Chereads / My Mafia Boy / Chapter 20 - MMB [19]

Chapter 20 - MMB [19]

Pukul 01.22, Cella terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke meja dekat kasurnya dan melihat sebuah kantong plastik besar serta ada sebuah kertas.

Cella pun mengambil kertas tersebut yang ternyata bertuliskan sesuatu dari Reyga.

Maafin aku ya sayang aku telat ngebawain obat buat kamu. Aku juga nggak tahu obat mana yang cocok buat kamu jadi aku beli semua ini. Cepat sembuh tuan putri.

Reyga.

Cella menatap obat yang diberikan oleh Reyga. Ia mengambil plastik tersebut dan melihat isinya yang ternyata terdapat banyak obat didalamnya.

"Astaga banyak banget," gumam Cella menepuk dahinya sendiri.

Cella pun kembali meletakkan kantong plastik yang berisikan obat tersebut di atas meja.

Hachuu.

Sepertinya flu Cella belum sembuh total, ia masih sering bersin dan juga tubuhnya panas. Cella pun kembali memejamkan matanya, berharap besok sudah sembuh sehingga ia bisa masuk sekolah.

Keesokan harinya.

Pukul 07.12, Cella masih tertidur pulas di atas kasurnya.

"Non bangun dulu non sarapan," ucap Bi Siti membangunkan Cella yang masih tertidur lelap.

Cella pun mengerjapkan matanya dan menguap kecil.

"Ini jam berapa bi?" tanya Cella dengan suara lemas.

"Jam 7 lewat non," jawab Bi Siti.

"Hah apa?!" ucap Cella langsung membelalakkan matanya.

"Berarti aku nggak sekolah dong bi," lanjut Cella.

"Non juga masih sakit jadi diizinkan sama nyonya," ucap Bi Siti.

"Mama sama papa udah berangkat ya bi?" tanya Cella, karena biasanya yang membangunkannya adalah Dania.

"Iya sudah non," jawab Bi Siti membuat Cella menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah non ini sarapannya bibi taruh sini," ucap Bi Siti meletakkan nampan yang berisi sarapan untuk Cella di atas meja samping tempat tidurnya.

"Iya bi makasih," ucap Cella.

Ting.

Tiba-tiba ada sebuah notifikasi dari handphonenya, tangan Cella pun meraih handphonenya dan ternyata ada beberapa pesan.

Luna: cel lo nggak berangkat?

Cella: iya lun, gue sakit.

Luna: hah? lo sakit? kok nggak bilang gue.

Cella: cuma demam kecil doang.

Luna: ya udah ntar gue ke rumah lo, ini gurunya udah masuk bye.

Cella tersenyum kecil dan menyimpan kembali handphonenya. Ia memakan bubur yang tadi diantar oleh Bi Siti. Setelah Cella selesai makan, ia meminum obat.

Cella pun beranjak dari tempat tidurnya hendak ke kamar mandi. Namun saat kakinya baru saja menyentuh lantai tiba-tiba dadanya terasa sakit dan sesak.

Karena kesakitan, Cella ingin bertumpu pada meja. Namun tak sengaja tangannya menyenggol gelas sehingga gelas tersebut jatuh dan pecah.

Cella terjatuh ke lantai, ia memegang dada kirinya dengan kuat sembari mengaduh kesakitan bahkan matanya sudah berkaca-kaca karena rasa sakit yang ia rasakan.

Napas Cella mulai tak beraturan, ia mencoba mengeluarkan suara namun tidak bisa karena kesaktian.

Cklek.

Tiba-tiba ada Reyga masuk ke dalam kamar Cella dan terkejut melihat keadaan Cella saat ini. Reyga pun bergegas menghampiri Cella.

"Cella kamu kenapa?" tanya Reyga memegang kedua bahu Cella.

Reyga sangat miris melihat Cella kesakitan.

"Sa..kit," ucap Cella lemah tangannya meraih bahu Reyga.

Namun Cella sudah tidak kuat dan akhirnya ia pingsan. Reyga yang melihat hal itu langsung menggendong Cella dan membawanya menuju rumah sakit.

Reyga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Ia sangat khawatir melihat keadaan Cella.

---

"Reyga gimana keadaan Cella?" tanya Dania yang terburu-buru datang ke rumah sakit bersama Leo.

"Masih diperiksa sama dokter tante," jawab Reyga.

Tak lama kemudian dokter yang memeriksa Cella keluar.

"Keluarga pasien bisa ikut saya sebentar?" tanya dokter tersebut yang bernama Rian.

"Iya dok," ucap Leo menganggukkan kepalanya.

"Rey tante titip jagain Cella sebentar ya," ucap Dania sebelum berjalan menuju ruangan dokter Rian.

Reyga pun menganggukkan kepalanya, setelah itu ia masuk ke dalam kamar rawat inap Cella.

Reyga berjalan mendekat ke arah Cella, ia melihat Cella yang terlihat sangat pucat dengan tangan diinfus. Ia membelai rambut Cella dengan lembut, berharap semoga Cella bisa cepat sadar.

Reyga berpikir keras, sebenarnya Cella sakit apa? Kenapa tadi sewaktu di kamar Cella terlihat sangat kesakitan? Pertanyaan itu berputar di kepala Reyga terus-menerus.

Tiba-tiba Reyga mendapatkan sebuah panggilan masuk di handphone miliknya yang ternyata dari asisten Ran.

"Halo," ucap Reyga setelah mengangkat teleponnya.

"..."

"Aku sedang sibuk, ganti aja lain hari."

"...."

"Ck, oke."

Tut tut tut.

Reyga pun menghela napas kesal dan menyimpan kembali handphonenya. Tak lama setelah itu, Dania masuk ke dalam namun hanya sendirian tak bersama Leo.

"Loh kamu mau kemana Rey?" tanya Dania yang melihat Reyga seperti hendak pergi.

"Rey ada urusan sebentar tante jadi harus pergi dulu," jawab Reyga.

"Ya sudah hati-hati ya terima kasih sudah nganter Cella ke rumah sakit," ucap Dania.

"Iya tante Rey pergi dulu," ucap Reyga menganggukkan kepalanya dan pergi.

Dania beranjak duduk di kursi dekat dengan kasur Cella. Sehabis berbicara dengan dokter, Leo ada meeting sehingga harus kembali ke kantor.

Pukul 16.30

"Ma tadi yang nganter aku ke rumah sakit Reyga?" tanya Cella sembari memakan buah apel yang dikupaskan oleh Dania.

"Iya tadi katanya ada urusan jadinya pergi," jawab Dania membuat Cella mengangguk.

Cklek.

"CELLA!" teriak Luna begitu masuk ke dalam kamar rawat inap Cella.

Hal itu membuat Cella dan Dania sama-sama terkejut.

"Eh tante," ucap Luna meringis kecil dan menyalami tangan Dania.

"Ya ampun Luna kamu ini teriak-teriak, ini rumah sakit bukan hutan," ucap Dania terkekeh kecil.

"Hehe iya tante maaf," ucap Luna.

"Ya sudah kalian ngobrol aja dulu tante mau keluar sebentar," ucap Dania dan dibalas anggukkan kepala oleh Cella dan Luna.

"Lo kok bisa masuk rumah sakit sih Cel," ucap Luna langsung duduk di kursi dekat Cella.

"Katanya sih tadi tiba-tiba gue pingsan jadi dibawa ke rumah sakit," ucap Cella mengendikkan bahunya acuh.

"Eh kok lo tau gue ada di rumah sakit?" tanya Cella bingung.

"Tadi gue kan ke rumah lo tapi kata bi Siti lo dibawa ke rumah sakit jadinya gue ke rumah sakit deh," jawab Luna membuat Cella berohria.

"Btw tadi Alfian nanyain lo," lanjut Luna membuat Cella mengernyitkan dahinya.

"Alfian?" tanya Cella memastikan.

"Iya Alfian Cel, ngaku deh lo ada apa-apa kan sama Alfian. Ngaku aja udah sama gue mah," ucap Luna menggoda Cella.

"Dih mana ada ngadi-ngadi lo," ucap Cella menggelengkan kepalanya.

"Tadi malah Alfian mau ikut gue ke rumah lo. Terus tiba-tiba nggak jadi," ucap Luna.

"Kenapa nggak jadi?" tanya Cella sedikit penasaran.

"TUHKAN NANYAIN! PASTI ADA APA-APA LO."

To be continued....