Chereads / Suami impian / Chapter 19 - Usai

Chapter 19 - Usai

"A-apa?" Livia tak henti-hentinya menangis ketika mendengar penjelasan dari Suaminya, Aidan. "Kita harus bagaimana Mas? Kita tak tahu di mana orang tua, Reno. Anak itu juga tak mengingat keluarganya."

Aidan menghela napas panjang dan menarik Livia ke dalam pelukan. "Tenanglah, Vi."

"Egh, aw ..." Suara rintihan kesakitan terdengar dari mulut anak laki-laki yang kini telah membuka mata.

Livia maupun Aidan mendekat dengan mencoba memasang senyum.

"Halo, sayang. Akhirnya kamu bangun," Livia mengusap-usap kepala Reno. Dia melihat anak itu hanya menatap lurus ke depan.

"Si-siapa ya?" Reno bertanya. Tak ada jawaban membuat Reno kembi bertanya, "Kamu siapa?"

"Ini Mama kamu, Sayang. Masa kamu lupa, sih?"

Aidan membolakan matanya ketika Livia mengakui dirinya sebagai Mama dari Reno. Dia memegang pergelangan tangan istrinya hingga keduanya saling bertatapan. Livia mengangguk dalam diam, memberi isyarat jika itulah salah satu caranya.

"Ma- mama?" Perlahan senyum Reno menghiasi wajahnya yang manis ketika sedang tersenyum. Tangan Reno terangkat dan meraba-raba angin, Livia pun paham dan memajukan wajahnya hingga menyentuh tangan Reno. "ini wajah Mama? Mamaku pasti sangat cantik, ya?"

"Iya, Sayang," membelai wajah Reno lembut, namun ketika melihat kening Reno mengeryit Livia bertanya, "Ada apa, kamu merasakan sakit tidak?" Tanya Livia lembut seperti sosok ibu.

"Nggak kok, Ma. Aku nggak kenapa-kenapa." Reno tersenyum sekali lagi.

"Huh, syukurlah Mama jadi lega Reno nggak apa-apa."

"Reno?" Tanya anak laki-laki itu. Livia menatap wajah Aidan dengan tatapan sedih. Bahkan dia melupakan namanya sendiri.

"Reno adalah nama kamu, Nak." jelas Livia.

Anak laki-laki itu mengangguk paham, "Terima kasih sudah memberikan ku nama yang keren Ma, hehe ...."

Livia maupun Aidan ikut terkekeh ketika mendengar kekehan lucu Reno.

Pasangan suami istri itu sedang berada di luar ruangan, mereka saling bertatapan mata untuk beberapa saat yang lalu.

"Bukankah sebaiknya kita mencari tahu orang tua asli dari Reno? Kita tak bisa menjadi orang tua palsu anak itu, Vi."

"Tapi, di mana kita akan mencari orang tua Reno Mas. Anak itu bahkan lupa segalanya, kita tak bisa mencari informasi darinya," Livia berkata lirih.

"Kamu tenang saja, Mas yang akan mencarinya. Di sini Mas yang bersalah jadi harus menanggung semua akibatnya." Aidan memeluk Livia dengan lembut, "Jangan terlalu khawatir."

Di sini Livia juga merasa bersalah karena Aidan menjadikan dirinya sebagai orang yang sangat bersalah dalam hal ini. Meski kejadian ini tak menjadi dugaan mereka akan terjadi seperti ini.

"Tolong Mas jangan terlalu menyalahkan diri. Kita berdua yang bertanggung jawab ok?" Menepuk pundak sang suami untuk menguatkan.

"Kamu istriku yang sangat baik. Aku sangat beruntung mendapatkanmu."

Ketika dua orang itu larut dalam pelukan tiba-tiba suara seorang wanita datang dengan berteriak-teriak memanggil nama seseorang membuat Aidan dan Livia mencari asal suara tersebut.

"Wanita itu memanggil nama, Reno Mas. Siapa dia?" Tanya Livia penasaran.

Aidan menahan Livia yang hendak pergi menemui wanita itu, "Biarkan dia menghampiri kita." Berkedip seai pada Livia.

"Anakku! Di mana anakku!!" Teriak wanita itu entah yang keberapa kalinya. Kini wanita itu tiba di hadapan Kana dan Livia dengan pakaian kondisi yang tak bsia di katakan baik.

"Ibu cari siapa?" Tanya Aidan bersuara pelan tapi tegas.

"Aku mencari anakku, tolong berikan dia padaku." Wanita itu menggenggam lengan Aidan keras dengan tatapan yang serius.

"Baik kami akan bantu mencarinya, bisa sebutkan ciri-ciri anak itu, Buk?" Pinta Aidan.

"Anak itu, dia setinggi ini," memeragakan tinggi anak itu sebatas pinggang, "Dia juga anak yang manis, tampan namun sayangnya dia ... Buta. Hiks ... Anak saya buta," wanita itu menitikan air matanya.

"Siapa anak itu?" Kini sosok Livia yang bertanya seraya mendekat ke arah wanita yang mencari anaknya.

"Reno," sebut wanita itu.

Seketika Aidan dan Livia saling pandang. Raut wajah mereka menunjukan keterkejutan.

"Dia ibu Reno, Mas." Aidan langsung merengkuh Livia. "Kita mendapatkan nya."

"Alhamdulillah ... Sudah kamu jangan nangis lagi, kita harusnya senang karena orang yang kita cari telah ada."

Pelukan terlepas dan Livia memegang wtanhan wanita di hadapannya, "Ikut aku masuk ke dalam, Buk." Membawanya masuk ke dalam ruangan Reno.

"Reno!" Pekik sang wanita yang langsung berlari kencang menuju ranjang anaknya. Dia langsung memeluk anak laki-lakinya dengan penuh kasih sayang dan kerinduan, "Kamu baik-baik saja, Nak? Ini sangat khawatir kamu kenapa-kenapa. Tooong maafkan ibu karena telah menyakiti hatimu ya, tolong maafkan."

"Ibu ini kenapa? Kenapa suara ibuku jadi berbeda? Di mana ibuku yang asli!" Teriak Reno yang menjauhkan tangan ibunya dari wajahnya.

"Ibu, tolong ikut aku sebentar ya," Livia menarik tangan itu menjauh dari ranjang. Dia membawanya ke ujung ruangan, mereka berdiri berhadapan. "Kami minta maa, karena Kamilah penyebab Reno di rawat di rumah sakit dan mengalami lupa ingatan sementara. Jadi dia tak mengingat semua keluarganya."

Wanita itu menutup mulut menyembunyikan keterkejutannya, "Ap -apa? Reno lupa ingatan?"

"Iya, Buk. Dan tadi aku mengatakan padanya jika aku adalah ibunya. Maafkan aku ...."

Wanita itu menangis lagi setelah mendengar berita tersebut. "Tidak ... Ini sebenarnya adalah salahku. Jika saja aku tak menyurun Reno pergi dari rumah, dia tidak berada di tempat ini. Aku terlalu bodoh, tak pantas menjadi orang tuanya." Memukul-mukul kepalanya.

"Hentikan, Ibu. Sudahlah, tidak ada gunanya lagi kita menyesali yang telah terjadi. Mari kita perbaiki kesalahan yang ada," ajak Livia memeluk sang wanita.

Dua sosok perempuan itu kembali lagi ke ranjang menemui Reno.

Wanita itu memeluk kembali sosok Reno meski ada penolakan yang di tunjukan dari sang anak, "Sayang, ini Mama. Tadi suara mama sedang sakit jadi berubah begini, jangan menolak Mama lagi."

Dia telah mendengar semuanya dari Livia dan dia sangat beruntung di pertemukan dengan gadis berhati lembut itu.

"Su- suara Mama begini apa karena menangis?" Tanya Reno yang mencoba mendengar penjelasan.

"I- iya, Mama terus sedih kalau mengingat Reno melupakan Mama, jadi Mama menangisnterus menrus hingga suara berubah. maafkan Mama ya," katanya meminta maaf.

"Oh, Ternyata Begitu." Reno perlahan menunjukan senyum manisnya. Lalu dia memeluk ibunya, "Maafkan Reni juga ya Ma, sudah melupakan Mama. Tapi Reno janji gak akan lupa lagi."

"Hm, Mama percaya. Terima kasih anak Mama," mereka berdua larut dalam pelukan penuh cinta itu.

***

Livia keluar ruangan bersama Aidan. Mereka berjalan dengan wajah bahagia di lorong rumah sakit sambil memegang satu tangan.

"Aku bahagia, Mas. Untunglah semua sudah selesai," kata Livia tanpa memandang Aidan.

"Mas ikutan senang mendengarnya. Lain kali jika ada masalah, tetap tenang ya, Mas gak suka kamu yang terlalu panik."

Livia tertawa karenanya, "Itu sudah kebiasaan aku, Mas. Susah di lupakan," pernyataan Livia mengundang kekehan geli dari Aidan.

-Bersambung....