul 19.27
"Eh Cel lo udah lihat penthouse episode terakhir belum?" tanya Luna kepada Cella yang sibuk sendiri dengan handphonenya.
"Udah dong gila banget gue masih nggak percaya ya kalau Logan tuh mati," jawab Cella yang langsung mencampakkan handphonenya.
"Iya sama woi, ntar tiba-tiba di season 3 muncul lagi," ucap Luna ikut menanggapi.
"Terus Joo Dan Tae kenapa bisa keluar dari penjara coba," ucap Cella kesal sendiri.
Yah namanya juga perempuan, kalau sudah membahas tentang drama pasti tidak ada habisnya dan membuat kesal sendiri.
"Hah? Joo Dan Tae keluar dari penjara? Kok lo tau si," ucap Luna bingung.
"Ih iya. Itu kakek-kakek yang di akhir episode kan si Joo Dan Tae," ucap Cella.
"Gue nggak nyadar," ucap Luna menepuk dahinya sendiri pelan.
"Apalagi kan kem-"
Perkataan Cella terpotong karena tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal di handphone milik Cella.
"Eh gue angkat telpon dulu," ucap Cella dan dibalas anggukkan kepala oleh Luna.
Cella pun mengangkat panggilan tersebut dengan penuh rasa penasaran dan bingung.
"Halo?" ucap Cella saat ia sudah menerima panggilan tersebut.
Namun tidak ada jawaban sama sekali.
"Halo, siapa ya?" ucap Cella lagi.
Yang ia dengar hanyalah suara napas dari seseorang, ia mengernyit bingung. Siapa kira-kira orang yang menelponnya ini?
"Halo ini siapa ya? Kalau nggak ada keperluan saya tutup sekarang," ucap Cella lagi dan tetap tidak ada jawaban.
Cella pun menghela napas sejenak hingga akhirnya ia memutuskan panggilan tersebut.
"Siapa Cel?" tanya Luna begitu melihat Cella sudah selesai menelpon.
"Nggak tau salah sambung kali," jawab Cella mengendikkan bahunya acuh.
"Jangan-jangan penggemar lo lagi," ucap Luna yang langsung mendapat pukulan kecil dari Cella.
"Nggak usah ngarang deh," ucap Cella mendengus kesal.
"Tapi bisa jadi sih."
---
"Gue balikin kapan ya? Kalau sekarang kan lagi istirahat," gumam Cella menatap jaket dan seragam yang ada di atas mejanya.
Saat ini sudah jam istirahat dan Luna pergi ke kantin. Sedangkan Cella memutuskan untuk di kelas karena ia masih tidak diperbolehkan makan makanan fast food dan juga banyak mengandung minyak.
Sedangkan di kantin, baru sampai di pintu kantin sjaa kalian bisa langsung disajikan berbagai makanan yang berminyak.
"Ah pulang sekolah aja deh," ucap Cella yang akhirnya memutuskan untuk mengembalikan sepulang sekolah.
Cella pun kembali menyimpan jaket dan seragam tersebut di laci mejanya. Tiba-tiba saat ia menatap ke depan, sudah ada Alfian duduk di kursi depannya. Hal itu langsung membuat Cella terkejut.
"Astaga lo ngapain di sini?" tanya Cella, ia melihat ke sekeliling dan untungnya kelasnya tengah sepi sekarang.
"Mau ngambil jaket sama seragam gue," jawab Alfian sembari menengadahkan tangannya ke Cella.
"Nggak sabaran banget," ucap Cella mendecih kecil dan memberikan jaket dan seragam milik Alfian.
"Ini udah lo cuci kan?" tanya Alfian yang tentu saja bercanda.
"Iyalah enak aja," jawab Cella menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Oh ya Al," ucap Cella membuat Alfian menaikkan satu alisnya.
"Kenapa?" tanya Alfian menanti apa yang akan dikatakan oleh Cella.
"Kok akhir-akhir ini kayaknya lo baik banget sama gue," ucap Cella menyipitkan matanya menatap Alfian.
"Emang gue udah baik dari dulu, baru nyadar ya lo," ucap Alfian menyombongkan diri membuat Cella mendengus kesal.
"Udah baikan?" tanya Alfian membuat Cella kembali menetralkan ekspresi wajahnya.
"Udah walaupun masih harus minum obat," jawab Cella.
"Eh Al kalau nyokap gue ngechat lo aneh-aneh diemin aja ya nggak usah diladenin," ucap Cella yang mengingat bahwa Dania mempunyai nomor Alfian begitu juga sebaliknya.
"Durhaka dong gue," ucap Alfian menunjuk dirinya sendiri.
"Enggak lo kan bukan anaknya," ucap Cella menggelengkan kepalanya.
"Siapa tau ntar malah jadi mantunya," ucap Alfian menggoda Cella. Hal itu membuat Celka langsung membelalakkan matanya.
"Ih ngarep lo ya," tunjuk Cella tertawa kecil.
"Iya kenapa? Nggak boleh?" tanya Alfian membuat Cella mengalihkan pandangannya.
"Ah bodo ah serah lo deh Al. Gila juga ntar gue lama-lama," ucap Cella membuat Alfian terkekeh kecil.
"Lo nggak ke kantin?" tanya Alfian yang melihat kelas Cella sepi, bahkan Luna juga tidak ada.
"Enggak, kata dokter gue nggak boleh makan makanan fast food terus es terus nggak boleh makan gorengan juga," jawab Cella membuat Alfian menganggukkan kepalanya.
"Bagus, artinya lo-"
"CELLA NIH ES TEH LO." teriak Luna yang baru saja masuk ke dalam kelas.
"Mampus."
To be continued...