Alfian yang mendapatkan telpon dari Cella pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke sekolah. Persetan dengan papanya yang mengajak ia bertemu.
Alfian sangat khawatir karena Cella menelpon dengan nada ketakutan. Ia merasa bersalah karena tidak menemani Cella melakukan hukuman.
Ia mulai kesal saat jalanan terlihat sangat macet. Ia terus menekan klakson mobilnya dengan tidak sabar. Apa lagi mulai turun hujan, hal itu membuat Alfian semakin khawatir membayangkan Cella sendirian di perpustakaan.
Begitu sampai di sekolahan, Alfian segera berlari dengan napas yang memburu menuju perpustakaan tak peduli hujan yang menerjangnya. Saat ini sekolah sangat sepi, bahkan Alfian tidak tau dimana satpam yang harusnya berjaga.
Setelah sampai di perpustakaan Alfian sontak langsung berteriak dan mencoba membuka pintu perpustakaan.
"CELLA! LO DI DALEM?!" teriak Alfian, namun tidak ada jawaban.
Alfian mencoba membuka pintu perpustakaan namun tidak bisa karena pintu tersebut dikunci.
Sementara di dalam, Cella mendengar suara Alfian.
"Gu..e di dalem," ucap Cella lirih sehingga Alfian tidak bisa mendengar suaranya.
Karena Alfian geram tidak dapat membuka pintu perpustakaan, ia pun mendobrak pintu tersebut dengan sekuat tenaga.
Brakk.
Akhirnya Alfian berhasil membuka secara paksa pintu perpustakaan dan menemukan Cella yang tengah ketakutan dan menangis.
Cella mendongak menatap Alfian dengan pipinya yang basah.
Alfian pun berjongkok di depan Cella dan memegang kedua bahunya untuk menenangkannya.
"Udah gapapa Cel," ucap Alfian pelan sembari menghapus air mata Cella yang masih menggenang di kelopak matanya.
Tanpa disangka, Cella memeluk Alfian erat. Ia sungguh ketakutan, bahkan ia sudah hampir pingsan tadi.
"Gue takut," ucap Cella sesenggukan.
"Maafin gue Cel," ucap Alfian mengelus kepala Cella dengan lembut.
"Sekarang pulang ya," lanjut Alfian dan dibalas anggukkan kepala oleh Cella.
Alfian pun menuntun Cella untuk berjalan menuju mobilnya. Namun tak disangka di depan mereka ada Reyga yang membawa payung.
Reyga menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan. Cella yang melihat Reyga pun langsung berjalan menghampiri Reyga dibantu oleh Alfian.
"Al makasih ya," ucap Cella dan Alfian hanya mengangguk kecil.
Setelah itu, Reyga menuntun Cella menuju mobilnya. Dan setelah Cella dan dirinya masuk ke dalam mobil, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal meninggalkan wilayah sekolah.
Alfian mengacak rambutnya seakan frustasi. Ia hendak masuk ke dalam mobilnya sebelum mendapatkan sebuah pesan masuk yang membuatnya muak.
Papa: kamu dimana? cepat ke sini, jangan buat papa malu!
"Ck, nyusahin."
---
"Aku pulang dulu ya. Kamu istirahat aja," ucap Reyga setelah mengantarkan Cella sampai di kamar.
Reyga pun mengelus kepala Cella sejenak sebelum ia beranjak untuk pergi. Namun tiba-tiba tangannya ditahan oleh Cella sehingga Reyga pun menghentikan langkahnya.
"Kenapa hm?" tanya Reyga dengan lembut.
"Aku nggak mau sendirian. Takut," ucap Cella memeluk tangan Reyga erat.
"Husst jangan takut lagi, sekarang udah nggak ada apa-apa," ucap Reyga menenangkan Cella yang terlihat masih begitu ketakutan karena kejadian tadi.
"Aku panggilin mama kamu ya," ucap Reyga dan dibalas anggukkan kepala oleh Cella.
Reyga pun keluar dari kamar Cella namun tidak menutup pintunya agar Cella tidak ketakutan.
Tak lama setelah itu, Dania masuk ke dalam kamar Cella.
"Mama! Cella mau tidur sama mama," ucap Cella yang langsung memeluk Dania.
"Iya iya mama tidur sama kamu ya," ucap Dania membuat Cella tersenyum senang.
Dania pun tidur di samping Cella, dan Cella memeluk Dania layaknya seperti anak kecil.
Keesokan harinya.
"Cella bangun sayang itu di bawah ada temen kamu," ucap Dania di depan kamar Cella.
Sementara Cella masih tertidur dengan pulasnya.
"Suruh pulang aja deh ma, Cella masih ngantuk," ucap Cella sembari menguap kecil.
"Heh sembarangan cepet turun," ucap Dania membuat Cella terpaksa membuka matanya.
Cella pun merenggangkan ototnya terlebih dahulu, karena ia sangat malas ia bahkan memakai selimutnya sebagai jubah dan turun ke bawah.
"Ngapain sih pagi-pagi ke sini," ucap Cella yang sudah duduk di ruang tamu dan ternyata teman yang Dania maksud adalah Alfian.
"Buset kenapa lo?" tanya Alfian yang melihat penampilan Cella memakai selimut.
"Masih ngantuk lah bego. Lo liat aja ini masih jam berapa," jawab Cella. Ia bahkan mengangkat kedua kakinya dan memeluknya.
"Udah jam 8 kali, lo nya aja yang kebo," ucap Alfian membuat Cella langsung membuka matanya.
"Hah udah jam 8? Perasaan masih jam 5, btw lo mau ngapain ke sini pagi-pagi?" tanya Cella.
"Nih hp lo semalem ketinggalan di perpus," ucap Alfian menyerahkan handphone milik Cella yang tertinggal di perpustakaan semalam.
"Oh iya? Lupa gue Al," ucap Cella dan mengambil handphonenya itu yang mati karena baterainya habis.
"Lo ke sini cuma ngembaliin ini doang udah?" tanya Cella menunjuk ke handphonenya.
"Ya kali aja lo nggak bisa hidup tanpa hp," jawab Alfian.
"Ya udah gue pulang," lanjut Alfian berdiri dari duduknya.
"Iya kal-"
"Eh Alfian udah mau pulang aja," ucap Dania yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Iya tante," ucap Alfian tersenyum kecil.
"Nggak mau ikut sarapan di sini aja," tawar Dania.
"Ma Alfian udah mau pulang gimana sih," ucap Cella yang menanggapi perkataan Dania.
"Husst kamu ini, mama nawarin Alfian bukan kamu," ucap Dania menepuk bahu Cella pelan. Hal itu membuat Cella mendengus kesal.
"Gimana Alfian? Mau sarapan di sini?" tanya Dania lagi.
"Ma dibilang Alfian ud-"
"Boleh tante," ucap Alfian memotong perkataan Cella.
Tentu saja hal itu membuat Cella sontak membelalakkan kedua matanya.
"Ya udah ayo ke meja makan," ucap Dania dan membawa Alfian menuju meja makan.
Sedangkan Cella masih terdiam di tempatnya, dan tak bergerak sama sekali.
"Cella kamu ngapain?" tanya Leo yang sudah keluar dari kamar dan melihat Cella di ruang tamu.
"Eh papa," ucap Cella meringis kecil.
"Kamu ngapain pake selimut segala? Sana cuci muka dulu," ucap Leo dan berlalu menuju meja makan.
Cella pun menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kamarnya, ia mencuci mukanya.
Setelah itu, Cella bergegas menuju meja makan. Cella memicingkan matanya saat melihat Leo dan Dania asik ngobrol dengan Alfian.
Padahal setahu Cella, orang tuanya itu sangat sulit untuk berbicara kepada orang asing. Ya walau pun Alfian itu bukan orang asing.
"Cella kamu kenapa diem di situ? Dari tadi kita udah nungguin kamu loh," ucap Dania yang melihat Cella.
"Iya ma," ucap Cella dan duduk di kursinya dan kebetulan di depannya itu adalah Alfian.
Menurut Cella, Dania bersikap sangat berlebihan kepada Alfian. Bahkan mamanya itu mengambilkan nasi dan lauk untuk Alfian.
"Ck, ini anaknya tuh gue atau Alfian sih."
to be continued...