Sore itu Pelita menghampiri Kevin yang sedang duduk di beranda samping rumah, sambil membaca dan menikmati Angin Sore.
"Tumben jam segini kok sudah sampai rumah? Biasanya kan beralasan sedang kerja kelompok," kata Kevin tanpa beralih pandangannya dari buku yang ia baca.
"Ya kan tidak tiap hari juga kerja kelompoknya," alasan Pelita sambil duduk di samping kursi didekat Kevin sedang membaca buku.
"Baca buka apa Bang?" tanya Pelita basa-basi.
"Komik," katanya santai. Sepertinya Kevin baru saja membeli beberapa buku komik.
"Abang suka Naruto?" tanya Pelita pada Kevin, sambil melihat tumpukan buku komik yang ada di meja dekat mereka duduk.
"Iya, daripada iseng mendingan baca komik. Bosen main game terus," katanya sambil terus membaca komiknya.
"Yang itu bagus, aku sudah baca," Pelita kemudian menceritakan isi dari buku komik yang dibaca oleh Kevin.
"Kamu tahu enggak? Kamu itu sudah mengganggu kesenangan orang lain, kalau kamu sudah baca diam saja. Aku jadi males meneruskanya" kata Kevin kesal karena Pelita malah menceritakan isi buku komik yang sedang dia baca.
"Ya maaf aku kan nggak tahu, lagian itu sih komik lama yang sekarang tuh terusannya Narugonya sudah nikah nanti Anaknya namanya Burito. Narutonya nanti mati tapi hidup lagi,hahaha," katanya sambil tertawa karena dia malah sengaja mencerigakan komik yang Kevin sedanv baca.
"Benar-benar pengacau ya," kata Kevin kesal, dia hendak berdiri dari kursi yang ia duduki namun kaosnya malah ditarik oleh Pelita.
"Gitu aja ngomel, kaya emak-emak pas tau harga cabr mahal. Nanti aku kasih pinjam comik yang lebih bagus deh, komik yang lebih menarik," kata Pelita membuat Kevin menghentikan langkahnya.
"Jangan bilang komik gak jelas, aku nggak suka komik yang soal percintaan bikin ngantuk bacanya," kata Kevin sambil kembali duduk dibangkunya.
"Enggak Lah aku manasuka komik-komik kayak begitu, males banget. Ada nih komik Masterpiece bagus ceritanya jagoannya bloon tapi ceritanya menarik," kata Rara menawarkan cerita yang lain pada Kevin.
"Lagian tahu suka buku beginian enggak usah beli, aku juga punya banyak kali di kamar. Sudah ada yang tamat dan aku masih menunggu buku barunya keluar. Buang-buang uang aja beli buku lama," kata Pelita sambil menunjuk kumpulan komkk diagas meja.
"Seriusan Aku pikir kamu cuman suka Korea Korea an, soalnh Aku suka dengar kamu lagi nyanyi nyanyi Korea nggak jelas gitu," kata Kevin sambil menaruh buku komik nya di atas meja.
"Enak aja gak jelas,enak tau lagu-lagunya punya arti dalam contoh nya EXO CBX, paper cut judulnya kalau tau artinya bagus bangeg tahu," kata Pelita membela grup kesayangan.
"Ini aku punya, ini aku punya. Nggak usah beli lagi. Nanti tinggal bilang saja aku akan kasihkan pinjem buat abang, aku juga punya serial Tintin lengkap Kalau Abang mau nanti aku kasih pinjam Tapi ingat harus ganti 100 kali lipat kalau rusak atau hilang, karena sudah lumayan sulit mencari comiknya model sampul seperti itu. sekarang bukunya sudah berubah bentuknya menjadi kecil-kecil. Aku tidak suka, buku yang ini lebar seperti majalah. Sebetulnya komik itu peninggalan Mami waktu dia remaja," perkataan Pelita membuat Kevin terdiam sejanak.
"Aku pikir kok cuma suka buat kehebohan. Ternyata kau juga suka membaca walau cuma komik," kata Kevin sambil terkekeh.
"Ngomong-ngomong Kamu baik begini Ada apa, tumben?" kata Kevin langsung curiga karena biasanya Pelita lebih banyak menghindarinya daripada harus berbicara dengan dirinya.
"Kok tau sih Bang hehehe," katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Dasar modus," kata Kevin Sambil tertawa.
"Aku mau minta izin nongkrong bareng temen-temen malam minggu besok, disalah satu kafe sih. oleh nggak?" Tanya dengan wajah yang memelas.
"Kalau nggak boleh gimana?" Tanya Kevin nyaris ingin tertawa melihat wajah Pelita.
"Ya udah kalau gak boleh besok-besok gak usah bilang, kabur aja sekalian. Paling Abang yang disuruh nyariin," kata Perita mengancam.
"Nongkrong sama siapa? tapi awas aja ya kalau sampai nongkrong dengan anak-anak gak jelas , dan jangan coba-coba menyentuh barang haram Aku tidak akan sungkan-sungkan menghukummu dan hanya akan mengizinkanmu untuk pergi sekolah,"
Kata Kevin balik mengancam.
"Enggak lah Bang sebadung-badungnya aku aku enggak akan menyentuh barang tersebut," kata Pelita dengan sangat yakin.
"Oke kalau begitu, aku Izinkan tapi jam 11 udah ada di rumah dan kau tidak boleh menggunakan motor Karena berbahaya menaiki motor di malam hari, kalau kau tidak mau aku tidak bisa mengizinkannya kecuali kau mau kuantar karena alasan Tidak mau menggunakan mobil," kata kevin menekankan larangannya pada Pelita.
"Iya iya. Memangnya kakak tidak malam mingguan mau nganter aku segala, apa habis antar aku baru malam mingguan nanti pulangnya baru jemput aku? Nanti ceweknya marah loh," ledek Pelita pada Kevin.
"Aku nggak punya cewek, cewek itu cuma nyusahin tahu?" Kata Kevin sambil kembali membaca komik yang sempat tertunda karena diganggu Pelita.
"Kalau begitu, termasuk mami Abang dong. Dia juga kan cewek?" kata Pelita sambil memandang Kevin.
"Itu beda lah, Mama itu perempuan paling spesial dalam hidup aku Dan aku belum nemuin perempuan modern kayak Mama, yang gak matre tapi mau membangun hidupnya bareng-bareng sama suaminya yang tercinta," kata Kevin menjawab pertanyaan dari Perita
"Tapi kan nggak semua cewek kayak begitu, ada juga kok Ceweknya nggak matre yang mau membangun bersama-sama dengan kekasihnya. Abang aja kali nggak nemuin perempuan yang model kayak gitu. Makanya gaulnya jangan sama cewek-cewek Metropolitan doang," Kata Pelita menasehati Kevin.
"Sotoy…. Tahu nggak kamu tuh," sambil menoyor kepala Pelita. Kevin kemudian berdiri meninggalkan Pelita.
"Iiih Bang mau kemana? aku belum selesai kali ceritanya. Jadi dibolehin kan?" katanya sambil mengikuti Kevin masuk ke dalam rumah.
"Iya tapi syaratnya tadi naik mobil atau aku antar," kata Kevin kemudian ia berjalan ke ruang makan dan membuka lemari pendingin untuk mengambil jus jeruk dan menuangkannya ke dalam gelas.
"Kamu mau?" tanya pada Pelita dan dijawab hanya oleh anggukan kepalanya.
"Nih Katanya kemudian berjalan ke ruang tengah, duduk dan menyalakan tv-nya.
"Aku boleh mikir dulu nggak?" tanya Pelita pada Kevin.
"Terserah," kata Kevin pandangannya kembali ke TV dan menonton balapan motor yang kebetulan sedang disiarkan.
"Eh ini kapan siarannya? Siaran tunda atau siaran langsung tanya berita sambil duduk di samping Kevin, Kevin hanya melirik kearah Pelita.
"Ganti baju dulu sana bau asem tahu," kata Kevin sampai mendorong bahu Pelita.
"Bentar napa enak aja bau asem wangi begini juga," kata Perita masih asik matanya ke arah televisi.
"Aku itu sampai 3 ya kalau nggak tv-nya aku matiin," kata Kevin mengancam.
"Dasar pelit," katanya sambil berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah tangga menuju kamarnya.
"Turun Kesinj, komiknya dibawa," pinta Kevin yang dianggukan oleh Pelita