"Eh buset cepetan Lun keburu telat ntar," ucap Cella yang terburu-buru memasukkan sembarang buku ke dalam tasnya.
"Sabar ini gue lagi make dasi Cel," ucap Luna yang sedari tadi hanya sibuk memakai dasi.
"Ah udah pake di jalan aja ayo," ucap Cella dan langsung menarik tangan Luna.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 06.47, mereka berdua masih berharap agar gerbang sekolah belum ditutup. Hal ini disebabkan karena mereka berdua semalam menonton drakor hingga larut malam sehingga mereka telat bangun.
"Kalian nggak mau sarapan dulu?" tanya Dania yang melihat Cella dan Luna berjalan tergesa-gesa.
"Nggak usah ma keburu telat. Kita berangkat dulu ya," ucap Cella saat sudah sampai di pintu.
"Hati-hati!" teriak Dania dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.
Setelah masuk ke dalam mobil, Cella langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah.
"CEL HATI-HATI WOI," teriak Luna karena Cella menjalankan mobilnya seperti sedang kesetanan.
"Ntar telat gimana anjir," ucap Cella.
"Gue nggak mau dihukum," lanjut Cella.
"Ah udah pasti telat Cel, pasrah aja kali," ucap Luna dengan santainya.
Cella melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.56, dan ia masih lumayan jauh dari sekolah.
Cella pun menurunkan kecepatannya, hal itu langsung membuat Luna bingung.
"Lah kenapa Cel?" tanya Luna mengernyitkan dahinya.
"Percuma udah jam segini pasti telat," jawab Cella membuat Luna menghela napasnya lega karena mobilnya sudah melaju dengan kecepatan normal.
Sesampainya di sekolahan, Luna dan Cella mendapatkan hukuman untuk membersihkan toilet perempuan. Awalnya mereka berdua menolak dan mengeluh, namun mereka tetap menjalani hukuman yang diberikan.
"Lo sih Lun semalem pake acara ngajakin nonton Vincenzo segala," ucap Cella merengut kesal sembari mengepel lantai toilet.
"Heh yang minta rekomendasi drakor siapa hah?" ucap Luna berkacak pinggang membuat Cella meringis kecil.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah selesai membersihkan toilet karena mereka rasa toiletnya memang sudah bersih.
Saat sampai di kelas, tiba-tiba Cella mendapatkan sebuah pesan dari Reyga.
Reyga: nanti pulang sekolah aku jemput ya?
Cella berpikir sejenak sebelum membalas pesan dari Reyga, itu karena ia ke sekolah membawa mobil. Kalau ia pulang bersama Reyga, bagaimana nasib mobilnya?
Cella: tapi aku bawa mobil, ntar mobil aku gimana?
Reyga: ntar aku naik taksi ke sekolah kamu.
Cella: Oke siap bos!
Cella tersenyum kecil setelah membalas pesan dari Reyga.
"Ngapain lo senyum-senyum sendiri udah nggak waras lo?" ucap Luna yang masuk ke kelas sembari membawa dua botol air putih di tangannya dan ia memberikan satu kepada Cella.
"Enak aja," ucap Cella dan menerima botol yang Luna berikan kepadanya.
"Oh ya lo tau nggak hari ini Aysha nggak berangkat sekolah," ucap Luna membuat Cella mengernyitkan dahinya bingung.
"Hah kenapa emang?" tanya Cella penasaran.
"Katanya sih sakit," jawab Luna.
"Serius lo?" tanya Cella memastikan.
"Iya," ucap Luna sembari menganggukkan kepalanya.
"Mau jenguk nggak?" tanya Luna membuat Cella berpikir sejenak.
"Aduh gue kalau pulang sekolah nggak bisa," ucap Cella mengingat bahwa tadi ia sudah membuat janji dengan Reyga.
"Ya udah kalau besok Aysha masih nggak masuk kita jengukin aja," ucap Luna dan dibalas anggukkan kepala oleh Cella.
Sepulang sekolah.
"Kamu ngantuk?" tanya Reyga yang melihat sedari tadi Cella terus menguap.
Saat ini Cella sudah bersama Reyga di dalam mobilnya.
"Iya gara-gara semalem nonton drakor sama Luna sampe tengah malem," jawab Cella memejamkan matanya membuat Reyga tersenyum kecil.
"Mau es krim nggak?" tawar Reyga yang langsung membuat Cella membuka mata.
"Mauuu," ucap Cella yang sangat bersemangat.
Reyga pun terkekeh melihat tingkah Cella dan menuju ke sebuah kedai es krim.
Setelah menemukan sebuah kedai es krim, Reyga segera keluar dari mobil dan membelikan satu buah es krim untuk Cella. Sedangkan Cella menunggu di dalam mobil sembari menguap kecil.
"Ini," ucap Reyga begitu sudah kembali ke dalam mobil.
Cella mengernyitkan dahinya saat Reyga memberikan es krim vanilla kepadanya.
"Rey, aku nggak suka vanilla," ucap Cella lirih membuat Reyga tersadar dan melihat es krim yang ada di tangannya.
"Maaf Cel biar aku beliin lagi," ucap Reyga merasa sangat bersalah dan hendak keluar untuk membeli es krim lagi namun ditahan oleh Cella.
"Gapapa nggak usah," ucap Cella dan mengambil es krim yang ada di tangan Reyga.
"Kamu kan nggak suka vanilla, biar aku beliin lagi yang coklat ya," ucap Reyga namun dibalas gelengan kepala dari Cella.
"Gapapa dari pada ntar yang ini dibuang," ucap Cella. Ia memang tidak suka vanilla, namun ia masih bisa memakannya sedikit.
"Rey kita langsung pulang aja ya," ucap Cella membuat Reyga terkejut karena tadinya ia ingin mengajak Cella naik perahu.
"Tapi Cel aku ud-"
"Aku ngantuk banget Rey," ucap Cella memotong perkataan Reyga. Sebenarnya ia sudah terlanjur badmood.
Reyga menghela napasnya merasa sangat bersalah. Ia pun terpaksa melajukan mobil menuju rumah Cella.
---
"Cella kamu udah siap belum?" tanya Dania di depan kamar Cella.
Malam ini keluarga Cella akan menghadiri acara ulang tahun perusahaan papanya sendiri, Leo.
"Udah ma," ucap Cella dan keluar dari kamarnya.
"Ayo papa udah nungguin di bawah," ucap Dania dan berjalan keluar rumah diikuti oleh Cella.
Sebenarnya mood Cella masih tidak baik, apalagi ia sedang datang bulan. Namun ia harus ikut dengan kedua orang tuanya, kalau tidak bisa-bisa uang jajannya terancam.
"Pa anaknya temen-temen papa ada yang ganteng nggak pa?" tanya Cella iseng saat dalam perjalanan.
"Kenapa? Mau kamu gebet?" ucap Leo membuat Cella meringis kecil.
"Enak aja, ya kan Cella bisa cuci mata kalau kayak gitu," ucap Cella membuat Leo dan Dania tertawa kecil.
"Banyak, ntar papa pilihan satu buat kamu," ucap Leo membuat Cella tertawa. Ia juga sudah tahu bahwa Leo hanya bercanda.
"Pokoknya sih mama tetep dukung kamu sama Alfian," ucap Dania tiba-tiba membuat Cella terkejut.
Cella bisa pastikan bahwa Dania sudah menjadi fans nomor satu Alfian. Pasalnya dimana-mana Dania selalu saja membahas Alfian, selalu saja memuji-muji Alfian, dan selalu saja menjodohkan Alfian dengannya.
"Mama apa-apa nyambungnya ke Alfian mulu," ucap Cella kesal.
"Loh namanya juga calon menantu, gapapa dong iya kan pa," ucap Dania.
"Katanya kamu mau ajak Alfian main ke rumah sayang," ucap Leo membuat Cella lagi-lagi menghela napas.
Memang kedua orang tuanya ini sama saja.
"Hm besok Cella ajak makan malam ke rumah," ucap Cella tentu saja tidak serius.
"Sekalian suruh bawa mahar aja Cel."
To be continued...