"Tadi Alfian ngapain nyamperin lo ke kelas?" tanya Luna setelah sepulang sekolah.
"Ngambil jaket sama seragam doang," jawab Cella membuat Luna menganggukkan kepalanya.
"Oh ya dengar-dengar ada cafe yang baru buka di deket sekolah. Kita ke sana dulu yuk," ajak Luna saat sudah masuk ke dalam mobil Cella.
"Boleh, bosen juga gue kalau di rumah," ucap Cella dan menjalankan mobilnya menuju cafe yang dimaksud oleh Luna.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua pun sudah sampai di sebuah cafe yang terlihat sangat ramai. Mungkin karena hari ini adalah hari pertama cafe tersebut dibuka.
"Rame banget Lun," ucap Cella melihat cafe yang ada di depannya.
"Iya maklum hari pertama buka, pasti banyak diskon," ucap Luna bersemangat.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam cafe dan memesan minuman. Tak butuh waktu lama, pesanan mereka berdua pun sudah jadi.
"Mau duduk dimana? Udah penuh semua anjir," ucap Luna sembari membawa nampan yang berisikan minumannya dan Cella.
Cella pun berpikir dan melihat ke seluruh cafe yang ternyata memang semua meja sudah terisi penuh. Hingga ia melihat seseorang yang memakai seragam sama sepertinya yang artinya orang tersebut satu sekolah dengannya.
"Eh duduk sana aja," ucap Cella menunjuk ke orang tersebut, Luna pun mengikuti arah pandangan Cella.
"Hah gila lo, emang kenal?" tanya Luna membuat Cella menggelengkan kepalanya.
"Tapi kan seragamnya sama kayak kita berarti satu sekolah. Gapapa kali ah," ucap Cella membuat Luna mendengus kesal.
"Tapi kayaknya gue tau deh," ucap Luna setelah memperhatikan orang yang duduk di meja yang Cella tunjuk tadi.
"Nah kan ya udah ayo," ucap Cella dan berjalan terlebih dahulu menghampiri orang yang duduk di meja tersebut.
"Permisi," ucap Cella begitu sampai di meja tersebut.
Perempuan yang duduk di meja tersebut pun menoleh ke arah Cella dan Luna.
"Kita boleh duduk di sini nggak? Soalnya udah nggak ada meja kosong lagi," ucap Cella dengan senyum manis di wajahnya.
Cella melihat name-tag perempuan tersebut yang ternyata bernama, Aysha.
"Eh boleh kok," ucap Aysha setelah melihat ke seluruh meja yang ada di cafe.
Cella dan Luna pun langsung duduk dengan senyum merekah di wajah mereka berdua.
"Oh ya kenalin gue Cella," ucap Cella mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Aysha.
"Aysha," ucap Aysha membalas uluran tangan Cella.
"Gue Luna."
"Aysha."
"Lo sendirian aja Sha?" tanya Cella melihat tak ada seorang pun bersama Aysha.
"Iya," jawab Aysha tersenyum kecil.
"Eh kita satu sekolah kan? Gue inget lo yang waktu itu nggak sengaja nabrak Cella ya?" tanya Luna teringat.
"Iya," jawab Aysha yang lagi-lagi hanya menjawab dengan kata iya.
"Santai aja Sha sama kita mah, kita kan satu sekolah berarti kita temen juga," ucap Cella tersenyum lebar membuat Aysha ikut tersenyum.
"Btw lo kelas apa Sha?" tanya Luna.
"MIPA-3," jawab Aysha membuat Cella teringat sesuatu.
"Satu kelas sama Alfian?" tanya Cella memastikan dan dijawab anggukkan kepala oleh Aysha.
"Di pikiran lo Alfian mulu," ucap Luna membuat Cella membelalakkan matanya.
"Dih ngarang lo najis banget," ucap Cella menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ngaku aja kali," balas Luna membuat Cella mendengus kesal.
Sementara Aysha hanya diam memperhatikan interaksi antara Cella dan Luna. Diam-diam ia menarik sudut bibirnya sedikit.
---
"Cella habis ini jangan lupa minum obat," ucap Dania setelah makan malam selesai.
"Iya mama aku inget," ucap Cella dan berjalan menuju kamar sembari membawa segelas air di tangannya.
Cklek.
Cella duduk di kursi meja belajarnya, ia menatap kalender yang menunjukkan bahwa bulan September akan segera berakhir. Ia menghela napasnya sejenak sebelum meminum obatnya.
Cella tak mengerti, padahal ia hanya demam biasa. Namun mengapa obat yang harus ia minum terdapat 7 jenis? Bagi Cella ini sangat banyak.
"Huft banyak banget obatnya kayak makan permen aja gue lama-lama," gumam Cella setelah meminum semua obatnya.
Cella pun beralih menuju kasurnya yang empuk, ia mengambil handphone miliknya.
Tok tok tok.
"Cella, papa masuk ya," ucap Leo yang tiba-tiba ada di depan pintu kamar Cella.
"Iya pa," ucap Cella dan membenarkan posisinya.
Cklek.
Leo pun masuk ke dalam kamar Cella dan duduk di samping Cella.
"Kenapa pa?" tanya Cella mengernyit bingung.
"Ehem kamu nggak mau ngenalin cowok yang kemarin nemenin kamu di rumah sakit?" ucap Leo membuat Cella semakin bingung saat ini.
"Cowok? Maksud papa Reyga?" tanya Cella.
"Papa kan udah kenal banget sama Reyga," lanjut Cella.
"Bukan Reyga," ucap Leo membuat Cella teringat bahwa kemarin yang menemaninya hanys Luna, Reyga, dan Alfian. Ya, Alfian.
"Maksud papa Alfian pa?" tanya Cella dengan nada tak percaya.
"Nah iya mama kamu sering banget cerita tentang Alfian ke papa," ucap Leo menjentikkan jarinya.
"Alfian cuma temen Cella pa," ucap Cella.
"Lagian Cella juga udah punya Reyga," lanjut Cella mengecilkan suaranya.
"Papa cuma mau tau aja kok," ucap Leo mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Emangnya mama cerita apa aja ke papa?" tanya Cella penasaran.
"Lumayan banyak sih," jawab Leo membuat Cella terkejut.
Ternyata selama ini Dania bermain di belakang Cella. Cella pun menghela napasnya kasar, tak menyangka dengan mamanya sendiri.
"Mama bilang apa pa?" tanya Cella dengan tingkat rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
"Katanya Alfian selingkuhan kamu," ucap Leo membuat Cella langsung membelalakkan matanya.
"APA?!" teriak Cella yang membuat Leo terkejut bukan main. Sepertinya teriakan Cella bisa membangunkan satu desa.
"Ssstt jangan teriak-teriak Cella," ucap Leo menaruh jarinya di depan mulutnya.
"Maaf pa kaget," ucap Cella meringis kecil.
"Tapi kayaknya Alfian anak baik kok," ucap Leo.
"Papa nggak tau aja seberapa ngeselinnya tuh manusia," gumam Cella kecil sehingga Leo tak bisa mendengar apa yang baru saja ia katakan.
"Besok lagi kenalin papa ke Alfian ya," ucap Leo membuat Cella menghela napas pasrah.
"Jadiin selingkuhan juga gapapa," lanjut Leo.
"Pa enggaklah ma-"
Cella menghentikan perkataannya saat menyadari bahwa Dania tengah menguping di depan kamarnya.
"Ma keluar aja kali Cella udah tau mama di depan kamar Cella," ucap Cella dengan suara agak kencang sehingga membuat Dania masuk ke kamar Cella dengan senyum lebar.
"Ih kamu ini mama cuma kebetulan lewat," ucap Dania menepuk lengan Cella pelan.
"Orang dari tadi mama berdiri di sana," ucap Cella menunjuk ke tempat dimana Dania tadi menguping.
"Sembarangan," ucap Dania mengelak tuduhan dari Cella.
"Emangnya kelihatan sayang?" tanya Dania membuat Cella harus bersabar.
"Kelihatan dong ma, kan mama bukan makhluk halus."
To be continued...