"Saya cuma mau nganterin tasnya Cella tante," ucap Alfian yang kembali ke rumah Cella dengan membawa tas Cella.
"Oh langsung taroh ke kamarnya Cella aja," ucap Dania membuat Alfian terkejut.
"Nggak usah deh tante saya titip aja," ucap Alfian menolak.
"Gapapa, kamar Cella ada di atas pintunya warna putih," ucap Dania membuat Alfian meringis kecil.
Alfian pun tak bisa lagi menolak dan berjalan menuju kamar Cella. Setelah sampai di depan kamar Cella, Alfian mengetuk pintu terlebih dahulu beberapa kali.
Tok tok tok
Setelah itu baru ia masuk ke dalam, saat masuk ke dalam kamar Cella Alfian melihat Cella sedang tertidur. Alfian pun memperhatikan kamar Cella yang bernuansa monokrom. Ia meletakkan tas milik Cella di meja belajar Cella.
Alfian berjalan mendekat ke arah Cella. Entah dorongan dari mana, Alfian membenarkan selimut yang dipakai Cella sampai menutupi dada.
Tangan Alfian bergerak hendak menyentuh kepala Cella namun Alfian segera tersadar.
"Gue mau ngapain," ucap Alfian pada dirinya sendiri.
Alfian pun segera keluar dari kamar Cella.
"Tante saya pulang dulu ya," ucap Alfian berpamitan dengan Dania.
"Loh kok cepet banget," ucap Dania menghampiri Alfian.
"Iya tante Cella nya juga lagi istirahat."
"Ya sudah kamu hati-hati ya. Makasih loh Alfian," ucap Dania dan dibalas dengan anggukkan kepala oleh Alfian.
Setelah Alfian menyalami tangan Dania, ia pun segera naik ke atas motornya dan melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan kawasan rumah Cella.
Selang beberapa menit setelah Alfian meninggalkan rumah Cella, Reyga datang ke rumah Cella karena mendengar kabar bahwa tadi Cella sempat masuk rumah sakit.
"Tante Cella nya mana?" tanya Reyga tergesa-gesa begitu sampai di rumah Cella.
"Cella ada di kamarnya sana kamu samperin aja. Oh ya sekalian ini suruh Cella makan ya," ucap Dania dan memberikan sebuah nampan yang berisi bubur dan obat untuk Cella.
"Iya tante," ucap Reyga dan setelah itu ia langsung berjalan menuju kamar Cella.
Cklek.
Saat Reyga masuk ke dalam kamar Cella, Cella terlihat baru saja bangun tidur. Cella pun menatap Reyga yang baru saja masuk ke kamarnya.
Reyga berjalan menghampiri Cella dan duduk di pinggir kasur. Ia pun meletakkan nampan makanan yang ia bawa di meja dekat kasur Cella.
"Kamu udah mendingan?" tanya Reyga membantu Cella untuk duduk.
"Iya udah kok," jawab Cella sembari menganggukkan kepalanya.
"Lain kali kalau kamu kenapa-kenapa bilang aku ya," ucap Reyga sembari menggenggam tangan Cella.
"Iya Rey aku cuma kecapekan dikit kok," ucap Cella.
"Ya udah ayo sekarang makan dulu," ucap Reyga dan mengambil bubur yang sudah dibuatkan oleh Dania.
"Ih aku nggak mau makan bubur," ucap Cella menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sedikit aja Cella. Ini udah dibuatin sama mama kamu loh," ucap Reyga membujuk Cella.
"Tapi dikit aja," ucap Cella sembari mengisyaratkan dengan tangannya.
"Iya sedikit aja," ucap Reyga dan menyuapi Cella dengan lembut.
Beberapa menit kemudian.
"Kamu mah bohong, katanya sedikit aja tapi malah sampe abis," ucap Cella setelah dipaksa oleh Reyga menghabiskan satu mangkok bubur.
"Biar cepet sembuh," ucap Reyga dan memberikan obat serta air putih kepada Cella.
Cella pun langsung meminum obatnya.
"Udah sekarang waktunya tuan putri istirahat," ucap Reyga setelah Cella selesai meminum obat.
"Kamu mau pergi?" tanya Cella menggenggam tangan Reyga lemah.
"Enggak, aku di sini nemenin kamu," jawab Reyga dan mengelus kepala Cella lembut.
Akhirnya Cella meletakkan kepalanya di atas pangkuan Reyga. Reyga mengelus kepala Cella dengan lembut sembari bercerita layaknya seorang ayah kepada anaknya agar cepat tertidur.
Cella pun mulai menguap kecil, apa lagi efek obatnya juga sudah mulai bekerja. Hingga tak butuh waktu lama, Cella sudah tertidur pulas di pangkuan Reyga.
Reyga yang menyadari hal tersebut pun memindahkan kepala Cella dengan hati-hati agar tidak membangunkan Cella. Ia menyelimuti Cella sampai menutupi dada.
"Aku pulang dulu ya," bisik Reyga lirih. Setelah itu ia beralih mengecup kening Cella lembut.
Reyga pun berjalan keluar dari kamar Cella dan menemui Dania yang ada di ruang keluarga.
"Tante Reyga pulang dulu ya," ucap Reyga setelah meletakkan nampan tadi di dapur.
"Eh udah mau pulang Rey?" tanya Dania.
"Iya tante, Cella juga udah tidur," jawab Reyga menganggukkan kepalanya.
"Ya udah makasih ya Rey. Kamu hati-hati di jalan," ucap Dania.
"Oh ya om Leo dimana tan?" tanya Reyga yang tidak melihat keberadaan Leo.
"Papanya Cella ada di ruang kerja," jawab Dania membuat Reyga berohria.
Setelah itu Reyga pun menyalami tangan Dania dan bergegas untuk pulang.
Pukul 01.44, Cella terbangun dari tidurnya. Ia sudah mendingan sekarang ini, bahkan bisa dibilang ia sudah sehat.
Karena tidak bisa tidur lagi, Cella mengambil handphonenya yang sejak dari tadi sore tidak ia sentuh sama sekali. Ada banyak pesan yang masuk, namun Cella malas membalas pesan apa lagi jam dini hari seperti ini.
Tiba-tiba Cella terkejut karena ada pesan masuk dari Alfian. Mungkin karena melihat Cella online jadi ia mengirim pesan.
Alfian: belum tidur?
Cella: iya gue kebangun, terus nggak bisa tidur lagi
Alfian: lo udah mendingan?
Cella: udah
Tanpa sadar Cella membalas pesan Alfian sembari menganggukkan kepalanya. Padahal ia tau Alfian juga tidak akan melihat ia menganggukkan kepala.
Tiba-tiba saja Alfian menelpon Cella. Hal itu tentu saja membuat Cella terkejut, ia di tengah kebimbangan. Apakah ia harus mengangkat telpon dari Alfian? Atau tidak perlu?
"Ah kelamaan mikir," ucap Cella dan langsung menggeser ikon hijau.
"Halo Al," ucap Cella begitu ia sudah menjawab panggilan dari Alfian.
"Nggak bisa tidur?" tanya Alfian di seberang.
"Iya. Orang dari tadi sore gue tidur mulu jadi jam segini malah nggak bisa tidur," jawab Cella membayangkan sudah berapa jam ia tertidur.
"Oh ya Al kebetulan lo nelpon," ucap Cella.
"Kenapa?"
"Gue mau ke dapur, temenin ya," ucap Cella yang sudah turun dari kasurnya.
"Oh gue tau lo pasti takut kan," ucap Alfian meledek Cella.
"Enak aja, enggak ya," ucap Cella dan membuka pintu kamarnya.
"Ya udah cepetan, hati-hati," balas Alfian.
Cella pun berjalan menuju dapur, ia menyalakan lampu seisi rumah.
"Al," panggil Cella yang menyadari sedari tadi Alfian sama sekali tidak bersuara.
"Hm?"
"Kok lo belum tidur sih?" tanya Cella.
Cella sudah sampai di dapur, ia mengambil gelas dan menuangkan air ke gelasnya.
"Belum ngantuk aja," jawab Alfian membuat Cella mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Lo ke dapur ngapain lama amat," ucap Alfian membuat Cella tersadar dari tadi ia hanya menggoyang-goyangkan gelasnya.
"Gue mau ngambil air," ucap Cella.
"Hati-hati di belakang lo," ucap Alfian menakut-nakuti Cella.
"Dikira gue takut apa," ucap Cella.
"Cella," panggil Leo sembari menepuk pundak Cella. Hal itu membuat Cella sangat terkejut.
"ASTAGA PAPA! NGAGETIN CELLA AJA."
to be continued...