Chereads / SCARLET'S MY WIFE / Chapter 6 - Kisah Yang Baru

Chapter 6 - Kisah Yang Baru

5 Tahun kemudian Arlet berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang sekretaris, satu Minggu kemudian setelah kelulusannya—sebuah perusahaan raksasa membuka lowongan pekerjaan dalam skala yang besar.

AG Company tengah di penuhi cikal bakal karyawan perusahaan yang salah satunya adalah Scarlet.

"Antrean nomor 201," seru seorang panitia seleksi bernama Magret, dia baru saja menyebutkan nomor antrean milik Arlet.

Arlet pun maju ke depan dengan membawa sebuah map plastik kuning, di dalam map itu berisikan data lengkap dirinya.

"Kumpulkan berkas anda di meja ini, nona, dan tunggulah tiga hari lagi ... kami akan segera menghubungi nona untuk tahapan selanjutnya."

"Baiklah, nona, saya mengerti dan terima kasih untuk informasinya jika begitu saya permisi dulu," ucap Arlet dengan merendah dan segera melenggang pergi.

Arlet menjajakan kakinya hingga di lobi dan tanpa sengaja ia berpapasan dengan Ken, wajah yang ia lihat seperti pernah bertemu, tapi di mana? Pikir Arlet.

'Huh...' dia mendesah pelan, "Mungkin saja hanya kebetulan bukankah manusia itu memang banyak yang hampir serupa?"

Arlet terus melangkah melewati Ken dan rekan-rekannya.

"Ada apa tuan Ken? Mengapa mendadak berhenti?" Ken berhenti tepat sesaat Arlet melewatinya, dia pun merasa familiar dengan wajah bulat Arlet serta semua ciri fisiknya.

Ken mengerutkan keningnya, 'Mereka sudah membuang gadis itu, mungkin hanya perasaan ku saja!' tegas Ken, "Tidak ada apa-apa, ayo bergegaslah karena sebentar lagi rapat akan segera di mulai," seru Ken kepada rekannya yang tak lain adalah dua orang asistennya—Loudy dan Luzon.

***

Semua jajaran sudah menunggu di ruang rapat, mereka menanti kehadiran sang CEO—Alexander Gong.

Klek!

Begitu pintu terbuka mereka semua beranjak berdiri untuk menyambut kedatangan CEO tersebut, namun faktanya yang masuk ke ruangan itu adalah kakek Gong, kapan ia datang? Bahkan Ken saja tak mengetahuinya.

Dia melirik ke arah balik punggung kakek Gong di mana sosok tuan muda Alexander berdiri di belakangnya, mengikuti langkah kakinya.

"Selamat pagi tuan besar, Gong..." semuanya menyambut hormat tanpa cela.

"Pagi, duduklah dengan santai jangan terlalu kaku di hadapan ku, kecuali orang-orang yang telah berani bermain di belakang ku!"

Semua mengangguk, dan kembali duduk sesuai dengan permintaan kakek Gong.

Akhirnya rapat pun segera di mulai dan menghabiskan tujuh slide.

Usai rapat semua orang pun pergi terkecuali kakek Gong dan cucunya—Alexander Gong, bahkan Ken saja diminta untuk menunggu keluar.

Kakek dan cucu itu duduk saling berhadapan, "Apa yang membawa kakek datang ke Italia? Bukankah dokter Chen mengatakan bahwa kondisi kakek sedang tidak sehat?"

"Lalu mau sampai kapan kau hidup membujang? Kakek datang bersama nona Ling, putri tunggal keluarga Ming."

Mendengar sang kakek datang bersama dengan nona Ling membuat Alexander mengernyit sebal, "Untuk apa kakek datang bersama nona Ling? Aku bahkan tak menyukainya, kek!"

"Bicara apa kau ini? Tidakkah kau tahu jika nona Ling yang dulu cengeng itu sudah berubah menjadi wanita dewasa yang cantik..." lalu kakek beranjak dari duduknya, "Nona Ling menunggu di ruangan mu, pergilah temui dia."

Alexander hanya mengangkat kedua bahunya, menghela napasnya dengan malas namun wajahnya tetap saja tampan, ah, membuat kakek geram dengan reaksinya.

"Pergilah sebelum kakek memukulmu dengan tongkatku!"

***

Ling Shao Ming—ialah gadis muda yang seumuran dengan Scarlet, hanya berbeda bulan kelahiran saja.

Jika dilihat dari bulan kelahiran maka Scarlet adalah kakak dari Ling.

Ling Shao Ming merupakan anak tunggal di keluarga Ming, dengan tinggi tubuh mencari 159 cm, surai panjang mencapai pinggang dan berponi se-alis, mata bulat, bibir sedikit tebal itu membuatnya memiliki pesonanya sendiri, kedua kakinya pun ramping namun tetap saja ia bukanlah type tuan muda Alexander.

Tuan muda memutar handle pintu begitu pintu terbuka, Ken menyambutnya, "Tuan?"

"Tunggu saja di ruangan mu, aku hanya perlu waktu dua puluh menit untuk menyelesaikannya."

"Baiklah tuan, saya mengerti," ucap Ken lalu beranjak masuk ke dalam ruangannya.

Sementara Alexander segera pergi keruangan kerjanya, menghindari nona Ling juga akan menjadi percuma.

Karena hal yang pasti adalah kakek Gong tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Alexander masuk ke ruangannya dan mendapati nona Ling yang sedang berdiri memperlihatkan punggung rampingnya.

Surai hitam panjangnya itu ia urai ke depan—dada kiri, pakaian mini dress warna peach serta high heels putih semakin mendominasi penampilannya.

"Lama tidak bertemu, Leon..."

Ling berbalik dan melemparkan senyum pada kalimat Leon, hingga ia mendapati wajah datar seorang Alexander—pria yang ia sebut sebagai Leon.

"Namaku bukan Leon, nona Ling!" tegas Alexander tak menerima, dia melangkah dan duduk di salah satu sofa, "Biar ku pertegas bahwa namaku adalah—"

"Leon Alexander Gong," imbuh Ling menimpali, dia yang menyebutkan nama asli seorang tuan muda bahkan sebelum si punya nama itu sendiri yang menyebutkannya.

Kening datar Alexander berkerut, "Aku tidak suka nama Leon, ku peringatkan sekali lagi untuk tidak menyebutkan nama itu di hadapan ku!"

Ling terkekeh pelan sambil menutup mulutnya dan melangkah maju, "Kau ini lucu sekali, Leon itu kan marga dari ibu mu?" lalu dia duduk di pangkuan Alexander sambil mengusap-usap pundak lalu menggulung dasi merah itu, "Benar, kan, tuan muda?"

Napas yang membentur wajah Alexander begitu terasa panas dan penuh kesensasionalan, "Menjauhlah nona Ling, jaga jarak mu dengan ku!"

"Why? Bukankah kau sangat mengetahui perasaanku padamu sejak dulu?"

Alexander masih memasang wajah datarnya, awalnya dia tak ingin menggubris tangan gadis itu yang mulai berani melepas satu persatu kancing kemejanya, namun, dengan cepat juga Alexander menepis tangan Ling.

"Jaga sikapmu di hadapanku, nona Ling Shao Ming!"

"Umh!"

Ling mengernyit sakit saat mendadak Alexander menarik tangannya dan merebahkannya di atas sofa, dia sedikit menindih perutnya, "Sakit!"

Kecerobohan Alexander yang membuatnya terjebak, begitu mereka berada pada posisi yang menguntungkan Ling, kakek Gong pun masuk ke dalam.

"Alexander!" suara itu menggema di dalam kepala, Alexander pun terkejut mendengar suara sang kakek.

"Kakek, ini—"

"Sikap apa itu? Kakek bahkan tak pernah mengajarimu melakukan hal di luar norma kemanusiaan, bagaimana bisa kau melanggar ajaran para leluhur, huh?!"

Jika saja kakek tahu jika lima tahun yang lalu Alexander telah memperkosa seorang gadis yang bahkan tak mengetahui apa kesalahannya, apakah kakek masih mau memaksanya untuk menikah dengan nona Ling?

"Ini hanya kesalahpahaman saja, kek! Percayalah padaku—"

"Hiks... hiks..." momen langka ini tak akan di biarkan begitu saja oleh nona Ling, dia menggigit bibir bawahnya sendiri hingga luka dan berdarah, lalu berusaha bangun seolah telah kehilangan banyak tenaga, "Kakek..." parau suaranya terdengar.

Alexander memanas karenanya, "Jangan bersandiwara kau!"

"Alexander!" bentak kakek, "Sungguh perbuatan mu ini begitu hina, kakek akan mengutus orang untuk mengurus surat nikah kalian!" tegas kakek tak ingin di bantah.

"Aku tidak akan menikahinya, kek, tidak!"

"Aaaa!" jantung kakek mendadak sakit, dia memegangi dada dengan kedua lutut yang menekuk menahan sakit, "Ka—kau anak sialan, ah..." napas kakek tersengal dengan wajah pucat nya, dia memberi isyarat berhenti dengan tangannya saat melihat Alexander hendak melangkah, "Maka biarkanlah kau melihat jasad ku di tempat ini...," bruk! Kakek pun jatuh pingsan.