Chereads / TRADE IN LOVE / Chapter 22 - Bab 22. Dia Pacaraku

Chapter 22 - Bab 22. Dia Pacaraku

Papi Adam dan mami Dara sama-sama menoleh ke arah putranya, mereka sebenarnya sudah menebak apa yang ingin putranya sampaikan.

"Papi, Mami ...."Leo menarik nafasnya panjang, meski ia ingin membuat maminya bahagia tapi ia tak bisa mengorbankan kebahagiaan seumur hidupnya nanti,bagaimana bisa dia hidup bahagia dengan Olla tanpa cinta.

"Leo mohon pikirkan kebahagiaan Leo, Leo tidak cinta sama Olla, kami bahkan tidak pacaran seperti pikiran kalian."

"Leo mohon batalkan perjodohan itu, Leo menyukai orang lain, bahkan Leo mencintainya, bukan seperti pada pacar-pacar Leo sebelumnya, dan sekarang Leo sedang berjuang untuk gadis itu Pap,Mam ... please ...,"ujar Leo memohon

Papi Adam menghela nafasnya, lalu menatap istrinya meminta istrinya yang berbicara.

Mami Darapun mengangguk kecil, lalu menatap putranya."Kamu tenang saja Le ...,"ucapnya

"Semalam setelah kamu pergi Olla sudah menjelaskannya. "

Flashback on

Papi Adam dan mami Dara merasa tak enak dengan kepergian Leo yang terkesan tak sopan.

"Maaf ya Dan, putraku yang satu itu memang sedikit bandel."

Papa Danu menunduk sesaat lalu menatap sendu putrinya yang ia tahu tengah menahan kecewanya.

"Olla maafkan Leo ya, mungkin dia sedang ada perlu. "

Olla memaksakan senyumnya."Tak apa Tante, Om. "

Olla menghadap Tante Dara juga Om Adam seolah menatapnya, padahal pandangan matanya tak tentu saat ini

"Sepertinya Om dan Tante sudah salah paham, Olla dan kak Leo tidak pernah pacaran, bahkan kami baru kenal saat Olla daftar kuliah. "

Olla menghela nafasnya lagi."Olla memang suka sama kak Leo, tapi tetap saja Olla tidak bisa memaksakan sebuah perasaan apalagi untuk hal jauh seperti pernikahan."

Olla memaksakan tawanya."Lagi pula Olla masih muda banget, dan tenang saja Olla akan berusaha keras untuk kak Leo, Tante sabar ya ... kalau memang kita ada jodoh,Olla pasti jadi menantu Tante nanti, kalaupun tidak, kita tetap bisa seperti ini."

Flashback off

Mami Dara menghela nafasnya setelah menceritakan apa yang Olla katakan semalam setelah kepergian Leo

"Mami benar-benar tak menyangka jika Olla, di balik sikap manjanya dia begitu dewasa. Mami semakin ingin dia jadi menantu mami. "

"Ya sudah kalau begitu jodohkan saja dia sama Lio,"ujar Leo sebelum bangkit dan pergi meninggalkan meja makan.

Mami Dara dan Papi Adam saling pandang."Lio Pi ...,"ujar mami Dara

Papi Adam menghela nafasnya."Mami sayang, ingat kata-kata Olla semalam, cinta tak bisa di paksa untuk hubungan jangka panjang seperti pernikahan.Lagi pula kalau Olla sama Lio, kasihan Olla sayang. "

"Astaga apa Papi pikir putraku tidak normal seperti kata orang lain?"kesal mami Dara bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan

"Astaga, kenapa anak-anakku pada buat pusing hari tuaku?"gumam papi Adam.

.......

Leo menatap taman kampusnya, ia benar-benar tak fokus pada kuliahnya, getaran-getaran dari ponsel di saku celananya dia abaikan,ia tak berselera meladeni pacar-pacarnya saat ini.

"Aku gak nyangka kalau Olla bisa berfikir dewasa seperti itu, aku pikir dia akan ambil kesempatan ini. "

Leo menghela nafasnya, merasa tak enak juga pada gadis itu, tapi tetap saja ia tak mau ambil keputusan untuk mengiyakan keinginan mereka.

"Aku cari Karina saja,"gumam Leo bankit dari duduknya.

"Olla ...,"gumam Leo melihat Olla yang berjalan ke arahnya.

Namun Leo hanya mengerutkan keningnya saat Olla hanya melewatinya saja.

"Kenapa dia? Tumben cuek?"ujarnya heran menatap kepergian Olla.

Sementara Olla menghela nafasnya perlahan setelah di pastikan dia jauh dari Leo, sempat ingin putar balik tadi tapi ia harus buru-buru ke kelas yang memang harus melewati Leo berdiri.

"Tak apa Olla, perlahan pasti kamu bisa melupakannya, fokus kuliah dan buat papa bangga."

Semalam Olla sudah memikirkan semuanya, kehidupannya tak boleh main-main seperti dulu, dia punya tanggung jawab pada perusahaan papanya suatu hari nanti, itupun jika papanya bisa memenangkan kasusnya nanti, jika tidak maka dialah yang akan berganti menjaga papanya di masa tua.Dia harus sukses.

Apa yang terjadi pada perusahaan papanya telah membuka pola pikir Olla, jika harta hanya titipan Tuhan, dan Tuhan bisa sewaktu-waktu mengambilnya. Maka Olla harus memiliki bekal untuk menjaga apa yang Tuhan percayakan padanya nanti.

"Karina ...,"seru Olla melihat sahabatnya yang terlihat berjalan pelan, Olla berlari menghampiri Karina

"Karina kenapa? Sakit? Wajah Karina pucat, terus pelan banget jalannya. "

Karina tersenyum, ia memaksakan diri untuk kuliah meski raganya tak karuan rasanya setelah apa yang terjadi semalam hingga hampir subuh.

"Tidak Olla, aku hanya lelah."

"Karina yakin? "tanya Olla memastikan.

"Iya. " Karina menatap Olla yang terlihat seperti biasanya.

"Olla sendiri baik-baik saja? "tanya Karina

Olla mengerutkan keningnya."Baik, memangnya Olla kenapa? "

"Bukankah perusahaan papa Olla bangkrut?"

Olla semakin mengerutkan keningnya."Karina sudah dengar kabar itu ya? "

Olla tersenyum."Iya sih tapi tenang aja semua lagi di urus sama teman papa aku yang hebat, nanti penipunya pasti tertangkap dan papa Olla akan bangkit lagi,"seru Olla antusias dan yakin.

Karina ikut tersenyum, gadis itu lalu melirik ke samping dan menghela nafasnya.

"Kak Leo,"lirih Karina melihat Leo berjalan ke arah mereka.

Olla menoleh dan ia pun menegang, tak siap bertemu Leo.'Aduh pasti kak Leo mau ngomong soal semalam,'batin Olla

"Mm ... Karin, Olla ada kuliah bu Andin,Olla tinggal dulu ya ... bye Karin,"ujar Olla bergegas meninggalkan Karina

Sementara Karina bingung, ia tak bisa lari seperti Olla saat ini, dia pun berpura-pura tak melihat Leo dan melanjutkan langkahnya.

"Karin ...."

Leo menahan lengan Karina, membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Karin, aku mau bicara. "

Karina menghela nafasnya lalu menatap Leo, dan memaksakan senyumnya.

"Maaf kak, Karin ada kuliah. "

Leo melihat ke sekelilingnya."Ikut!" Paksa Leo menarik Karina agar mengikutinya

"Aws ...."rintih Karina yang terpaksa berjalan cepat mengikuti Leo.

"Kak pelan ... Aws ...."

Leo berhenti, lalu berbalik dan menatap bingung pada Karina yang meremas dress yang di kenakannya.

"Kamu kenapa? Kok pucet? "tanya Leo khawatir

"Mm ... gak apa."

"Kamu sakit?"

"Leo .... "seru seseorang

Leo dan Karina menoleh, Leo lalu berdecak."Sial,"kesalnya.

"Leo ... dari tadi aku telepon kenapa gak di angkat?"tanya seorang gadis cantik yang Karina yakin adalah pacar Leo

"Mm ... Mita, eh Mm ...."

"Sasya ... ih,"jawab gadis itu kesal lalu menatap tak suka pada Karina

"Tunggu,"cegah Leo saat Karina berniat pergi.

Leo bahkan langsung merangkul bahu Karina membuat Karina kaget menatap Leo yang tersenyum dan mengedipkan matanya

"Leo ...,"protes Sasya

"Dengar Mm ... Sasya, hari ini kita putus, lagi pula sudah lewat seminggu kan kita pacaran."

"Leo ... ."Sasya lalu menatap Karina tak suka."Kamu?"

"Ah ya, dengar mulai saat ini dia pacarku, dan ya ... selain kamu pacarku yang lain juga aku putusin kok, tenang kamu gak sendirian."

"Kak ... ,"protes Karina tak suka dengan cara Leo.

"Leo aku ...,"p rotes Sasya tak terima

"Ayo sayan ...."Leo lalu menggandeng lagi Karina meninggalkan Sasya

"Kak ...,"Protes Karina menatap tak enak pada Sasya lalu dengan tertatih mengikuti Leo meninggalkan Sasya.

Karina menatap punggung Leo di depannya, benarkah pria itu rela memutuskan semua pacarnya demi dirinya? Demi dirinya yang kotor.

'Bagaimana kalau dia tau aku sudah,'batin Karina ragu.

.

.

myAmymy