Kevin meninggalkan Tempat pesta acara ulang tahun Iqbal, Diva hanya bisa memandang punggung Kevin yang berlalu meninggalkannya. Dengan kesal Diva menatap Kevin.
"Kau boleh mengacuhkanku sekarang Kevin, lihat saja kau tidak akan lama bersikap seperti itu padaku, karena aku yakin sebentar lagi kok akan bertekuk lutut di bawah kakiku," kata Diva dengan sangat percaya diri lalu ia masuk ke dalam ruangan pesta kembali.
Sementara itu di Cafe tempat Pelita mengobrol bersama teman-temannya masih sangat ramai, karena ini adalah malam minggu Cafe buka hingga pukul 1 malam. Tentu saja para pemuda dan pemudi yang masih menikmati suasana di sana belum mau Beranjak Pergi.
"Lu mau dijemput jam berapa Ta?" Tanya Darma pada Pelita yang masih asyik menikmati live musik disana
"Janjinya sih jam 11, tapi nggak tahu nih sudah lebih 15 menit dia belum nongol juga ya nggak apa-apa sih lu belum mau pergi juga kan?" kata Pelita pada Dharma yang masih setia menunggu dirinya. Sedangkan yang lain sudah pergi meninggalkan Cafe beberapa menit yang lalu. Karena mereka memiliki acara sendiri.
"Ya sudah kalau 15 menit lagi dia belum muncul, Lebih baik gue antar lo pulang, bagaimana? Tanya Darma pada Pelita.
"Boleh juga, aku juga sudah mengantuk?" kata Pelita kembali melihat jam di tangannya.
"Sorry gue telat, ada trouble sedikit tadi?" kata Kevin berdiri di depan Darma dan Pelita duduk.
"Kirain gak bakalan jadi jemput aku, udah ngantuk tahu?" Kata Pelita sambil cemberut.
"Ya maaf, maaf," kata Kevin kemudian melihat kalah Dharma.
"Yang lain kemana, kok nggak ada?" kata Kevin bertanya pada Pelita karena ketika dia mengantar tadi dia melihat dari arah kaca ada beberapa temannya yang juga nongkrong di sana termasuk Irfan.
"Pulanglah karena mereka juga ada janji di tempat yang lain, kan aku sudah bilang sama mereka cuman mau sampai jam 11 ya berarti mereka juga cuma sampai jam 11 di sini," kata Pelita pada Kevin.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita pulang, Terima kasih ya sudah menemani Pelita," kata Kevin pada Darma.
"Sama-sama Kak," kata Darma sambil
tersenyum lalu dia menatap pada Pelita.
"Hati-hati dijalan ya Ta," katanya sambil mengacak-ngacak rambut Pelita. Kevin dan Pelita meninggalkan Dharma mengikuti Kevin berjalan keluar kafe. Sementara Dharma Juga ikut keluar namun dia berjalan ke arah parkiran motor di mana motornya terparkir di sana.
"Kalian pacaran?" tanya Kevin tiba-tiba ketika sudah berada di dalam mobilnya dan berjalan menuju arah pulang rumahnya, kontan saja Pelita menatap kearah Kevin.
"Kalau nanya itu yang berkelas dikit napa, ngomong pakai nanya aku pacaran sama si Darma. Aku kenal Darma itu lagi kita sama-sama masih pakai popok tahu," Kata Pelita kesal
"Perlakuannya berbeda dengan perlakuan Irfan padamu, dia sepertinya amat peduli padamu," kata Kevin Pelita hanya diam tidak menanggapi.
"Sebagai laki-laki mataku tidak bisa dibohongi Ta, tatapannya berbeda dengan laki-laki lain padamu." Kevin memang jeli jika melihat hal seperti itu dia tahu pria yang suka pada lawan jenisnya dan tidak.
"Sotoy ah, memang seperti apa perlakuan pria yang suka pada wanita? kalau yang berbicara Kak Reno aku baru percaya tapi kalau yang berbicara Abang, aku tidak akan percaya. Pacar aja nggak punya?" kata Pelita meledek Kevin.
"Aku memang belum punya pacar? tapi aku tahu bagaimana pria bersikap pada wanita yang ia sukai," kata Kevin kembali.
"Seperti yang aku bilang Darma itu teman dari masih bayi ketika kita sama-sama masih menggunakan Pampers, kalau dia menyukaiku, kenapa dia Nggak nembak aku aja dari kemarin-kemarin. Lagi dia juga sudah tahu aku seperti apa orangnya dan pasti dia berpikir dua kali lipat untuk nembak aku. Aku ini kan bukan tipe wanita yang disukai banyak pria," kata Pelita mengakui kekurangannya yang memang dia sendiri tidak peduli untuk hal itu.
"Makanya rubah sedikit sikap kamu biar bisa seperti wanita pada umumnya, belajar masak kek, bukan belajar ngebengkel. Gimana nanti kalau kamu sudah punya suami kalau tidak bisa ngurusin rumah sebagai kodrat wanita. Tidak bisa masak sih tidak apa-apa masih bisa beli. Bagaimana kalau mengurus anak-anak? Sementara kamu lebih suka mengurus motormu," kata Kevin kembali. Perkataannya Kevin Tentu saja membuat Pelita tertawa. Kevin mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Pelita sejenak dan kembali ke arah depan karena dia memang sedang menyetir.
"Dikasih tau malah tertawa," kata Kevin kesal. karena sepertinya Pelita memang orang yang tidak mudah di untuk dinasehati.
"Untung aku bukan istri modelan yang abang mau, repot. Tahu nggak kenapa aku tomboy kayak begini? Itu karena turunan Mami. Mami kata papi dulu nggak ada anggun-anggunnya dia juga cuek sama sepertiku, walau tidak separah aku sih. Setelah dia menikah dengan Papie dia bisa tuh menjadi Ibu yang baik. Kata Mami untuk menjadi ibu itu tidak perlu belajar, tapi itu datang karena nalurinya sebagai wanita, semua wanita itu pasti akan sama terhadap anaknya memiliki naluri keibuan jadi nggak perlu kursus dan gak ada juga kursus jadi ibu rumah tangga. Nggak usah takut untuk hal seperti itu. Makanya karena aku masih muda dan belum memikirkan untuk menikah jadi aku nikmati saja masa-masa ku ini," kata Pelita membela dirinya, karena dia tidak suka disebut perempuan yang tidak memiliki naluri untuk menjadi seorang ibu oleh Kevin.
"Pantesan saja ternyata kamu begini karena memang dulu Mamimu tomboy? tapi Semoga saja nanti anak kamu kelak tidak seperti kamu. Bandel," kata Kevin sambil tertawa.
"Biar saja bandel jadi nanti kalau sudah tua puas tidak akan bandel lagi, daripada udah tua baru bandel konyol namanya?" kata Pelita membela diri kembali.
"Tetap aja yang namanya bandel, ya bandel nggak ada bagus-bagusnya tahu!" Kata Kevin menyangkal pernyataan Pelita.
"Bodo ah," kata Pelita malas berdebat dengan Kevin.
"Kamu masih ngantuk apa enggak? Kalau ngantuknya udah ilang temennya aku makan nasi goreng yuk, aku lapar belum makan?" katanya Kevin sambil memegang perutnya yang memang tadi di tempat pesta dia hanya memakan kue-kue seadanya, dia malas untuk makanan berat di sana. Kevin paling tidak suka jika makan sambil berdiri.
"Lah ngapain tadi ke tempat pesta tapi nggak makan. Memangnya di tempat pesta tidak disediakan makan? Sampai tamunya pulang kelaparan kayak gini," kata Pelita meledek kepada Kevin.
"Bukan begitu, tapi aku paling tidak suka kalau harus makan sambil berdiri, lebih baik tidak usah dan aku tadi hanya memakan kue-kue saja," kata Kevin Menjelaskan mengapa dia tidak makan makanan berat di pesta ulang tahun temannya.
"Ya sudah kalau begitu, ayo. Aku juga tadi cuma minum jus sama makan roti bakar saja, boleh lah kalau gitu kita makan nasi goreng saja . "Memangnya Abang tahu tempat nasi goreng yang enak di sekitaran sini?" tanya Pelita pada Kevin.
"Tahu lah. Di sini ada nasi goreng bistik rasanya enak sekali, lo harus mencobanya. Mmmmh
Kita mampir ke sana ya." Kevin lalu mengarahkan mobilnya ke tempat yang mereka tuju yaitu nasi goreng bistik yang sedang terkenal saat ini.