Mata Kevin tidak bisa berkedip ketika melihat penampilan Pelita Yang berbeda, namun baju yang cantik tidak sesuai dengan wajah Pelita yang ditekuk.
"Cantiknya…, sini foto bareng abang," kata Kevin menarik lengan Pelita yang membuatnya tersenyum malu.
"Sini Mami fotoin Bang," Risna mengambil ponsel yang diberikan Kevin padanya.
"Senyum dong sayang," pinta Risna pada pelita.
"Nah gitu kan cantik," kata Risna sambil mengambil beberapa gambar.
"Makasih Mami." Kevin menjawab sambil mengambil kembali handphonenya.
"Sejak kapan abang panggil Mamiku, Mami?" Tanya Pelita sambil berbisik ditelinga Kevin
"Kamu kan panggil aku abang, berarti adik aku. Makanya aku panggil Mami kamu, Mami. TIdak ada yang salah kan?" Jawab Kevin sambil melihat foto yang tadi diambil oleh Risna.
"Oooh," ada sedikit nada kecewa dalam perkataan Pelita. Kevin menyadari itu dia lalu memeluk pundak
"Pelita, gak tau nanti…," bisiknya di telinga Pelita lalu tersenyum.
Tak terasa mereka sudah sampai di menara eiffel dan menuju lift untuk naik ke lantai dua dimana restoran Jules Verne berada.
Mereka disambut ramah oleh pelayan Restoran tersebut, lalu mengantarkan kemeja yang sudah mereka persiapkan.
Mereka menikmati makan malam diiringi dengan alunan musik hanya dentingan sendok yang terdengar disana. Walaupun mereka senang bercanda, ketika makan tidak ada satupun yang berbicara apalagi bercanda. Hingga suapan terakhir dan masing-masing sedang menikmati makanan penutup barulah biasanya Benni mulai berbicara.
"Jadi rencananya kamu mau ambil jurusan apa setelah lulus ?" Tanya Beni pada Pelita.
"Aku ingin ambil manajemen bisnis biar sama seperti Abang, dan nanti tidak usah repot cari kerja biar bekerja saja di kantor Om Jason," kata Pelita sambil nyengir menunjukkan giginya yang rapi.
"Aku aja tidak ada niat De kerja sama papa, kamu lagi malah mau kerja sama papa," kata Kevin sambil memakan puding coklat yang disediakan sebagai penutup makan malam untuknya.
"Ih kenapa memang? nggak papa lah.Nanti aku mau bantuin Mas Dion sama Kak Reno. Memangnya Abang mau kerja di mana jadi, pegawai PNS kayak Papi?" Tanya Pelita penasaran.
:Belum tahu juga sih, tapi kalau ingin sih jangan kerja dulu lah di kantor papa kecuali sudah benar-benar emergency dan mereka membutuhkan bantuan ku," kata Kevin sambil tersenyum.
"Yah apapun nanti pekerjaannya, yang penting pekerjaan itu bisa memberikan kehidupan yang lebih baik buat kita. Tidak tergantung pada orang lain, bisa menjadi kebanggaan dan paling tidak kita harus bekerja jujur dimanapun kita bekerja," kata Benny memberikan pandangannya.
"Kalau itu Kevin setuju Pi, Kevin juga tidak ingin pekerja hanya karena gengsi. Ya walaupun kedudukan di kantor Papa bisa saja bagus, tidak ada salahnya kan bekerja sendiri dulu mencari pengalaman lah setelah itu baru memutuskan akan tetap bekerja di perusahaan apa atau mungkin menjadi menjadi apa, mumpung masih muda," kata Kevin terlihat begitu bersemangat dengan rencana kedepan untuk hidupnya.
Jiwa mudanya benar-benar membuat Benni kagum selain berpikiran dewasa, Kevin juga selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.
"Yang pasti mulai saat ini, sampai dia lulus SMA nanti, aku percayakan Pelita padamu. Dan tolong jaga dia baik-baik ya Kevin," kata Benny sambil menepuk pundak Kevin.
"Insya Allah Pie, Kevin akan menjaga Pelita dengan sebaik mungkin. Dia sudah seperti adikku sendiri dan makhluk langka yang sepertinya harus dilestarikan," kata Kevin sambil tertawa. Beni yang mendengar celetukan dari Kevin ikut tertawa padahal anaknya sudah mengerucutkan mulutnya karena disebut makhluk langka.
"Apaan sih Bang, sebut aku makhluk langka memangnya aku sejenis orang hutan yang perlu dilestarikan," kata Pelita mengomel karena kesal.
"Kalau begitu, malah kamu jadi mirip-mirip seperti orang hutan" kata Kevin Sambil mencolek bibirnya yang sedang mengerucut. Risna yang melihat putrinya dibully oleh suami dan Kevin hanya bisa menggelengkan kepalanya namun juga ikut tertawa.
"Sudah dong, masa dibully terus Putri Mami yang cantik disebut makhluk langka. Sayang. Lihatlah seharusnya dia dari dulu berdandan seperti ini, pasti sudah banyak pria yang mengantri ingin menjadi pacarnya dan kau harus menjaganya agar dia tidak ada yang menculik dan memaksanya untuk menjadikan kekasihnya," kata Risna pada Kevin.
Kalau bodyguard begini, mana berani yang mengganggunya Mam," kata Benny Sambil tertawa. Sementara Pelita hanya diam saja, dia memang tidak pernah merasakan jatuh cinta kecuali pada seseorang yang saat ini ada dekat dengannya.
"Setelah selesai makan malam, mereka berbincang-bincang sebentar lalu Beni memutuskan untuk mengajak keluarganya tersebut untuk kembali pulang ke rumah. Besok malam Pelita dan Kevin harus kembali ke Indonesia , mereka juga harus mempacking pakaian mereka serta membawa oleh-oleh yang sudah dititipkan Risna untuk teman-temannya dan juga oleh-oleh yang ingin mereka berikan kepada keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya
***
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore mereka bersiap-siap untuk berangkat ke bandara, sedangkan Benni langsung dari kantornya karena pagi hari dia harus mengikuti rapat dulu.
"Jadi Papi menunggu kita di bandara langsung mam?" tanya Pelita pada ibunya
Iya hari ini dia ada meeting kemudian juga ada rapat dengan presiden lewat video conference, jadi dia tidak mungkin membolos," kata Risna menjelaskan kepada putrinya, sambil membantu mempersiapkan barang bawaannya sehingga tidak akan ada yang tertinggal.
"Barang-barang kamu sudah semua Kevin?" Tanya Risna pada Kevin yang sedang mendorong kopernya dari kamar dan mencangklongkan tas punggung di pundaknya kanannya.
"Sudah Mam. Sudah beres semua, oleh-oleh juga sudah aku masukkan ke koper yang besar ini, aku harap tidak ada yang tertinggal," kata Kevin sambil menunjukkan satu buah koper besar yang isinya berupa oleh-oleh, sementara barangnya dia sendiri hanya beberapa potong pakaian saja. Begitu juga dengan Pelita kopernya terisi dengan oleh-oleh yang dibeli untuk teman dekat dan titipan oleh-oleh untuk teman-teman ibunya dan dia juga tidak lupa membelikan oleh-oleh untuk keluarga Jason kecuali Kevin.
Mereka Akhirnya sampai di bandara Charles de Gaulle kota Paris Benni melambaikan tangannya.
"Papie," teriaknya sambil berlari ke arah Benni. Benni merentangkan tangannya lalu memeluk erat putrinya, seperti tidak ikhlas melepas putri kesayangannya
"Hati-hati di Indonesia ya sayang, jangan bandel, jangan nyusahin Abang kamu," kata Benni sambil mengecup pucuk kepala pelita berkali-kali.
"Siap Bos," jawabnya sambil melepas pelukannya lalu mengecup Pipi Benni kiri dan kanan.
"Aku titip Pelita Vin, jika dia nakal hukum saja," perkata Benni membuat dia hanya mengacungkan jempolnya.
Setelah berpamitan pada Benni dan Risna mereka lalu masuk untuk boarding karena penerbangan sebentar lagi akan take off.
"Hari-hati sayang," teriak Risna melihat anaknya masuk ke dalam dan melambaikan tangannya.
Mereka akan kembali melakukan penerbangan Paris - Jakarta yang lumayan melelahkan walaupun mereka tahu bagaimana cara menghilangkan kejenuhan di dalam pesawat namun tampaknya Pelita malah sudah terlelap dan bersandar di pundak Kevin dengan nyaman. Liburan yang menyenangkan dan berkesan karena dia tidak hanya bertemu dengan orang tuanya tapi berlibur bersama Kevin yang membuatnya nyaman walaupun dia sering dibully oleh pria tinggi berwajah tampan dan teduh itu.