Chereads / My Mafia Boy / Chapter 11 - MMB [10]

Chapter 11 - MMB [10]

"Sekarang masih marah?" tanya Reyga seusai mengajak Cella naik perahu di sebuah sungai yang tak jauh dari kawasan rumah Cella.

Saat ini mereka berdua tengah duduk berdampingan di pinggiran sungai, walau pun hari sudah gelap. Tetapi cukup banyak orang yang datang ke sungai ini untuk naik perahu atau pun berpacaran, seperti Reyga dan Cella.

"Enggak," jawab Cella menggelengkan kepalanya membuat Reyga tersenyum.

"Aku cuma takut," ucap Cella lirih. Ia menyandarkan kepalanya di dada bidang Reyga, dan Reyga pun mengelus kepala Cella pelan.

"Takut kenapa?" tanya Reyga lembut.

"Aku takut kalau kamu pergi tiba-tiba gitu aja ntar kamu ninggalin aku lagi," jawab Cella. Ia melingkarkan tangannya di perut Reyga, seperti takut akan kehilangan Reyga.

"Maafin aku ya," ucap Reyga mencium puncak kepala Cella dengan tulus.

Kali ini tidak ada janji, hanya ada kata maaf dari Reyga.

---

"Ma, papa kemana? Nggak ikut makan malam?" tanya Cella yang baru saja duduk di meja makan namun tak menemukan keberadaan Leo.

"Papa kamu lembur malam ini jadi nggak bisa ikut makan malam," jawab Dania membuat Cella berohria.

Malam ini pun Cella hanya makan berdua dengan Dania.

"Kamu tadi diajak ke mana sama Rey?" tanya Dania, karena tadi Reyga sempat meminta izin kepadanya untuk mengajak Cella keluar sebentar.

"Cuma ke sungai gang depan," jawab Cella membuat Dania mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kamu nggak ada niat buat ngajak Alfian main ke rumah gitu?" tanya Dania membuat Cella menjadi tersedak.

Dania pun memberikan Cella air putih, Cella langsung meneguk air putih tersebut sampai habis.

"Makannya hati-hati dong Cella," ucap Dania menepuk punggung Cella pelan.

"Ya habisnya mama sih pertanyaannya ada-ada aja," ucap Cella.

"Emang Alfian siapa pake diajak main ke rumah segala," lanjut Cella.

"Loh kan selingkuhan kamu," ucap Dania membuat Cella menepuk dahinya pelan.

"Mama jangan sering-sering liat sinetron deh ma, nggak baik buat kehidupan sehari-hari."

Keesokan harinya.

Cella sudah terbiasa berdebat dengan Alfian, bahkan hari-harinya sekarang diisi oleh keributan yang ia ciptakan bersama Alfian.

Tentu saja hal itu terjadi karena mereka berdua dihukum dan terpaksa menjadi akrab.

"Kenapa lo keliatan lemes gitu?" tanya Alfian saat berjalan masuk ke dalam perpustakaan bersama Cella saat jam pulang sekolah.

"Hah enggak kok. Perasaan lo doang kali," ucap Cella yang sudah meletakkan tasnya dan bersiap membersihkan perpustakaan seperti biasanya.

"Cel," panggil Alfian membuat Cella mengalihkan pandangannya.

Cella hanya menjawab Alfian dengan deheman singkat, saat ini rasanya ia tidak ada energi bahkan hanya sekedar untuk berbicara.

"Lo mimisan?!" ucap Alfian yang melihat hidung Cella mengeluarkan darah.

Cella pun terlihat terkejut dan menyentuh bawah hidungnya yang ternyata memang berdarah.

"Gue nggak ke-"

"Bentar gue ambilin tissue," ucap Alfian memotong perkataan Cella dan langsung mencari tissue.

Tak butuh waktu lama Alfian langsung mendapatkan tissue di dalam tasnya. Ia pun segera menghampiri Cella, namun saat ia menghampiri Cella.

Cella sudah tergeletak pingsan, Alfian pun panik melihat hal tersebut.

"Cel, Cella!" ucap Alfian.

Tidak perlu berpikir panjang, Alfian langsung menggendong Cella dan membawanya ke dalam mobil Cella.

Setelah memakaikan sabuk pengaman kepada Cella, Alfian langsung melaju menuju rumah sakit terdekat dengan kecepatan tinggi.

---

"Gimana keadaan Cella dok?" tanya Alfian saat dokter yang memeriksa Cella telah keluar.

"Pasien hanya kelelahan, sebentar lagi akan segera sadar. Saya juga sudah meresepkan obat untuk pasien," ucap dokter tersebut.

"Terima kasih dok," ucap Alfian dan setelah itu ia langsung masuk melihat keadaan Cella.

Alfian menatap Cella yang masih terbaring di atas kasur rumah sakit dengan mata yang terpejam. Alfian duduk di kursi dekat dengan kasur Cella.

Ia memejamkan matanya dan memijat pangkal hidungnya. Alfian bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa ia begitu khawatir dengan keadaan Cella?

"Al."

Mendengar suara Cella, Alfian langsung membuka matanya dan melihat bahwa Cella sudah sadar.

"Lo udah sadar, perlu gue panggilin dokter?" tanya Alfian yang melihat Cella masih begitu lemah.

"Nggak perlu Al gue cuma kecapekan dikit," tolak Cella dan beranjak dari tidurnya menjadi duduk.

"Gue mau pulang Al," ucap Cella.

"Lo serius? Lo masih belum baikkan," ucap Alfian menatap Cella ragu.

"Iya gue udah gapapa kok. Lagian gue takut kalau di sini," ucap Cella membuat Alfian mengernyit bingung.

"Takut kenapa?" tanya Alfian.

"Banyak hantunya," bisik Cella membuat Alfian terkekeh kecil.

"Ya udah ayo pulang," ucap Alfian membuat Cella tersenyum senang.

Alfian pun menuntun Cella berjalan menuju mobil. Dan setelah ia masuk ke dalam mobil, ia langsung melajukan mobil Cella dengan kecepatan normal menuju rumah Cella.

"Lain kali kalau kecapekan bilang aja biar lo nggak usah ngebersihin perpus," ucap Alfian sembari fokus menyetir.

"Enak dong gue ngeliatin lo bersih-bersih doang," ucap Cella terkekeh kecil membuat Alfian menarik bibirnya.

"Btw Al," ucap Cella sehingga Alfian mengalihkan pandangannya sejenak.

"Tas gue dimana?" tanya Cella yang sedari tadi mencari keberadaan tasnya yang tak terlihat di mobil.

"Oh masih di sekolahan, tadi gue lupa," jawab Alfian membuat Cella menekuk wajahnya.

"Ntar gue ambil. Tanggung hampir nyampe rumah lo," ucap Alfian yang melihat Cella menekuk wajah.

"Lo gapapa emang bolak-balik?" tanya Cella merasa tidak enak.

"Hm, gue juga mau ambil tas gue," jawab Alfian membuat Cella mengangguk-anggukkan kepalanya.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di rumah Cella. Alfian pun mengantar Cella sampai di depan rumah.

"Lo mau naik apa?" tanya Cella.

"Taksi, motor gue di sekolahan," jawab Alfian membuat Cella semakin tidak enak hati.

"Makasih ya Alfian udah nganterin Cella segala," ucap Dania yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

"Iya gapapa tante," ucap Alfian tersenyum kecil.

"Kamu mau mampir dulu?" tawar Dania dengan semangat. Sepertinya Dania adalah fans berat Alfian.

"Nggak usah tante saya mau ngambil tas juga. Saya permisi tante," ucap Alfian dan menyalami tangan Dania.

"Hati-hati Al," ucap Cella dibalas anggukkan kepala oleh Alfian.

Setelah itu Alfian langsung pergi menuju sekolah lagi untuk mengambil tas milik Cella dan motornya.

"Astaga Cella kamu kenapa bisa sampe kayak gini?" tanya Dania histeris.

"Aku cuma kecapekan dikit kok ma," ucap Cella lemah.

"Ya udah ayo mama anter kamu ke kamar," ucap Dania dan menuntun Cella menuju kamar.

Setelah sampai di kamar, Cella berganti baju dan merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.

Cella memejamkan matanya, rasanya hari ini ia sangat lelah. Dan entah kenapa saat ini pikirannya dipenuhi oleh Alfian.

"Masa iya gue jadiin Alfian selingkuhan?"

to be continued...