Prok prok prok.
Semua orang bertepuk tangan saat Leo baru saja selesai menyampaikan sambutan atas acara ulang tahun perusahaannya.
Dorr.
Tiba-tiba ada suara tembakan pistol yang ternyata mengarah ke Leo. Untungnya Leo menyadari hal itu dan ia langsung berlari menjauh.
Semua orang yang hadir pun menjadi terkejut dan takut. Leo dengan cepat menyuruh orang-orangnya untuk mencari tahu siapakah yang melakukan hal tadi.
"Ma ada apa sih ma?" tanya Cella yang kebingungan.
"Kamu jangan pergi-pergi di sini aja sama mama," ucap Dania dan Cella hanya mengangguk patuh.
"Pak tidak ada satu orang pun di luar, satpam juga tidak melihat siapa pun masuk membawa pistol," ucap salah satu bawahan Leo.
Leo hanya mengangguk kecil dan menelepon seseorang.
"Ma papa nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Cella khawatir dengan Leo.
"Iya, papa pasti baik-baik aja kok," jawab Dania menenangkan Cella.
Tak lama setelah itu, Leo berjalan menghampiri Cella dan Dania.
"Kalian berdua pulang dulu ya, papa udah nelpon Reyga," ucap Leo.
"Terus papa gimana? Papa nggak pulang sekalian?" tanya Cella berturut-turut.
"Papa masih ada urusan sebentar," jawab Leo.
"Ya udah nanti kita pulang bareng aja," ucap.Cella yang kekeuh ingin bersama Leo.
"Biar mama yang nemenin papa, kamu pulang aja ya sayang," ucap Dania.
"Mama juga pulang aja," ucap Leo.
"Gapapa pa, biar mama di sini aja nemenin papa," balas Dania membuat Leo pasrah.
"Ya udah tuh Reyganya udah datang Cel," ucap Dania melihat Reyga berjalan ke arahnya.
Cella mengikuti arah pandang Dania dan benar, Reyga berjalan ke arahnya dan terlihat seperti tergesa-gesa.
"Reyga om titip Cella dulu ya," ucap Leo setelah Reyga menyalami tangan Leo dan Dania.
"Iya om," ucap Reyga menganggukkan kepalanya.
"Ya udah deh Cella pulang duluan. Papa sama mama jangan lama-lama pulangnya," ucap Cella menekuk mukanya.
"Iya sayang."
Cella dan Reyga pun berjalan beriringan menuju mobil Reyga. Setelah itu Reyga melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju rumah Cella.
Setelah beberapa meter dari perusahaan Leo, Reyga menyadari bahwa ada sebuah mobil yang kini tengah mengikutinya.
"Cel kamu pegangan ya," ucap Reyga membuat Cella menoleh.
"Kenapa Rey?" tanya Cella bingung.
"Ada yang ngikutin kita," jawab Reyga membuat Cella langsung mengalihkan pandangannya ke belakang dan benar saja ada mobil yang mengikuti mereka.
Cella pun berpegangan dengan kuat dan Reyga langsung melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang sudah mulai sepi.
Tak disangka orang yang mengikuti mereka menabrakkan mobilnya ke belakang mobil Reyga sehingga membuat kepala Cella terbentur dengan dashboard mobil.
"Cella kamu gapapa?" tanya Reyga khawatir sekaligus terkejut.
"Kau gapapa kok cuma kebentur dikit," jawab Cella mengusap dahinya sendiri yang terlihat kemerahan.
Reyga pun mengeluarkan handphone miliknya dan menelepon bawahannya.
"Hadang mobil yang ada di belakang saya, jangan biarin dia ngejar saya," ucap Reyga tegas.
Tut tut tut.
Dan setelah mengatakan hal itu, Reyga langsung memutuskan panggilannya.
Tak lama kemudian, mobil yang mengikuti mereka pun sudah tak terlihat. Cella menghela napasnya lega saat Reyga menurunkan kecepatan.
"Mereka tadi siapa sih Rey?" tanya Cella mengerutkan dahinya.
"Aku juga nggak tau, kemungkinan mereka ngincar keluarga kamu," jawab Reyga membuat Cella semakin bingung.
Cella tak bertanya lagi, ia pikir akan lebih baik kalau ia tidak mengetahui hal yang memang tidak seharusnya ia ketahui.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Cella.
"Sakit?" tanya Reyga saat mengoleskan salep ke dahi Cella yang tdi terbentur dashboard mobil.
"Dikit," ucap Cella meringis kecil.
"Nah udah. Sekarang kamu istirahat aja gih ke kamar, aku nunggu di sini sampai papa sama mama kamu pulang," ucap Reyga setelah selesai mengobati dahi Cella.
"Aku belum mau tidur," ucap Cella.
"Gimana kalau nonton dulu," lanjut Cella menujuk ke televisi yang ada di ruang keluarga.
"Ya udah kamu yang pilih filmnya," ucap Reyga tersenyum kecil, ia hanya bisa menurut dengan Cella.
"Aku lagi pengen nonton Frozen. Kita nonton Frozen 2 aja ya," ucap Cella bersemangat.
"Iya terserah kamu aja," ucap Reyga menganggukkan kepalanya.
Akhirnya mereka berdua pun menonton film Frozen 2, sepanjang film Cella terus tersenyum senang seolah melupakan semua yang terjadi malam ini.
Belum sampai film selesai, Cella sudah tertidur pulas. Reyga pun menatap Cella sejenak dan tersenyum kecil. Reyga menggendong Cella dan membawanya ke kamar.
Setelah sampai di kamar Cella, Reyga menyelimuti Cella dan mengelus kepala Cella lembut.
"Selamat tidur tuan putri."
---
Cella melangkahkan kakinya ke kelas sembari membaca sebuah buku karena hari ini ia ada kuis dan ia belum belajar. Ia mendengus kesal karena materinya sangat banyak. Apalagi semalam ia tidak belajar sama sekali.
Brukk.
Tiba-tiba Cella tidak sengaja menabrak orang karena ia tidak memperhatikan jalan.
"Aduhh, Alfian?" ucap Cella setelah melihat bahwa yang ia tabrak barusan adalah Alfian.
"Dahi lo kenapa?" tsnys Alfian mendorong dahi Cella pelan.
"Ih lo mah dorong jidat gue mulu sakit nih," ucap Cella mengusap dahinya.
"Salah siapa lo jalan nggak lihat-lihat jalan," ucap Alfian mengendikkan bahunya.
"Ya justru karena itu lo harusnya ngehindar dong," ucap Cella menahan kesalnya.
"Sabar Cel masih pagi, sabar," ucap Cella di dalam hatinya.
"Kelupaan gue mau ngehindar," ucap Alfian membuat Cella rasanya ingin mencakar wajah Alfian saat ini juga.
"Untung ganteng, kalau nggak? Udah gue dorong dari lantai dua," batin Cella.
"Iya gue tau gue ganteng," ucap Alfian membuat Cella membelalak kaget. Apakah Alfian bisa membaca pikirannya?
"Kok Alfian tiba-tiba ngomong kayak gitu? Jangan-jangan dia bisa baca pikiran orang lagi," batin Cella lagi.
"Kenapa kaget ya?" ucap Alfian membuat Cella menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tau ah Al masih pagi gue males berdebat bye," ucap Cella dan berjalan menuju kelasnya, begitu juga dengan Alfian.
Jam istirahat.
"Aysha masih belum masuk ya?" tanya Cella, saat ini tengah berada di kantin bersama Luna.
"Iya nanti mau jenguk bareng?" ucap Luna.
"Boleh ayo," ucap Cella menganggukkan kepalanya.
"Oh ya Cel jidat lo kenapa?" tanya Luna yang melihat dahi Cella kemerahan.
"Ketabrak," jawab Cella mendengus kesal.
"Ketabrak apaan kok sampe merah gitu?" tanya Luna mengerutkan dahinya bingung.
"Lo nanya mulu ah Lun, udah kayak guru Bk aja," ucap Cella membuat Luna tertawa kecil.
"Jangan salah Cel, gue gini perhatian sama lo," ucap Luna membanggakan dirinya sendiri.
"Iya Lun thanks udah perhatian," ucap Cella menyatukan kedua tangannya dan menunduk kepada Luna.
"Eh Lun lo remed fisika nggak?" tanya Cella.
"Enggak," jawab Luna menggelengkan kepalanya.
"DIH ENAK BENER, PADAHAL KAN GUE NYONTEK LO!"
To be continued...