Pukul 14.30, Cella tengah bersantai di kamarnya dan memainkan handphonenya. Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari Reyga.
Reyga: kamu mau jalan?
"Tumben banget Rey ngajak jalan," ucap Cella tersenyum.
Cella: mauuu, aku bosen banget di rumah:(
Reyga: mau jalan kemana?
Cella: aku pengen nonton, eh tapi pengen ke pantai juga sore-sore gini sambil liat sunset
Reyga: haha as you wish tuan putri, aku jemput kamu 15 menit lagi ya
Cella: siap bos!
Cella pun segera turun dari kasurnya dan bergegas untuk berganti baju serta memoles wajahnya sedikit. Setelah itu ia turun ke bawah untuk menunggu Reyga datang.
"Wah anak mama rapi banget mau ke mana nih?" tanya Dania yang sedang duduk santai di ruang tamu.
"Cella mau jalan sama Reyga hehe," jawab Cella dan duduk di samping Dania.
Dania yang mendengar hal itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh ya ma," ucap Cella membuat Dania mengalihkan pandangannya.
"Kenapa sayang?" tanya Dania.
"Aku lihat-lihat mama demen banget sama Alfian," ucap Cella mengingat kejadian pagi tadi.
"Mama cuma berterima kasih aja, Alfian kan kemarin udah nolongin kamu," ucap Dania membuat Cella mengernyit bingung. Dari mana mamanya tahu kalau kemarin Alfian yang menolongnya?
"Kok mama tau?" tanya Cella mengungkapkan rasa penasarannya.
"Kemari Reyga yang ngasih tau mama," ucap Dania membuat Cella berohria.
Selang beberapa menit, Reyga sudah sampai di rumah Cella.
"Tante pinjem Cella nya dulu ya," ucap Reyga saat berpamitan dengan Dania.
"Iya, jagain anak tante baik-baik ya," ucap Dania tersenyum kecil dan dibalas anggukkan kepala oleh Reyga.
Setelah Cella dan Reyga mencium tangan Dania, mereka pun segera berangkat.
"Kita mau kemana dulu Rey?" tanya Cella saat mobil Reyga melaju meninggalkan kawasan rumah Cella.
"Katanya kamu mau nonton, jadi kita nonton dulu ya. Terus nanti habis nonton baru ke pantai," jawab Reyga sembari fokus menyetir.
Cella pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan ide Reyga.
"Oh ya Rey, kemarin kok kamu tau aku masih di sekolahan?" tanya Cella mengingat kejadian kemarin, ia ingat bahwa kemarin ia menelpon Alfian bukan Reyga.
"Aku khawatir kamu belum pulang. Aku pikir kamu masih di sekolah, jadi aku cek ke sekolah kamu," jawab Reyga membuat Cella berohria.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah berada di bioskop. Setelah melewati perdebatan panjang dalam memilih film, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menonton film komedi.
Ya tentu saja itu adalah permintaan Cella, mana mungkin Reyga menang debat dari Cella. Sepertinya itu hanya akan terjadi sekali dalam satu tahun.
Sepanjang film diputar, Cella terus tertawa. Sedangkan Reyga, sepanjang film ia hanya memperhatikan Cella. Bahkan ia tidak tahu bagaimana jalan cerita film yang ia tonton.
"Ih tau filmnya seru banget ya Rey. Aku jadi ketawa terus," ucap Cella setelah keluar dari bioskop.
"Emang iya? Dari tadi aku nggak merhatiin filmnya soalnya ada yang lebih menarik," ucap Reyga membuat Cella mengernyitkan dahinya bingung.
"Yang lebih menarik? Apa?" tanya Cella dengan polos.
"Kamu," jawab Reyga spontan membuat pipi Cella memerah.
"Reyga udah deh jangan mulai," ucap Cella mengalihkan pandangannya dari Reyga.
Ia berusaha menyembunyikan pipinya yang sekarang sudah semerah tomat.
"Haha sekarang mau makan dulu?" tanya Reyga.
"Iya ayo makan, aku mau makan ayam," jawab Cella dengan semangat dan berjalan meninggalkan Reyga.
Tentu saja menyembunyikan bahwa sekarang ini ia sedang salting.
Cella pun memesan beberapa makanan, karena Reyga yang menyuruhnya untuk memesan. Katanya apa pun yang ia suka, pasti Reyga juga suka. The real of bucin sesungguhnya.
Setelah pesanan mereka berdua datang, mereka langsung makan dengan tenang. Apa lagi Cella, sepertinya ia sudah sangat menahan lapar sejak tadi.
Tiba-tiba ada seseorang yang terlihat tidak asing untuk Cella. Dan Cella sangat terkejut setelah menyadari bahwa itu adalah Luna. Ya, sahabatnya sendiri.
"Aduh gawat kalau Luna liat Reyga," ucap Cella dalam hati.
"Gue suruh ngumpet aja kali ya," batin Cella tak yakin.
"Reyga kamu bisa ngg-"
Perkataan Cella terpotong saat melihat Reyga tak ada di depannya. Sementara itu, Luna berjalan ke arahnya sembari melambaikan tangan.
"Cella lo di sini?" tanya Luna tersenyum lebar.
"Hehe iya Lun," jawab Cella meringis kecil.
"Lo sendirian aja?" tanya Luna yang melihat Cella hanya makan sendirian.
"Iya. Lo sendiri?" tanya Cella balik, ia berharap Luna segera pergi.
"Gue sama nyokap, eh iya gue duluan ya Cel kasian nyokap gue. Sorry nggak bisa nemenin lo," ucap Luna.
"Iya gapapa santai aja kali Lun," ucap Cella lega. Dan setelah itu Luna langsung hilang dari pandangannya.
Cella pun memejamkan matanya dan mengelus dadanya lega. Dan saat ia membuka mata, sudah ada Reyga duduk tenang di depannya.
"Loh Reyga kamu dari mana?" tanya Cella yang terkejut tiba-tiba ada Reyga duduk di depannya.
"Dari toilet," jawab Reyga singkat membuat Cella hanya mengangguk lemah.
Setelah mereka berdua menyelesaikan makanan mereka, mereka pun pergi menuju pantai sembari melihat sunset.
"Udah lama banget aku nggak ke pantai," ucap Cella setelah menyopot sepatunya dan berjalan di atas pasir pantai.
Mereka berdua duduk di pinggir pantai sembari menikmati sang surya yang mulai tenggelam. Menciptakan semburat oren yang indah.
"Andaikan aku bisa nikmatin pemandangan ini tiap hari," ucap Cella.
"Kalau kamu mau aku bisa ngajak kamu ke sini setiap hari," ucap Reyga menatap Cella.
"Iya iya, apa sih yang nggak bisa kamu lakuin buat aku," ucap Cella terkekeh kecil.
Reyga membawa kepala Cella agar bersandar di dada bidangnya, Cella pun menurut.
"Cowok kemarin siapa?" tanya Reyga tiba-tiba.
"Cowok kemarin? Oh dia Alfian," jawab Cella mengingat kemarin Reyga sempat bertemu dengan Alfian.
"Temen?" tanya Reyga.
"Iya," jawab Cella sembari menganggukkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Cella merasakan ada yang aneh dari Reyga.
"Aku ngga-"
"Kamu cemburu?" tanya Cella memotong perkataan Reyga.
Cella mendongak agar bisa menatap Reyga.
"Iya aku cemburu," jawab Reyga dengan jujur membuat tangan Cella melingkar di perut Reyga.
"Dia cuma temen kok Rey," ucap Cella.
"Nggak akan ada yang tau masa depan gimana Cel," ucap Reyga dalam hatinya.
"Aku takut kehilangan kamu," ucap Reyga lirih sembari mengelus kepala Cella penuh kasih sayang.
"Kamu nggak perlu takut bakal kehilangan aku Rey," ucap Cella meyakinkan Reyga.
"Kamu tau kan Rey, nggak ada yang bisa ngambil apa yang udah jadi milik kamu," lanjut Cella.
"Ya, aku harap emang kayak gitu Cel. Aku benar-benar berharap," batin Reyga.
to be continued...