Pelita masuk dalam rumah dia saja baru selesai lari pagi.
"Selamat Pagi," sapanya pada keluarga Jason.
"Pagi sayang, sudah selesai lari pagi nya?" Tanya Lydia menjawab salam Pelita.
"Pagi," Reno keluar dari kamarnya dengan wajah bantalnya.
"Cuci muka dulu sana, kalian ini anak bujangan gak malu apa ada gadis cantik abis olahraga sedangkan kalian masih ileran," Kata Lidya Sambil menyuruh Reno untuk menyikat gigi dan mencuci mukanya.
"Ah... Mama masa anaknya ganteng begini dibilang ileran." Reno membela diri.
"Hai cantik olahraga di mana tadi, nggak ngajak-ngajak. Ntar kamu diculik loh kalau sendirian," kata Reno menggoda Pelita yang hanya tersenyum lalu menaruh topinya di atas meja dan duduk dekat dengan Lidya.
"Siapa lagi yang mau nyulik anak kayak dia," kata Kevin sambil terus menikmati nasi goreng buatan ibunya.
"Ya tetep aja ada? orang cantik begitu. Kalau kamu tuh nggak akan ada yang nyulik . males, mana makannya banyak lagi," kata Reno Sambil tertawa meledek Reno.
"Abang nggak bosen makan nasi goreng terus dari semalam?" Tanya Pelita begitu melihat Kevin sedang menikmati nasi goreng buatan Lidya.
"Nggak selama Mama yang buat," katanya tanpa menoleh ke arah Pelita, mendengar jawaban Kevin Pelita hanya mengangguk-anggukan kepalanya, lalu dia minum air putih dari dalam gelas hingga tandas, kemudian berdiri dari kursinya.
"Saya mau mandi dulu ya, permisi semua," kata Pelita yang ditatap oleh Lidya
"Sarapan dulu nanti setelah itu baru mandi?" Kata Lidya menawarkan.
"Tidak usah tante saya mandi dulu saja," Pelita lalu melirik ke arah Kevin Yang sepertinya tidak peduli dengan kehadirannya.
"Ihhh alah gue apa? Kenapa tiba-tiba tuh orang jadi jutek banget?" Tanya Pelita dalam hati sambil jalan ke arah tangga untuk menuju kamarnya.
*
"Jadi gimana Ta, Bisa nggak Lu besok ikut tanding? nggak asik nih kalau nggak ikut," sahut Irfan sambil menatap sahabatnya itu.
"Balapan resmi nih, kalau mereka kalah malu. Paling ujung-ujungnya nantangin kita buat berantem di luar," kata Dodi Sambil.
"Tertawa itu sudah biasa buka dilakukan oleh geng Yovie, jika kalah maka dia akan menantang untuk berkelahi di luar sirkuit." terkadang Pelita malas untuk melayani nya tapi dia juga tidak tega membiarkan teman-temannya baku hantam,sementara dia hanya sebagai penonton.
"Jam berapa mulainya?" tanya Pelita sepertinya dia mulai tertarik jika bisa memacu adrenalin. "Memangnya yakin kau bisa ikut?" Tanya Darma mengingat dia selalu dikawal Kevin kemana-mana termasuk pulang sekolah karena dia pernah ketahuan nongkrong bukan kerja kelompok.
"Bisa, aku akan bilang pada mereka untuk menonton balapan kalian, soal pertandingan kita lihat saja nanti." Mereka paham dengan keadaan Pelita tadi.
"Baiklah kalau begitu, yang penting kau hadir," kata Irfan. Mereka lalu kembali ke kelasnya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.
*
Tidak seperti biasanya jika menjelang hari Sabtu, biasanya Pelita lebih memilih untuk bersantai dirumah jika pagi jari dan batu akan berangkat keluar rumah sore hari untuk latihan taekwondo. Namun kali ini, pagi-pagi dia sudah berpakaian rapi dengan menggunakan kaos dan celana jeans sobek seperti biasa.
"Kamu mau ke mana Ta, pagi-pagi begini sidah berpakaian rapi?" tanya Lydia ketika melihat Pelita sudah berpakaian rapi dan siap untuk pergi.
"Oh iya Tante maaf kemarin aku lupa bilang, hari ini pagi-pagi aku akan menonton pertandingan balapan motor temanku. Aku sudah janji mau memberi suport padanya," kata Pelita sambil duduk di meja makan?, sementara dua bujangnya Lidya belum juga bangun dari tidurnya.
"Balapan motor di mana, bukan balapan liar kan?" tanya Lidia khawatir
"Mana ada Tan balapan liar siang-siang yang ada ditangkap Polisi. Bukan Tante, ini balapan yang diadakan oleh pemerintah setempat agar anak mudanya tidak mengikuti balapan liar. Makanya Tempat yang mereka sediakan dan sering dipakai latihan hari ini akan diadakan pertandingan. Aku sudah janji akan pergi bersama teman-temanku ke sana," kata Pelita
"Jadi hari ini kau tidak akan kan latihan beladiri," tanya Lidia lagi karena dia khawatir kalau terlalu capai Pelita .akan sakit.
"Hari ini aku izin, takutnya pertandingannya sampai nanti sore, lagipula kalau selesai nonton dan aku melanjutkan untuk latihan aku takut aku kecapean," kata Pelita beralasan.
"Ya sudah kamj bangunkan Kevin dan minta dia Untuk mengantarmu," kata lydia lagi.
"Tidak usah Tante, aku pergi sendiri disana juga aku bersama teman-teman kok. Tidak usah khawatir," kata Pelita Lidya menatap ke wajah Jason akan dia mengizinkan pergi sendiri. Jason tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu tapi ingat kau tidak boleh pulang malam-malam, karena kau pergi sendiri,"Kata Lidya kembali berpesan
:Iya Tante." Setelah menyelesaikan sarapan Pelita pergi menuju tempat dimana dia dan teman-temannya akan bertemu, setelah itu baru sama-sama pergi ke arena balapan. Mereka di sana akan bertanding, begitu juga dengan Pelita.
"Baju balapan gue udah disiapin?" Tanya Pelita pada Darma. Darma menganggukkan kepalanya lalu memberikan sebuah tas yang berisi pakaian untuk dipergunakan Pelita nanti ketika dia balapan.
"Tumben bodyguard lo nggak ikut?" Tanya Edo pada Pelita yang heran melihat Pelita datang sendirian.
"Belum bangun jam segini?, karena kalau besoknya libur Kevin akan begadang dan baru siang dia akan bangun dari tidurnya," kata berita menjelaskan.
"Pantas saja kau meminta kita untuk kumpul pagi-pagi, rupanya alasannya ini agar kau bisa melarikan diri dari pengawal pribadimu itu," kata Edo Sambil tertawa.
"Yap, betul sekali seratus untukmu. Sayangnya gue nggak punya 100-an lagi pula lo kan bukan Pak Ogah," kata Pelita sambil duduk di sebelah Darma.
:Nggak usah kasih koin 100-an udah cukup kasih yang selembar warna merah aja?" kata Edo sambil tertawa. Setelah mengobrol kesana kemari Irvan mengajak mereka untuk berangkat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 siang.
"Lo yakin bakal tetap turun, tapi enggak ada ceweknya loh Ta, semua cowok kalau di kelas yang lo mau ikutin," kata Darma sekali lagi ia tampak sedikit khawatir.
"Enggak apa-apa lah, cewek cowok kan sama saja, tergantung gimana dia menggunakan motornya kan?" kata Pelita dengan percaya diri.
Pertandingan pun dimulai, Darma mendampingi Pelita untuk bersiap-siap mengikuti perlombaan.
"Hati-hati Ta jangan dengan emosi tapi menggunakan logika lo?" kata Darma sambil menepuk pundak Pelita.
Pelita mengacungkan jempolnya, dia setuju untuk itu.
"Ada Yovie di sana, dia ikut juga di kelas yang sama denganmu. Aku harap Jika dia melakukan trik licik kau jangan terbawa emosi. Hindari saja itu jauh lebih baik daripada mengikuti permainannya," kembali Darma mengingatkan kepada Pelita.
Yopi tidak akan segan-segan melakukan hal yang bisa membahayakan orang lain, karena buat dirinya Yang penting dia menang. Walaupun mungkin akhirnya dia bisa terkena diskualifikasi. Tapi itu tidak masalah yang penting orang yang bisa mengalahkannya sudah dibuat cedera atau terluka oleh dirinya. Menurut Dharma Yovie adalah orang psikopat dia tidak merasa puas, jika orang yang bisa mengalahkannya belum terluka dan dia juga tidak bisa menerima kekalahan. Hal itu tidak menyurutkan Pelita untuk tetap mengikuti pertandingan tersebut.
Pertandingan akan menjalani 10 kali putaran dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta, uang seperti itu mungkin buat Pelita tidak seberapa toh dia juga masih bisa meminta pada ayahnya, tapi buatnya itu adalah kepuasan tersendiri Jika dia bisa menang.