Tahun 2012
Yuki merebahkan tubuhnya dikasur sesampainya dia di rumah, rasa sakit dikepalanya masih terasa nyeri Yuki memegangi keningnya dia memijatnya perlahan
"Hari ini pusing sangat, kayaknya beneran sakit deh" gumam Yuki kepada dirinya sendiri
Dreet..dreet..dreet..
Ponselnya bergetar dari dalam saku Yuki dengan malas merogoh sakunya dilihatnya sebuah pesan dari nomor yang dirahasiakan, pesan yang sama dengan sebelumnya dahinya terlipat namun karena kepalanya yang terasa makin nyeri membuat Yuki lagi-lagi mengabaikan pesan tersebut.
Tidak lama kemudian Yuki tertidur dengan ponsel yang terjatuh disebelahnya pesan masuk dari nomor yang dirahasiakan membanjiri ponsel milik Yuki seakan memberikan sebuah isyarat ada sesuatu yang harus segera diselesaikan.
Di lain tempat Elsa baru saja tiba dirumahnya, dibukanya pintu kamar seperti rutinitas yang selalu dia lakukan. Elsa meletakkan tas di tempatnya lalu dia mengambil baju bersih dari dalam lemari dan hanya butuh waktu 5 menit Elsa sudah mengganti seragam sekolahnya dengan baju yang dia ambil dari dalam lemari.
Elsa hendak keluar dari kamarnya saat matanya melihat ponsel miliknya tergeletak di atas meja teringat oleh Elsa tentang pesan yang dilihatnya dari ponsel milik Yuki
[ Segera kembali ]
"Apa maksudnya?" ujar Elsa
Tok..tok..
Suara pintu terdengar diketuk dari luar Elsa seketika sadar dia membuka pintu tersebut seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu.
"Kamu sudah pulang? Ayo makan dahulu" ajak wanita itu yang merupakan Ibu Elsa.
Elsa mengangguk menerima ajakannya dia segera bergegas menuju ruang makan mengikuti Ibunya dari belakang
***
Tahun 2039
Rich berjalan cepat dia bahkan sempat mengabaikan beberapa pegawai yang berpapasan dengannya,dia bergegas menuju ruangan kerjanya. Sesampainya diruang kerja Rich buru-buru membuka komputernya dicarinya sebuah file dengan cepat.
"Apa yang kamu cari?" tanya Yohan melihat Rich yang sibuk dengan layar tersebut
Rich tidak menanggapi pertanyaan Yohan dia masih sibuk mencari file yang disimpannya
"Ketemu" seru Rich saat berhasil menemukannya, "lihat ini"
Yohan mendekat melihat gambar yang ditampilkan oleh layar tipis itu, awalnya dia biasa saja sampai akhirnya dia baru menyadari foto seorang gadis yang Rich tunjukkan mirip dengan gadis yang ada dipigura besar di rumah Felicia berada.
"Wanita ini-"
"Iya, dia wanita yang sama dengan foto yang di rumah itukan?" ucap Rich kalimatnya mendahului Yohan
"Apa ini ada hubungannya dengan Prof. Felicia?"
Rich mengangguk patah-patah, "Kita harus mencari tahunya"
"Kalau begitu ayo pergi" ajak Yohan berpikir mungkin saja Felicia belum terlalu jauh meninggalkan perusahaan
Namun Rich menggeleng, "Kita tidak akan pergi menemuinya"
Yohan memiringkan kepalanya tidak mengerti, jika ini ada hubungannya dengan Felicia bukankah mereka harus menemuinya dan menanyakan semua tentang hal yang mereka ketahui tetapi mengapa Rich justru tidak akan menemuinya
"Why?" Tanya Yohan dengan ekspresi bingung, "jika ini ada hubungannya dengan Felicia bukannya kita harus menemuinya?"
"Kita memang harus menemuinya, tetapi sebelum itu kita harus ke suatu tempat terlebih dahulu"
Ekspresi Rich terlihat sangat serius saat mengatakan kalimat tersebut membuat Yohan tidak banyak bertanya kembali. Mereka berdua berjalan keluar ruangan menuju tempat yang masih berada di dalam perusahaan.
Rich dan Yohan berpindah gedung menuju bangunan yang masih menyatu dengan tempat di mana gedung mereka berada, mereka menaiki lift menuju lantai atas tempat di mana Prof. Alfa melakukan risetnya.
Rich berjalan menuju resepsionis yang sudah berdiri saat mengetahui dirinya datang, Yohan yang berada di sebelah Rich maju satu langkah dan bertanya kepada wanita yang berada di belakang meja tersebut.
"Prof. Alfa ada di dalam?" Tanya Yohan
Resepsionis tersebut tersenyum sebelum menjawab pertanyaan dari Yohan, "maaf pak. Prof. Alfa sedang berada di luar"
"Ke mana?" tanya Rich
Wanita tersebut menggeleng, "Saya kurang tahu pak, Prof. Alfa tidak mengatakan akan pergi ke mana, mungkin saja dia sedang melakukan riset"
Rich mengangguk mendengar jawaban dari resepsionis tersebut, dia melihat ruangan yang dibatasi dengan kaca transparan membuat orang yang berada di luar bisa melihat aktivitas yang sedang dikerjakan orang-orang yang di dalam.
Meskipun terlihat dari luar namun Rich tahu jika ada sebuah ruangan yang tertutupi dan hanya para karyawan yang di dalam saja yang dapat melihat juga sebuah ruangan rahasia yang hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
"Apa ada yang ingin disampaikan untuk Prof. Alfa saat beliau kembali nanti?" tanya resepsionis tersebut kepada Rich yang masih serius memandangi para karyawan bekerja dari luar
"Tidak" jawab Rich tegas, "aku akan masuk ke dalam"
Wanita tersebut mengangguk dengan gerakan cepat dia segera membuka pintu untuk mempersilahkan Rich dan Yohan masuk ke dalam, Rich tersenyum tipis kepada wanita tersebut sebagai ucapan terima kasih.
di dalam ruangan Rich mendapat sambutan dari para karyawan yang melihatnya masuk ke dalam, beberapa karyawan sempat menghentikan aktifitasnya untuk memberikan salam kepadanya
"Lanjutkan saja pekerjaannya" perintah Rich tegas kepada karyawan yang berada di sana
Salah seorang karyawan yang Rich lihat merupakan ketua kelompok kerja menghampiri Rich dan Yohan dia tersenyum ramah khas karyawan yang melihat bos mereka datang
"Selamat siang Pak Rich, ada yang bisa saya bantu?" tanya orang tersebut ramah
Rich tidak segera menjawab matanya melihat kearah pintu yang berada di belakang orang tersebut itu adalah pintu ruangan milik Prof. Alfa
"Saya ingin masuk ke dalam ruangan Prof. Alfa ada hal yang harus saya ambil" ucap Rich dengan intonasi tegas
Karyawan tersebut mengangguk dia berjalan menuju pintu tersebut lalu menempelkan kartu id miliknya saat kartu tersebut tertempel sebuah layar hologram muncul dari balik pintu menampilkan huruf dan juga angka. Karyawan itu menyentuh beberapa huruf dan angka dihologram tersebut.
"Silakan Pak" ujarnya mempersilahkan Rich dan Yohan sesaat setelah dia berhasil memasukkan kata sandi.
Rich masuk ke dalam ruangan ynag didominasi warna putih tersebut Yohan dibelakangnya mengekori Rich masuk, tidak ada yang spesial di dalam ruangan itu selayaknya ruang kerja pada umumnya hanya terdapat sebuah meja dan kursi tempat biasa Prof. Alfa bekerja.
Di belakang kursi terdapat lemari berisikan file-file penelitian yang dilakukan oleh Alfa, Rich tidak tertarik melihat isi ruangan tersebut matanya memperhatikan dengan saksama sekitarnya melihat apakah ada benda yang mencurigakan.
"Cari sesuatu yang seperti pintu" pinta Rich kepada Yohan
Yohan tanpa disuruh dua kali sudah bergegas mencari benda-benda asing di dalam ruangan tersebut, dia memegang ataupun mengusap benda-benda yang dia anggap penting mungkin saja saat dia memegangnya akan ada sesuatu yang terbuka.
Sedangkan Rich berada di antara buku-buku yang tersusun rapi di dalam lemari, Rich mengambil buku secara random untuk mengeceknya namun sayangnya ada banyak buku-buku yang tersimpan
"Dia memang seorang ilmuwan" gumam Rich saat melihat beberapa buku yang penuh dengan penelitian.
"Ketemu sesuatu?" Tanya Rich kepada Yohan
Yohan sekarang sudah pindah tempat berada dimeja kerja Prof. Alfa dia membuka lemari yang berada di sana, saat mendengar Rich bertanya dia hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan dari Rich.
"Terus cari" perintah Rich
Rich mulai loncat ke sebuah lemari besar yang kali ini berisi buku-buku tebal yang jika terjatuh mengenai kaki cukup membuatmu mengernyitkan dahi. Rich memeriksa, menggoyangkan, atau membuka halaman buku tersebut secara random apa pun dia lakukan untuk memastikan buku tersebut hanyalah buku biasa.
Tepat saat Rich dan Yohan nyaris menyerah dan berpikir jika mungkin saja laboratorium yang dimaksud bukan berada di dalam ruangan ini, tepat pada saat itu saat Yohan yang tidak sengaja menyenggol tempat sampah kecil yang berada dipojok ruangan sebuah suara terdengar dari balik lemari.
Iya, tempat sampah itu adalah kuncinya, tidak ada yang menyangka jika tempat sampah bisa menjadi kunci dari sebuah ruangan rahasia yang mengubah takdir seseorang.