Chereads / Bini Gue Mantan Preman / Chapter 29 - Akan Aku Jaga Dengan Baik.

Chapter 29 - Akan Aku Jaga Dengan Baik.

Sementara yang dibicarakan sedang asyik di perjalanan menuju gelanggang olah raga untuk bertanding futsal dan membonceng seorang gadis yang ingin menonton pertandingan futsal. Mereka sepakat menggunakan motor karena mereka terburu-buru akibat Pelita yang sedikit mulas namun ketika dilarang untuk ikut, dia mulai merajuk jadilah mereka berangkat menggunakan motor untuk menghindari kemacetan.

"Kamu duduk disini, pertandingan sebentar lagi mulai," perintah Kevin, lalu melepas  celana Training dan jaketnya. Dari rumah dia sengaja sudah memakai baju timnya khawatir terlambat jika harus berganti pakaian di kamar ganti pemain futsal.

Pelita menganggukan kepala beberapa orang menatapnya terutama orang-orang yang belum pernah melihat Pelita, ada yang bertanya-tanya siapa yang bersama Kevin ada yang memandang kagum karena bisa menaklukkan si cowok cool yang jarang tersenyum tapi ada juga yang memandang tidak suka.

Tapi Pelita sang objek tidak peduli dia malah membantu Kevin membereskan pakaian yang tadi dilepas Kevin dari tubuhnya.

Permain lumayan seru hari ini adalah final penontonnya jauh lebih banyak, team Kevin untuk sementara menang 2 kosong. 

"Minum De," pinta Kevin sambil menyodorkan botol air mineral yang sudah ia bukakan tutupnya. Teman-teman Kevin sudah kenal pada tetapi sejauh ini mereka tidak tahu seperti apa hubungan Kevin dan Pelita, yang mereka tahu Pelita adalah anak teman ayah Kevin yang dititipkan dirumah Kevin, karena orang tuanya harus berdinas di luar negeri.

"Lapar gak?" Tanya Kevin karena tadi mereka hanya makan sepotong roti dan teh hangat.

"Gak, aku belum lapar," jawabnya kemudian meminum air mineral yang tadi diberi oleh Kevin.

"Abang kesana lagi ya," Kevin lalu berlalu setelah mengusap kepala Pelita, pemandangan yang terlihat manis oleh siapapun juga.

Pertandingan kembali berjalan seru namun seperti biasanya Kevin selalu menjadi bintang lapangan. Tidak karena  tampan tapi permainan Kevin pun sangat ciamik, yang menyebabkan penonton histeris jika bola sudah berada di kakinya, terutama dibangku tempat Diva berada , cewek ter hit di kampus Kevin.

"Ngapain tuh cewek heboh banget," Pelita melirik ke arah Diva, yang sedang  berkumpul bersama teman-temannya. Menggunakan rok jeans mini serta kaos ketat di tubuhnya membuat lekukan tubuhnya perempuan tersebut semakin terlihat jelas. Pelita  kembali berkonsentrasi melihat kearah lapangan karena pertandingan kembali berjalan, dan 

Untuk kedua kalinya kembali Kevin mencetak gol ke gawang lawan dan lapangan bergemuruh oleh sorak sorai para penonton.

Teriakan nama Kevin semakin terdengar jelas ramai bergemuruh di dalam gedung olahraga tersebut, kembali permainan dimulai lagi serangan demi serangan terus dilakukan untuk menyerang lawan yang oleh  Kevin dan teman-temannya. Akhirnya pertandingan pun usai, yang dimenangkan oleh Kevin dan timnya, dengan skor lima-dua.

Tepuk tangan dan teriakan semakin ramai terdengar di ruangan tersebut, kemudian para pemain bersalaman, mereka benar-benar sportif. Pertandingan berakhir dan  berjalan dengan lancar, para pemain kembali ke pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak karena rencananya penyerahan piala akan dilaksanakan sebentar lagi, yang akan diberikan oleh Rektor Universitas mereka.

Kevin Kevin menghentikan langkahnya ketika Diva mendekati dirinya lalu mengulurkan tangannya dan memberikan ucapan selamat padanya,  dia juga hendak memberikan kecupan pada pipi Kevin namun tubuh Kevin yang tinggi tentu saja tidak akan memudah itu Diva untuk mengecupnya, apalagi Kevin tetap tegak berdiri terlihat jelas dia tidak ingin menerima kecupan itu,  walaupun Diva menggunakan sepatu berhak lumayan tinggi Kevin masih jauh lebih tinggi, Pelita yang melihat menutup mulutnya menahan tawa.

"Terima kasih ucapannya," kata Kevin datar kemudian  berlalu meninggalkan Diva dan berjalan ke arah Pelita yang sedang duduk melihat ke arah dirinya.

"Wah abang nolak rezeki," Sindir Pelita sambil menahan  tawa.

"Menolak rezeki,  Maksudnya?" Tanya  Kevin sedikit bingung dengan perkataan Pelita.

"Itu kecupan manis, dari cewek cantik tadi yang menyalami abang,"  kata Pelita sampai menunjuk dengan dagunya, sementara yang ditunjuk dengan dagunya nya masih memandangi ke arah Kevin, namun sepertinya Kevin tidak peduli

"Kamu itu, bukan muhrimnya main cipika-cipiki, apalagi abang gak kenal deket sama dia," kata Kevin membela diri sambil tertawa dan mengacak ngacak rambut Pelita.

"Masa sih, padahal aku lihat dia paling semangat lho memberikan dukungan pada tim Abang," kata Pelita seolah-olah  sedang menyelidiki hati Kevin dengan cara halus.

"Itu hak nya dia masa Abang mau larang," kata Kevin lagi sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi untuk menghilangkan rasa lelahnya.

"Tapi cantik lho Bang," kembali Pelita menggoda Kevin.

"Nggak ah serem,  skin care nya pasti mahal," kata Kevin sambil melepas kaos yang dipakainya tadi karena basah oleh keringat.

"Kaos abang yang biru donk De," pinta Kevin, lalu Pelita mengeluarkan kaos dari tas olahraga Kevin sesuai dengan yang Kevin pinta 

"Handukan dulu Bang,  basah ih,"  kata Pelita sambil melempar handuk kecil ke arah Kevin.

"Kantong plastik nya mana?" Pelita memberikan sebuah kantong berwarna putih untuk Kevin menyimpan baju kotornya. Setelah itu Kevin kembali berjalan kearah teman-temannya karena pemberian Piala kejuaraan akan dilaksanakan. Namun di satu sisi tampak wajah kesal memandang ke arah Pelita. Sadar dirinya dipandangi oleh wanita yang tadi berusaha mengecup Kevin, Pelita sengaja malah mengambil ponselnya lalu berlari ke arah Kevin meminta foto selfie dengannya, Kevin tersenyum dia malah memeluk Pelita dan berfoto bersama sambil mengacungkan dua jarinya berbentuk V dan baru berhenti ketika temannya meneriaki.

Setelah pemberian Piala juara 1, 2 dan 3 waktunya pengumuman pemain terbaik dan ternyata jatuh pada Kevin yang spontan teman-temannya menggendong tubuh tinggi besarnya untuk dibawa ke tengah lapangan. Sementara Pelita ikut tersenyum senang karena orang yang begitu dekat dengannya.

"Ini Abang kasih buat kamu," Kevin memberikan Piala brrbentuk sepatu kepada Pelita.

"Kok buat aku, Abang kan sudah bekerja keras untuk ini," jawab Pelia sambil melihat ke arah Kevin sambil berjalan menuju Parkiran motor.

"Abang ada satu dirumah, jadi itu Abang kasih untuk kamu  biar kita sama-sama punya," katanya tersenyum dan menggandeng pundak Pelita.

"Ohh.  ok deh kalau gitu, ini akan aku jaga baik-baik," kata Pelita berjanji, yang membuat Kevin tersenyum senang.

"Lalu, aku harus kasih apa buat abang?" Tanya Pelita ketika mereka sudah sampai di parkiran motor.

"Kamu lulus dengan nilai baik dan dapet universitas terbaik, abang sudah senang," katanya sambil naik keatas motor dan memasangkan Helm di kepala Pelita.

"Ayo kita pulang, abang laper banget," ajak Kevin yang membuat Pelita bergegas naik keatas motor dan memeluk pinggang Kevin karena jam juga sudah menunjukan pukul setengah satu. Kevin memutuskan untuk pulang kerumah dan menikmati makanan buatan ibunya, padahal teman-temannya mengajak untuk makan di restoran cepat saji berkumpul merayakan kemenangan, namun dia beralasan kasihan Pelita dia sudah lapar dan ingin makan masakan ibunya yang jelas itu cuma akal-akalan Kevin, karena di malas kalau ada gangnya Diva yang salah satu sahabatnya Diva adalah kekasihnya Iqbal teman satu tim Kevin.

Sementara di pintu keluar Gelanggang olah raga tampak Diva sangat kesal, karena tadi dia pikir bisa berdua dengan Kevin dan dua kesal karena Kevin membawa seorang perempuan dengan dandanan sederhana yang menurutnya tidak sebanding dengan dirinya.