Chereads / Bini Gue Mantan Preman / Chapter 12 - Bengkel Motor

Chapter 12 - Bengkel Motor

"Gimana yang?" Tanya Siska pada Iqbal begitu Iqbal menghampirinya.

"Dia gak bisa." Jawab Iqbal sambil duduk didekat Siska.

"Gak bisa gimana? Masa buat nganterin cewek aja dia gak mau. Kata kamu dia orangnya baik," Siska seperti kesal.

"Iya Kevin memang baik orangnya cuma dia gak mungkin nolak perintah ibunya, sangking baiknya dia itu patuh banget sama nyokapnya," kata Iqbal menjelaskan.

"Trus aku gimana?" Tanya Diva dengan nada manja.

"Kamu payah yang masa ngerayu dia aja gak bisa?" Siska tampak kesal, karena usahanya menjodohkan Kevin dengan Diva gagal.

"Ya mau gimana lagi atau gini deh nanti gue bilang ama dia minta tolong buat nemenin lu kondangan kawinan Sepupu lu itu, nanti gue minta tolong dan bilang buat bantuin lu, karena lu mau dijodhin kalau gak bawa pasangan ke pernikahan itu, Gimana kalau begitu. Gua rasa, kalau gak dadakan gak mungkinlah dia menolak permintaan gue ," Kata Iqbal Pada Diva dengan sangat yakin

"Ya udah deh yang penting gue musti dapetin Kevin, soalnya dia itu tajir banget, kalau gak tajir males juga gue jalan ama orang kaya es batu gitu," kata Diva yang selalu menilai pria dari harta kekayaannya.

Sementara Kevin Sudah sampai di tempat latihan taekwondo Pelita, dia mengirim pesan pada ibunya dan menanyakan nomor ponsel Pelita, karena dia tidak tahu berapa nomor teleponnya. Lydia kemudian mengirimkan nomor Pelita melalui pesan singkat. Setelah mendapatkan nomor telepon Pelita , Kevin lalu mengirim pesan pada Perita yang belum juga keluar dari tempat latihannya

Kevin:

"Bocil keluar jam berapa, Gua udah di depan nih. Cepetan laper tahu - Kevin." Setelah menunggu 10 menit, baru pesan yang dikirim oleh Kevin dibalas oleh Pelita.

Pelita:

"Kirain nggak bakalan jemput, aku kan nggak minta dijemput. Sekarang aku udah di rumah temanku, Paling ntar pulangnya habis Isya."

Kevin

"Ya ampun Kenapa lu nggak bilang, pas gua anterin tadi. Gua nggak mau tahu, pokoknya Lu pulang mesti barang gua, bisa-bisa nyokap ngomel Kalau kayak begini. Lu nggak usah nyusahin gua deh," kata Kevin kesal.

Pelita:

"Abang kan nggak nanya, makanya gue nggak bilang. Lagian siapa suruh kerajinan pakai jemput segala, dikira anak TK antar jemput malas banget sih," jawab Pelita tidak kalah kesal.

Kevin:

"Eh Bocil gua nggak mau tahu ya, pokoknya Lu pulang harus barang gua, gua nggak mau cari risiko diomelin nyokap cuma gara-gara lu, jangan bikin susah deh."

Pelita:

Dih nyolot, nyantai aja kali. Rumah temen gue juga cuma 5 menit dari sini ke tempat latihan, bawel banget sih kaya nenek-nenek."

Kevin:

"Buruan, berisik lu."

Setelah menunggu 10 menit, akhirnya Pelita muncul juga. Pelita berjalan kaki mendekati mobil Kevin yang sedang terparkir di depan tempat latihan Taekwondonya.

"Cepetan naik. Ayo kita pulang," kata Kevin memerintah.

"Dih siapa yang mau balik, belum kelar kali urusan gue. Abang Kalau mau ya nungguin, Kalau nggak ya udah pulang sana," kata Pelita dengan gerakan seperti sedang mengusir orang.

" Ya udah gue ikut ke tempat temen lu aja, daripada gua ntar diceramahin sama Mama Dedeh di rumah, kan males." kata Kevin dengan raut wajah yang tampak kesal.

"Lu mau ke mana? Kok malah jalan kesana, gua kan udah bilang kalau gua mau nungguin di rumah temen lu," kata Kevi melihat Pelita yang malah jalan meninggalkannya.

"Iya ayo jalan ngapain naik mobil, cuma 5 menit lagi jalan kaki dari sini rumahnya temen gue, rumah juga ada di belakang sini. Kalau mau naik mobil mau lewat mana? Memang bisa mobil nyelip masuk gang yang muat motor doang?" kata Pelita yang membuat Kevin akhirnya turun kembali dari mobilnya dan mengikuti langkah kaki Pelita.

"Setelah berjalan sekitar 5 menit, akhirnya Pelita sampai di sebuah rumah yang dirubah menjadi seperti garasi untuk menservis motor, dan tampak banyak motor di sana. Bukan motor biasa namun motor besar yang rata-rata memiliki cc diatas 250. ada sebuah motor BSA tua yang sepertinya masih layak dipakai. Belum lagi ada motor Harley yang juga nampaknya masih sangat bagus serta motor besar lainnya seperti Ducati dan Honda yang terparkir di sana."

"Kenalin nih bang, anaknya temennya bokap gue, sekarang gue tinggal disana sama mereka, gara-gara gua dibuang sama nyokap bokap gua yang pergi ke luar negeri," kata Pelita asal, kemudian dia menjatuhkan tubuhnya di sofa yang sudah terlihat usang.

Kevin lalu bersalaman dengan pria yang dipanggil abang oleh Pelita, berperawakan kurus dengan pakaian yang penuh dengan oli.

"Sorry gue nggak bisa salaman, tangan gue kotor. Nama gua Edi. Mereka bilang disini nama gue edi bengkel. Pelita sering kesini cuma sekedar buat ngecek kondisi motornya," kata Edi menjelaskan.

Kevin hanya menganggukkan kepala kemudian duduk di sofa disamping Pelita duduk.

Lu mau minum? kalau mau minum tuh di kulkas ada banyak air mineral sama minuman soft drink lainnya, tapi minuman murah di sini, nggak ada minuman mahal,' kata Edi mempersilahkan kepada Kevin untuk mengambil sendiri.

"Ambilin gue air mineral dong Ta, haus nih," pintar Kevin pada Pelita sedang membalas pesan irfan yang mau memberikan buku catatan bahasa Indonesia yang Irfan pinjam, Sekaligus akan mengganti oli motor honda cbr miliknya

"Kamu disini ngapain? Bukannya kamu gak bawa motor?" tanya Kevin yang melihat Pelita masih anteng sambil memperhatikan Edi sedang mengotak ngatik salah satu motor pelanggannya dengan pandangan Serius.

"Nungguin temen gue yang mau nganterin buku bahasa Indonesia yang dia pinjam kemarin dan lupa dia belum balikin. Senin gue ada pelajarannya," tanpa mengalihkan pandangannya ke motor yang sedang diservice Edi.

"Kok bisa dia pinjem buku kamu emang dia kemana waktu pelajaran bahasa Indonesia?" tanya Kevin penasaran penasaran.

"Ihhh abang kepo banget sih orangnya, jenis kelamin abang laki-laki kan bukan perempuan?" tanya Pelita mulai kesal karena selalu saja Kevin jika bertanya sangat mendetail.

"Laki-laki lah kalau gak percaya kamu mau liat apa mau pegang?" tanya Kevin yang membuat Pelita memelototkan matanya.

"Mau aku pitting, mau?" tanya Pelita membalikan perkataan Kevin. Sementara Edi yang mendengar pertengkaran mereka hanya tersenyum.

"Ih si malih kemana lagi lama amat mana WA gak dibales-bales lagi," Kata Pelita duduk dari kursinya. Tak lama suara motor milik Irfan terdengar masuk gang.

"Lama banget si lu malih kaya nenek mau kondangan kudu masang konde dulu, penggel tau gue nunggunya," Cerocos Pelita begitu pria tinggi kurus itu turun dari motornya.

"Yailah Mpok Nori gitu aja ngambek , tadi gue disuruh nganterin pesanan Tas temannya nyokap gue karena sopir emak gue cuti pulang kampung jadi deh gue kurir emak gue sementara," kata Irfan sambil mengeluarkan buku catatan bahasa Indonesia milik Pelita.

"Terima kasih ya, lu memang temen paling baek dah," kata Pelita sambil memasukan bukunya kedalam tas olah raganya.

"Makanya besok-besok kalau pelajaran bahasa indonesia jangan tidur udah tau miss killer dendam banget ama lu," kata Irfan yang membuat Kevin berdehem di belakang Pelita.

"Aduhhh…," kata Pelita dengan suara pelan dan memejamkan mata. Sementara Irfan menengok ke arah Kevin yang masih duduk di sofa memandang ke arah Pelita.