Sebuah ruangan gelap menampilkan seorang wanita yang tengah duduk di kursinya dia tengah fokus dengan pena dan sebuah kertas. Beberapa kali dia meremas kertas tersebut lalu melemparkannya ke sembarangan tempat setiap kali dia salah menulis.
Kurang lebih sudah lima kali dia meremas kertas dan membuangnya hingga akhirnya dia berhasil menyelesaikan tulisannya. Dia hendak menuliskan kata terakhirnya sebelum ponselnya bergetar, matanya melirik notifikasi ponsel miliknya ekspresinya seketika berubah setelah membaca notifikasi tersebut.
Dia membaca kembali isi surat yang ditulisnya;
"Aku berusaha mencegah kejadian buruk yang akan menimpamu, yang akan membuat kamu menjadi lebih bersedih dari sebelumnya. Aku tahu itu hanyalah sebuah alasan pada kenyataannya aku hanya memikirkan diriku sendiri dengan tidak membuat kesalahan yang menyebabkan kamu menjadi korbannya.
Jika suatu saat kamu membaca tulisan itu tolong ingatlah semua kenangan berharga yang kamu lupakan, kembalikan alur waktu ke seharusnya.
Tertanda sahabatmu, orang yang selalu mendukung mu"
Wanita itu mencoret kata 'sahabatmu' dan menggantinya dengan kata yang lain seakan kata itu tidak pantas untuk dirinya atas apa yang sudah dia lakukan kepada orang yang sangat dekat dengannya.
Setelah selesai menulis wanita itu memasukkan surat tersebut ke dalam amplop lalu dia meletakkan amplop itu ke dalam sebuah tabung kecil yang berada tidak jauh dari meja kerjanya. Tabung tersebut mengeluarkan selarik cahaya tipis mengenai amplop tersebut dan secara ajaib amplop itu pun menghilang.
***
Tahun 2039
Yohan sudah berkali-kali mencoba meretas sistem dari rumah sederhana itu dapat berakhir dengan kegagalan, dia tidak tahu di mana letak kesalahannya sistem yang dimasukkan seakan bukanlah sistem pada masa ini.
[ Error ]
"ARGHT!" teriak Yohan saat dia gagal lagi, "ini benar-benar sangat aneh dan menyebalkan"
Rich menghembuskan napas berat melihat bagaimana frustasinya Yohan asistennya yang selalu tenang itu artinya adalah hal yang sangat buruk. Rich melihat-lihat bagian rumah namun tidak ada apa pun yang bisa di gunakannya, sejujurnya Rich sudah melakukan hal itu beberapa kali namun hasilnya tetap sama.
"Gua selalu berhasil meretasnya kenapa ini sulit sekali" omel Yohan lagi, "hei Rich apa dia memasukkan sesuatu? Teknologi terbaru atau apa pun itu"
Rich menggeleng, itu juga sudah berkali-kali Yohan tanyakan dan jawaban Rich selalu sama
"Lo yakin? Mungkin aja dia punya penelitian tersembunyi seperti time machine" omel Yohan lagi
Ini juga alasan Rich berkali-kali menghembuskan napas berat Yohan jika sedang begini sangat menyebalkan, Rich menoleh menatap Yohan yang terlihat kusut dia mendekati asisten pribadi dan juga sahabatnya itu
"Lebih baik kita kembali lagi besok" ujar Rich akhirnya
"Hah?"
"Kita sudah berjam-jam di sini dan tidak membuahkan hasil apa pun, lebih baik kita kembali besok" ucap Rich memberikan penjelasannya
"Berikan kunci mobilnya aku yang akan mengendarai" ucap Rich lagi
Yohan awalnya ingin menolak tapi yang dikatakan Rich ada benarnya percuma mereka ada di sini sistem keamanan di rumah ini sangat sulit untuk ditembus, mungkin jika mereka kembali dan lebih mempersiapkannya dia akan berhasil menembus keamanan rumah ini.
Yohan merogoh saku celananya dia melemparkan kunci mobil kepada Rich yang sedang berdiri, entah karena lemparan Yohan yang terlalu kencang atau Rich yang tidak siap membuat kunci tersebut terlempar jauh ke belakang.
Rich nyaris terjatuh beruntung dia sempat memegang handle pintu yang menahannya untuk jatuh, pada saat itulah saat tangan Rich menyentuh handle pintu sebuah suara robot terdengar suara yang sama dengan pertama kali Yohan menyentuh handle pintu itu
Namun sebuah kalimat yang berbeda keluar dari robot tersebut yang membuat keduanya terperangah tidak percaya
[ Identifikasi Berhasil, selamat datang Rich! ]
***
Tahun 2012
Yuki berbaring di salah satu ranjang yang tersedia di ruang UKS sekolah, matanya terpejam dan keningnya berkeringat sedangkan ponsel miliknya berdering sedari tadi. Elsa berada di sebelah Yuki duduk memperhatikannya.
Elsa berjalan mendekati meja kecil yang berada di sebelah ranjang tempat di mana ponsel Yuki tergeletak, dia melihat notifikasi yang masuk membuat ponsel milik sahabatnya itu berdering terus
[ Nomor dirahasiakan ]
Tidak ada nomor yang tertera di sana Elsa hendak membukanya namun belum sempat dia membuka isi pesan singkat itu Yuki bergerak perlahan dia membuka matanya. Elsa meletakkan kembali ponsel Yuki ke tempatnya dia mulai memperhatikan Yuki
"Lo baik-baik saja?" tanya Elsa khawatir
Yuki mengangguk perlahan, matanya melirik ke arah jam yang terpasang didinding memberi tahu bahwa waktu istirahat sudah habis
"Lo gak masuk kelas?" tanya Yuki heran melihat Elsa ada di sini
Elsa tersenyum tipis, "Gua izin ke toilet tadi lalu mampir ke sini"
Yuki mengerti dia hendak bangkit turun dari kasurnya namun ditahan oleh Elsa terlebih dahulu
"Lo mau ke mana?"
"Kelas"
Mendengar jawaban itu Elsa dengan cepat menempelkan telapak tangannya ke kening Yuki memastikan jika Yuki sudah cukup sehat untuk kelas
"Gua baik-baik saja", ujar Yuki dia menyingkirkan telapak tangan Elsa dari keningnya, "pusing gua juga sudah hilang kok"
Elsa menatap Yuki dengan penuh selidik, "Yakin?"
"Iya Elsa sayang" ucap Yuki dengan suara manja yang dibuatnya, "uh.. sahabatku ini perhatian banget deh jadi makin cinta"
Yuki memajukan bibirnya seolah-olah ingin mencium Elsa di depannya, Elsa yang mengetahui hal tersebut buru-buru menjauh dari Yuki seraya menatap jijik. Yuki tertawa puas melihat ekspresi Elsa karena ulahnya tersebut.
***
Tahun 2039
Rich dan Yohan akhirnya berhasil masuk ke dalam rumah sederhana yang merupakan milik Felicia, tepat saat kaki Rich menyentuh lantai dalam rumah lampu di ruangan itu menyala menampilkan setiap sisi dan sudut rumah. Yohan berseru takjub saat melihatnya
"Wow"
Rich melangkah masuk ke dalam dia melihat-lihat isi di dalam rumah tersebut begitu pula dengan Yohan dia mengekor di belakang
"Gua bakal lihat ruangan di sana" ujar Yohan saat melihat sebuah pintu, Rich mengangguk setuju dia pun kembali melanjutkan aktivitasnya
Langkah Rich sempat terhenti disebuah ruangan yang tidak terlalu besar dibanding ruangan pertama mereka masuk, tepat di depannya terdapat sebuah pigura besar terpajang di sana seakan memberi tahu kepada tamu siapa pemilik rumah ini.
"Di sana tidak ada apa pun, bahkan meja atau kursi juga tidak ada" ucap Yohan sembari berjalan menuju tempat Rich
"Apa yang kamu te-" Yohan tidak melanjutkan kalimatnya saat menyadari jika Rich hanya terdiam
"Ada apa?" tanya Yohan akhirnya
Rich menunjuk ke depan di mana pigura besar terpajang, "Lihat itu"
Yohan melihat mengikuti arah tangan Rich menunjuk kali ini dia lebih terkejut dari sebelumnya sebuah pigura besar yang terpajang di tengah ruangan tersebut dia menatap Rich lagi lalu kembali melihat pigura tersebut.
"It- itu- lo, how?" tanya Yohan tergagap tidak mengerti
Ditempat lain tahun yang sama Felicia dan Prof. Alfa saling berdebat tidak ada yang mengalah di antara keduanya
"Kembalikan Yuki" ucap Felicia tegas
Prof. Alfa menyengir, "Kamu bilang bukan Yuki lalu untuk apa bersikukuh menginginkan dia kembali"
"Harus berapa kali ku bilang, dia harus segera kembali jika tidak masa dep-"
"Masa depan akan berantakan!" sela Prof. Alfa, "itu yang ingin kamu katakan"
"Itu jelas bukan urusan ku dia yang menginginkannya sendiri. Aku tidak pernah memaksanya" ketusnya
Prof. Alfa berdiri dia berjalan melewati Felicia yang masih bergeming dari tempatnya
"Kamu tidak pernah berubah Prof" cibir Felicia tepat saat Prof. Alfa melewatinya
Prof. Alfa yang mendengar menghentikan langkahnya, "Kamu bilang apa?"
Felicia menoleh dia menatap tajam ke arah Prof. Alfa, "Aku bilang kamu tidak pernah berubah, Al"
Prof. Alfa sempat tersentak saat mendengar Felicia memanggilnya seperti itu entah itu disengaja oleh Felicia atau tidak tapi yang jelas dia merasa sangat familier dengan panggilan tersebut.
Felicia berjalan melewati Prof. Alfa yang masih terlihat bingung dengan panggilannya barusan, Prof. Alfa hanya menatap punggung Felicia menghilang dari ruangannya.
***
Flashback sebelum semua terjadi
Tahun 2012
Yuki dan Elsa tengah memasang balon-balon di dinding, mereka juga menambahkan hiasan warna-warni yang lainnya setelah semua siap Yuki berdiri melihat hasil karya yang dia dan Elsa lakukan
"Bagaimana? Ada yang kurang?" tanya Elsa ikut berdiri di sebelah Yuki melihat hasil karya mereka berdua
Yuki mengangguk senang, "Perfect"
Elsa mengacungkan jari jempol ke arah Yuki, Yuki juga melakukan hal yang sama jari jempol mereka saling bertemu
"Best friend" seru keduanya saat jari jempol mereka bersatu.
Tok.. tok..
Elsa mengintip siapa yang mengetuk pintu saat mengetahui siapa yang datang dia berlari menghampiri Yuki
"Ayo cepat sembunyi dia sudah datang" ujar Elsa membuat keduanya segera berlari menuju tempat persembunyian
"Yuki cakenya" seru Elsa pelan Yuki dengan cepat membalikkan badannya menyambar kue itu untuk bersembunyi bersamanya
Handle pintu terbuka terdengar seorang lelaki yang terlihat sebaya dengan Yuki dan Elsa masuk ke dalam, wajahnya terlihat bingung karena tidak ada siapa pun di dalam lampu ruangan pun mati.
"Permisi, Yuki? Elsa? Kalian di mana?" teriak lelaki itu matanya menatap jeli dan waspada takut-takut jika dia akan jadi korban keusilan dari kedua gadis tersebut.
Tepat saat dia masuk ke ruangan tempat di mana dia biasa mengobrol bersama dengan Yuki dan Elsa sebuah suara terdengar bukan suara kencang yang biasa dilakukan Elsa untuk mengangetkannya melainkan sebuah lagu ulang tahun
"Happy brithday to you, happy brithday to Rich, happy brithday happy brithday happy brithday Rich Farizha"
Kue dengan lilin yang menyala di depannya terlihat namun bukan itu yang membuat Rich tersenyum melainkan karena wajah senyum Yuki yang membawakan kue tersebut.
Selesai dengan acara itu Elsa meminta mereka untuk berfoto bersama dia mengambil kamera lalu meletakkannya di atas meja Elsa bersiap memasang timer pada kamera tersebut
"Oke ayo-ayo bersiap" ucap Elsa berlari ke belakang berdiri di sebelah kiri Rich sedangkan Yuki berada di sebelah kanan Rich
Lampu kamera berkedip-kedip dalam hitungan ketiga kamera memotret ketiganya dalam pose Elsa yang sedang meniup balon tiup, Yuki yang menunjukkan jari dua dan memegang balon dengan angka 1, sedangkan Rich memegang kue dan balon angka 7 ditangan satunya.
Tidak ada yang spesial sampai kalian melihat tatapan cinta Rich yang melihat kearah Yuki yang tersenyum kearah kamera.