Pelita memelototi Irfan karena mengatakan dia ketiduran di dalam kelas sementara dibelakang dia ada Kevin.
"Kok bisa kamu di kelas ketiduran?" Tanya kevin yang membuat Pelita membalikan tubuhnya lalu menyeringai memperlihatkan giginya yang putih.
"Baru sekali Bang itu juga kecapean karena gak bisa tidur waktu pertama aku tinggal disana, makanya pas pelajaran bahasa indonesia mataku seperti diusap-usap mau tidur gitu." Katanya membela diri.
"Betul begitu?" Tanya Kevin pada Irfan.
"Eh iya kak eh bang," katanya gugup. Padahal Putri sering tertidur terutama pelajaran yang gurunya menyebalkan.
"Eh sekalian mau nanya, dia suka tawuran gak jangan-jangan kalian berdua selamanya?" Tanya kevin pada Irwan.
"Gak bang, kecuali kita diserang, bela diri doang, tapi mereka suka menyerang karena kalah mulu.ditantangin ya udah terpaksa terima," Keterangan Irfan membuat mata Kevin kembali melotot pada Pelita.
"Ih Abang kaya ikan mas koki matanya keluar bikin serem," celetuk pelita mengalihkan pembicaraan.
Gak usah ngeles, liatin aja kalau sampe tawuran aku laporin orang tua kamu baru tau rasa," kata Kevin menatap tajam kearah Pelita. Pelita hanya memanyunkan mulutnya.
" eh kenalin Bang saya Irfan teman satu kelas sama satu bangku dengan Pelita," Irfan mengulurkan tangan pada Kevin, kevin menerima uluran tangan Irfan lalu menyebutkan namanya.
"Kita pulang bang udah magrib," Pelita berusaha menghentikan pembicaraan Kevin dengan Irfan.
"Tumben lu buru-buru pulang, biasanya juga magrib disini," kata Irfan sambil duduk di bangku menunggu Edi menyelesaikan pekerjaan.
"Belum mandi gak enak, abis latihan keringatan," kata Pelita beralasan.
"Lha tumben biasanya lu mandi di dojang, ini belum mandi?" Tanya Irfan seolah tak percaya.
"Gue dah mandi abang gue kan belom secara dia abis futsal,ayo bang buruan," kata Pelita sambil berjalan keluar.
"Ya udah deh kalau mau duluan," kata Irfan sambil jongkok di dekat motornya karena edi sedang menyervis motornya.
"Bang Edi gue balik ya," kata Pelita yang berjalan mendahului Kevin, sementara Kevin juga akhirnya pamitan dengan Edi dan Irfan. Baru saja pelita jalan memasuki gan dua buah motor masuk namun begitu melihat Pelita dia berhenti.
'Hai Ta mau kemana? lu gak ikut ke tempat biasa, ada balapan tanding sekarang kan musuh bebuyutan lu juga gue dengar mau dateng," kata seorang pria yang berada di motor depan.
"Gak, gue balik ya duluan ," pelita buru-buru berjalan meninggalkan dua pria yang menggunakan motor besar itu yang membuat mereka bingung padahal biasanya Pelita paling semangat kalau diajak tanding. Dan ratu balap perempuan dia memang belum terkalahkan.
"Siapa lagi mereka?" tanya Kevin menyamai langkah Pelita yang terlihat terburu-buru.
"Sama dengan Irfan, temanku tapi mereka beda sekolahan, yang sering nongkrong bareng," Pelita berusaha bersikap biasa-biasa saja dihadapan Kevin.
"Mereka mau ngajakin lu ke tempat biasa dan untuk bertanding, kemana dan bertanding apa?" tanya Kevin kembali bertanya pada Pelita.
"Mana kutahu pertandingan apa, mungkin hanya balapan biasa mereka jika kurang kerjaan seperti itu. Aku biasanya menonton saja," kata Pelita berusaha menutupi sesuatu.
"Lalu Siapa yang mereka sebut musuh bebuyutan dirimu?" Kevin sepertinya masih saja terus penasaran
"Nggak tahu, aku nggak punya musuh," kata pelita kemudian masuk ke dalam mobil, ketika Kevin membuka pintu mobilnya dengan remot control yang ada di tangan.
"Gua harap lu nggak nyerempet bahaya, karena jujur saja nyokap sama bokap gue nitipin lu sama gue buat ngejagain lu, walau gue percaya lu bisa jaga diri," Kata Kevin menjelaskan.
"Jadi mulai sekarang kalau lu mau kemana aja wajib lapor sama gue tidak kecuali, paham kan lu?" Tanya Kevin sambil menatap Pelita yang duduk disamping kevin di kursi penumpang.
"Iya," jawab Pelita singkat.
"Nanti gua lapor, setiap gua mau kemana juga termasuk toilet," kata Pelita kesal padahal dulu ayahnya saja tidak pernah mengawasinya seketat ini.
"Kalau itu sih nggak perlu gue tahu, ngapain lagi ngurusin lu yang mau ke toilet," balas Kevin kesal
"Pokoknya Selama ada di bawah kawasan gue, lo nggak bisa seenaknya," kata Kevin mengingatkan kepada Pelita.
"Tenang aja bos selama lu gak ngelarang gue melakukan hobi gue, gue sih gak masalah," kata Pelita membalas perkataan Kevin.
"Selama hobi lu positif gue gak bakal ngelarang," kata Kevin lagi lalu menyalakan mobilnya dan menjalankan untuk pulang ke rumahnya.
**
Sejak perjanjiannya tidak tertulis yang dilakukan oleh Kevin pada Pelita membuat Jason dan Lydia merasa lega, putra bungsunya itu memang sangat bertanggung jawab dengan apa yang menjadi amanat orang tua nya menjaga dan mengawasi Pelita.
Pelita memang sedikit merasa terganggu karena jika keluar di sabtu minggu maka Kevin biasanyq mengatat dan menjemputnya yang terkadang dia menjadi bahan ledekan teman-teman dekatnya.
"Lu gimana besok sabtu jafi gak kumpu, emang bodyguard lu gak punya cewek apa? Ampe ngawasin lu mulu 24 jam gitu, jangan-jangan lu ganti popok aja diurusin," goda Darma karena rencananya malam minggu ini mereka kumpul namun Pelita belum memberikan keputusan apapun.
"Rese lu, emangnya gue anak bayi pake popok," sahut Pelita sambil menonjok Darma.
"Soalnya lu tuh udah kaya anak tk pergi diantar pulang diantar," jawab Darma lagi.
"Bagus lah artinya dia manusia kalau pergi tak diantar pulang tak dijemput namanya dia itu jelangkung," kata Edo yang membuat lain tertawa.
"Gue pengen ikut tapi gue bilangnya apaan, temen ulang tahun, atau apa tapi ya itu gue pasti dianter jemput gak mungkin gue naik motor sendiri," Pelita seperti sedang mencari akal agar dia bisa datang berkumpul dengan teman-temannya.
"Gini aja mening lu bilang jujur lu mau kumpul ama kita-kita dikafe tempat lu kumpul kalau biasanya lu jam 11 pulang lu pulang jam 10 an aja yang penting kita ngobrol lah, gue juga kan kangen ditraktir lu makan ditempat enak Ta," kata cungkring yang membuat yang lain tertawa.
"Lu emang ya kalau ama makan gratis nomer satu," sahit Dodi pada Cungkring.
"Lah lu sendiri sama emang lu kagak mau ditraktir Pelita?" Balas Cungkring pada Dodi dan membuat mereka tertawa.
"Udah sesama yang doyan makan jangan saling mengejek gak baek," sahut item yang sedari tadi konsentrasi makan bakso malangnya.
"Tapi gue setuju tuh apa yang dibilang sama cungkring Ta mending lu bilang ama bodyguard itu apa adanya kan kita juga cuma ngobrol sama makan aja disana." Kaya Irfan pada pelita yang menyarankan untuk mengikuti saran dari cungkring.
"Trus kalau dia gak ngizinin gimana?" Pertanyaan Pelita membuat yang lain terdiam.
"Gak ada salahnya ta lo coba dulu, kalau gak ngasih lo ancam aja, kalau dia larang-larang lo nongkrong sama temen-temen bilang aja besok-besok lu gak akan lapor, toh dia juga punya kegiatan sendiri iya kan gak selamanya bisa ngikutin kemana lo bergerak," Perkataan cungkring membuat Pelita menganggukan kepala.