Kevin dan Pelita sudah berada di dalam pesawat menuju kota Paris, perjalanan yang akan menempuh jarak waktu kurang lebih 17 jam yang itu membuat Jason tidak tega membelikan mereka tiket ekonomi, dan akhirnya dia memberikan subsidi tambahan agar mereka bisa menggunakan kelas bisnis. Agar lebih nyaman dalam perjalanan yang menempuh jarak yang tidak sebentar itu. Rencananya mereka akan mendarat di Bandara Paris-Charles de Gaulle kota Paris, perbedaan waktu Jakarta - paris selama 5 jam itu kemungkinan akan sampai jam 6 pagi waktu kota Paris.
"Ini Ta seat kita," kevin meletakan tas bawaannya di kabin pesawat diatas kepalanya.
"Kamu ada yang mau ditaruh diatas?" Pelita menggelengkan kepalanya. Kevin lalu duduk disamping pelita, pramugari mulai memberikan instruksi mulai dari pengguna seatbelt sampai dengan pelampung.
"Sudah di mode terbang ponselnya?" Tanya kevin ketika susah duduk dan memasang seatbeltnya.
"Sudah, abang aku ngantuk semalam tidurnya sebentar," rengek Lila sambil menguap.
"Kamu tuh gak ada anggun-anggunnya, ditutup mulutnya kalau nguap pake tangan," omel Kevin, sementara Pelita hanya nyengir memperlihatkan barisan giginya yang rapi.
"Ya sudah tidur kalau ngantuk." kevin kembali berdiri dan membuka kabin untuk mengambil selimut yang tersedia disana.
"Selimut kalau mau tidur, dingin soalnya," Kevin membuka plastik dari selimut pesawat tersebut dan menyelimut Pelita.
"Terima kasih abang," Pelita kemudian menyelimuti dirinya dibantu Kevin tentunya.
Perjalan baru menempuh waktu selama 4 jam yang membuat kevin sudah mulai bosan apalagi Pelita Tertidur dengan pulas.
"Ta bangun dong tidur terus, bosen nih abang," keluh Kevin menggoyang-goyangkan tubuh Pelita.
"Ahhh abang, masih ngantuk lebih baik Abang tidur aja kalau bosen," katanya menarik selimutnya ke atas tubuhnya karena udara mulai dingin.
"Abang gak ngantuk Ta," katanya menggoyang-goyangkan tubuh Pelita yang membuat Pelita terbangun.
"Sini aku peluk biar Abang tidur," Kevin tertawa melihat apa yang dilakukan oleh Pelita karena tubuh kecilnya berusaha memeluk dirinya yang tinggi besar.
"Dah bobo jangan berisik,"kata Pelita yang meneluknya.
"Gak enak ah Abang aja yang peluk kamu," katanya melingkarkan tangannya di tubuh Pelita yang lama-lama membuat dirinya ikut tertidur bersama Pelita.
"Sorry miss, it's lunch time," suara Pramugari menyodorkan makanan pada Pelita yang berada dipeluknya, Perlahan bangun dan mengambil makanannya yang diberikan padanya.
"Thank you sis?" Katanya sambil setengah berbisik.
"You're welcome, sorry to interrupt, what do you want to drink Miss?" Tanyanya lagi.
"just a cup of coffee and tea," pinta Pelita pada pramugari yang berwajah timur tengah itu.
"Ok," dia kemudian memberikan secangkir Kopi dan teh hangat lalu diletakan di meja kecil yang ada dihadapan Pelita.
"This is mineral water, Miss." Pramugari itu memberikan dua botol air mineral pada Pelita.
"Thank you Mam," jawab Pelita sambil mengambil dua botol air mineral yang disodorkan padanya.
"Roughly, how long will it take us to arrive," tanya Pelita pada pramugari tersebut.
"About 10 more hours." Jawabnya lalu permisi pamit pada Pelita, setelah tidak ada yang ingin ditanyakan lagi oleh Pelita.
"Abang bangun, makan dulu nanti keburu dingin gak enak makanannya." Kali ini gantian Pelita yang mengguncang-guncang tubuhnya.
"Baru sebentar Ta tidurnya," Kevin kembali memeluk Pelita.
"Ihhh udah 7 jam kita di pesawat apanya yang sebentar ayo makan emang gak lapar, aku lapar banget nih." Kevin membuka matanya lalu menatap Pelita yang sedang bersiap untuk makan.
"Suapin Ta, ngantuk tapi laper," kata Kevin kembali memejamkan mata.
"Ish gimana mau makan kalau begitu, duduk yang bener deh Bang, biar ngantuknya hilang," kata Pelita menyuruh Kevin sambil membuka mata Kevin dengan tangannya.
"Dasar bawel,"katanya sambil duduk menggerutu.
"Udah tau Adenya bawel, masih aja protes" kata Pelita sambil menyendok makanan Kevin dan menyuapinya. Seperti anak kecil Kevin menurut apa yang dilakukan oleh Pelita.
"Nih minum dulu air mineralnya," Pelita menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dia buka.
"Itu kopi siapa?' Tanya Kevin melihat ada dua kopi di hadapannya.
"Terserah Dua-duanya juga blm aku minum, abang mau kopi?" Tanyanya yang dijawab dengan anggukan oleh Kevin, Pelita memberikan kopi yang dimintai Kevin lalu diminumnya.
"Masih lama ya perjalanan kita?" Katanya Kevin pada Pelita yang baru saja selesai menghabiskan makannya.
"Tadi sih 10 jam lagi, mungkin sekarang sudah 9 jam lagi. Abang mau tidur lagi atau bagaimana?" Tanya Pelita, dia tahu kalau Kevin sudah mulai bosan di dalam pesawat.
Tak lama pengumuman dari kabin pesawat terdengar, bahwasanya mereka bisa menggunakan ponsel dengan mengaktifkan jaringan wi-fi nya para penumpang langsung mengambil ponsel dan mulai mengaktifkan ponsel wi-fi mereka.
"Mami tanya nih. Sudah sampai mana? aku jawab sudah sampai di atas langit, hahaha" kata Pelita Sambil tertawa geli. Kevin hanya menggelengkan kepala sambil memegang kepala lalu mengacak-acak rambut Pelita.
"Kamu tuh ada-ada aja, masa jawabnya seperti itu. Bilang saja masih dalam pesawat dan ini ada sudah bisa menggunakan wi-fi makanya bisa balas pesan," kata Kevin sambil mulai membuka ponselnya dan beberapa pesan juga masuk kedalam ponselnya dari grup futsal yang menanyakan keberadaannya karena Kevin tidak bilang-bilang beberapa orang yang dianggapnya tidak penting dan hanya menjawab pesan dari ibu dan ayahnya yang menanyakan keberadaannya Sudah sampai mana, kemudian dia kembali memilih bermain game. Kevin lebih memilih asyik bermain game ketimbang harus membalas pesan-pesan Dari teman ataupun grupnya yang ada di ponselnya.
"Abang main main game apa, kok kayaknya menarik?" Tanya Pelita begitu melihat Kevin sedang serius memainkan game balapan motor dari ponselnya.
"Nih kalau mau main," Kevin memberikan ponselnya lalu dia mengeluarkan layar tv yang ada di selipan pegangan kursinya. Kevin mencari beberapa film yang menurutnya menarik, sementara Pelita sekarang yang asyik bermain game dari ponsel Kevin. Namun tiba-tiba pesan masuk kedalam sebuah pesan masuk ke ponsel Evin
Ponsel Kevin
"Kamu online tapi kenapa pesanku tidak dijawab?" dari seseorang yang hanya ada nomor pengirimnya, sepertinya Kevin tidak meng-save nomor tersebut.
"Abang ada pesan masuk nih sepertinya marah-marah," Pelita menyerahkan ponselnya Kevin dia khawatir itu pesan penting.
"Abaikan saja, itu tidak penting. Daripada mengganggu matikan saja wifi-nya, games itu bisa mainkan walau tanpa menggunakan jaringan internet," kata Kevin lagi tanpa merubah pandangannya ke layar TV yang berada di depannya.
Pelita kembali memainkan games dari ponsel Kevin dan kembali pesan tersebut masuk bahkan kali ini dengan emot marah.
Merasa terganggu akhirnya Pelita mematikan jaringan ponsel seperti yang Kevin perintahkan, lalu kembali bermain melanjutkan bermain games.
"Ini orang siapa sih? penasaran gue tapi, aku nggak suka lah membuka pesan orang lain tanpa izin pemiliknya. Apa ini pacar abang ya?i kalau ini pacar Abang kenapa tidak di-save nomornya?" tanya pelita dalam hatinya namun dia berusaha menutupi perasaan ingin tahunya itu dengan melanjutkan bermain games.