Leo sudah merasa bosan berada di rumah Olla sejak siang, terlebih ponselnya sudah ia matikan karena tak mau maminya berfikiran yang tidak-tidak.
Saat ini, mami Dara tengah berada di dapur untuk menyiapkan makan malam, entah ada apa hingga papinya yang ternyata sedang bersama om Danu, papa Olla akan menyusulnya ke mari.
'Astaga jangan bilang mereka mau langsung melamar Olla, ya Tuhan bagaimana ini,'batin Leo langsung bangkit.
Leo langsung menuju dapur untuk mencegah keinginan maminya.
Tiba di depan dapur, Leo berdiri terpaku, maminya terlihat bahagia sekali bersama Olla, sesuatu yang jarang ia lihat selama 21 tahun hidupnya.
"Ada apa Le? "tanya mami Dara
"Ah ... Tidak Mi ...,"jawab Leo tak tega untuk protes, setidaknya saat ini.
"Kak Leo bosan ya?"tanya Olla
"Hmm ... Iya ...."
"Mau main game?"tawar Olla
"Emang kamu punya?"
Olla tersenyum lalu mengangguk."Ada di kamar Olla, tapi cuma PS 4,mau?"
Leo mengangguk, lumayan biarpun belum PS 5 pikirnya.
"Ya udah tunggu Olla ambilkan ya."
Sepeninggal Olla, Leo mendekati maminya
"Mi ... Mami serius mau jodohin Leo sama Olla?"tanya Leo
"Dua rius sayang, mami udah cocok banget sama Olla, pokoknya mami mau Olla jadi mantu mami."
"Ya udah, sama Lio aja."
Mami Dara langsung membulatkan matanya."Kamu sembarangan, yang pacaran sama Olla itu kamu kok jadi ke Lio sih? "
"Mami, Leo sama Olla itu gak pacaran, okelah kalaupun kami pacaran, kan gak harus nikah sekarang, Leo masih kuliah, Olla masih 19 tahun, Leo juga mau kuliah S2 nanti."
Mami Dara mengibaskan satu tangannya."Itu gampang di atur, kuliah bisa sambil nikah, S2 gampang nanti kalian bisa kuliah bareng, kalau gak ya gampang tinggal pulang sabtu minggu."
Leo menghela nafasnya, lalu ia menoleh saat mendengar suara Olla
"Kak Leo ini PS nya ...."
Leo menghampiri Olla, lalu ia membantu gadis itu untuk memasangkan PS itu ke TV di ruang tengah
"La ...,"ujar Leo.
"Hmmm ...." Olla pun menatap Leo lalu mengerutkan keningnya saat melihat ada keraguan di mata Leo.
"Kenapa Kak?Kak Leo gak bisa nyalainnya?"
Leo menghela nafasnya,Olla tak bisa di ajak bicara serius sekarang."Gak ... bisa kok, makasih."
Waktu terus bergulir, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan benar papi Adam datang ke rumah Olla bersama papa Danu.
"Pa,Om makan malam sudah siap."seru Olla
"Wah gak sabar makan masakan Olla,"ujar papi Adam.
"Wah ini semua kalian yang masak?"seru papi Adam.
"Iya dong Pi, ternyata Olla pinter masak, ih mami tambah suka deh sama Olla, jadi nanti mami bisa pamer ke Sifa kalau mami punya mantu bisa masak, kan mami iri kalau lihat Sifa masak sama Kinan Pi."
Leo lagi-lagi menghela nafasnya, ia benar-benar tak pernah menyangka jika ia akan berada dalam situasi seperti ini.
'Lebih baik aku di paksa ke Thailand seperti Lio kalau seperti ini,'batin Leo
Ya, saat ini Leo sadari, nasibnya akan sama seperti Lio, terpaksa melakukan apa yang papi dan maminya inginkan. Sebenarnya mereka bisa saja menolak, memberontak tapi mereka tak mau membuat mami tercinta mereka kecewa.
"Selamat menikmati, Pa ... Om dan Kak Leo."
Setelah makan malam selesai, masih di meja makan, tiba-tiba papi Adam mengagetkan dua anak muda di meja itu.
"Jadi kami berniat menjodohkan kalian berdua."
Puuffttt.....
Leo terkaget langsung menyemburkan minuman yang tengah ia minum.
Sementara Olla hanya mengerjapkan matanya."Jodoh, siapa Om? "tanya gadis itu.
"Pake nanya lagi, kitalah siapa lagi di sini? "ujar Leo kesal.
"Sabar Le ...,"tegur mami Dara
"Maksudnya, Olla sama kak Leo? "
"Iya sayang, dari pada kalian hanya pacaran, lebih baik langsung menikah saja. "
Olla masih terlihat bingung, gadis itu menatap Leo lalu ke papanya."Pa ...."
Papa Danu menghela nafasnya."Semua papa serahkan sama kamu sayang. "
Olla kembali menatap Leo yang terlihat kesal, lalu susah payah ia menelan ludahnya sendiri.Menikah dengan Leo tentu impiannya, tapi ia tak mau ada keterpaksaan dari pihak Leo.
"Bagaimana sayang, mau kan jadi menantu tante? "tanya mami Darra penuh harap.
"Mau tante ... tapi ... Kak Leo? "tanya Olla menatap Leo yang terlihat menghela nafasnya.
"Leo pulang dulu Mi, Mami bisa pulang sama Papi, "ucap Leo bangkit dan pergi begitu saja.
"Le ... Leo ... ," seru mami Dara
"Jangan di kejar Tante, biarkan saja,"cegah Olla menatap sendu kepergian Leo.
Menurut Olla ini bukan hal main-main, dia harus memikirkannya matang-matang, juga harus bicarakan berdua dengan Leo nanti.
.........
Karina membuka matanya kala sinar matahari mulai menyapa dari balik tirai jendela kamarnya, perlahan ia menggerakkan tubuhnya.
"Assshh .... "
Gadis itu merapatkan kedua pahanya saat ia merasakan perih di bawah sana.
Mengingat apa yang terjadi semalam, air mata kembali luruh seakan tak mau mengering.
"Hiks ...."
Semua sudah hancur, tapi ia tak boleh lemah, dia harus kuat, ya bagi seorang wanita kehilangan mahkota dengan cara seperti semalam adalah kehancuran harga dirinya, tapi tidak hidupnya.
Ceklek....
Karina menoleh ke arah kamar mandi, om Erick di sana keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, juga pria itu tengah menggosok rambut basahnya.
"Good morning sayang ...,"ucap Om Erick dengan senyum kepuasannya.
Karina terus menatap tajam Erick."Om sudah dapatkan apa yang om mau kan? "
"Hm .... "
"Jadi, bisakan Om bebasin aku? "
Erick langsung menggeleng."No baby ... kamu lupa kalau sekarang kamu itu milikku? "
Karina langsung membulatkan matanya."Apa maksud om? "
Erick tersenyum menyeringai, lalu pria itu menuju jas kerjanya dan mengambil sesuatu dari balik saku jas kerjanya
"Baca itu!"ujar Erick melempar lipatan kertas ke tubuh Karina.
Dengan susah payah Karina bangkit dan membenahi selimut yang menutupi tubuhnya.
"Apa ini? "
Erick tersenyum puas."Makanya saat tanda tangan di baca dulu baik-baik."
"Partner ranjang, "gumam Erick
"Ya sayang, mulai sekarang kamu adalah milikku."
Karina menggeleng."Tidak mau ... ini dosa Om ... dosa."
Erick menyeringai."Apa menurutmu dosa hanya hal seperti ini, apa yang kamu inginkan kemarin juga dosa sayang, ah ... baiklah kalau kamu tak mau dosa lebih jauh lagi, lusa kita menikah siri, bagaimana."
"Gak ... gak mau, cukup sekali saja setelah itu aku gak mau lagi, Om jahat. "
"Terserah apa katamu sayang, "ucap Erick sambil memakai kembali pakaian yang ia kenakan kemarin.
"Makasih untuk mahkota terindahmu semalam,"ucap Erik, lalu mengecup kening Karina sebelum kembali menegakan tubuhnya.
"Istirahatlah hari ini, aku tahu pasti kau akan kesusahan berjalan karena semalam. "
Karina memalingkan wajahnya,ia mengepalkan tangannya untuk menahan emosi, juga malunya.
"Aku harus ke Singapura untuk menyusul tantemu, ah ya ... lebih baik kamu jaga jarak dengan pria manapun termasuk Leo, jika tidak maka jangan salahkan aku jika aku berbuat nekad. "
Setelah mengucapkan itu, Erick keluar kamar meninggalkan Karina.
Karina segera menghapus air matanya kasar, ia harus lari dari sini, dia tak mau menjadi budak nafsu om Erick.
"Tapi aku harus lari kemana? "
Karina meremas kepalanya, ia benar-benar tak tahu harus lari kemana saat ini.Sementara itu di keluarga Darmawan,Leo sedang sarapan bersama papi dan maminya.
Leo teringat pembicaraan semalam di rumah Olla, pria itu benar-benar tak menyangka jika papi dan maminya benar-benar serius dengan rencana mereka.
"Pa ...,"ujar Leo mencoba berbicara.
.
.
myAmymy