Karina duduk di sebuah caffe,gadis itu meminum jus mangga di depannya sedikit.Gadis itu membuka dompet miliknya, menatap sebuah kartu yang baru tadi di berikan oleh Erick untuknya.
Karina tersenyum sinis."Cih aku sudah mirip wanita simpanan,"geramnya menahan emosi.
Karina menatap jalanan lenggang di depannya, ia tak menyesal berbuat sejauh ini selama tujuannya tercapai, tapi sayangnya ia salah perhitungan.
"Kenapa kamu tak pernah mau sadar mas, dia sudah menikah, sudah punya anak. "
"Diam, sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya."
"Mas, jangan seperti ini, ingat Karina mas ... jangan pergi."
"Hiks ... mau sampai kapan kamu terus mengejar wanita itu ... Hiks .... "
Karina menarik nafasnya panjang, mengingat pertengkaran kedua orang tuanya yang hampir setiap ayahnya pulang ke rumah membuatnya semakin mengerti apa yang terjadi pada kedua orang tuanya.
Karina bukanlah anak orang miskin, mendiang ayahnya seorang produser musik yang cukup terkenal di jamannya dan dia paham apa yang terjadi pada kedua orang tuanya meski bukti tak ia dapat hingga kini karena semua berita hilang dari surat kabar tak berbekas.
Ting...
Karina menoleh, pria yang ia tunggu sedari tadi masuk ke Caffe dan tampak mencari keberadaannya.
"Sorry lama,habisnya cari caffenya yang jauh dari kampus. "
"Gak apa kak, owh kebetulan Karin lagi di daerah sini. "
Leo lalu duduk di depan Karina, ia memidai sekelilingnya yang cukup sepi."Baru pesan minum?"tanya Leo
"Iya .... "
"Ya sudah pesan makan dulu ya. "
Karina hanya mengangguk lalu mulai memesan makanan.
"Kamu baru mandi? Rambutnya masih basah? "tanya Leo
"Ah iya,"jawab Karina lirih.
Ia sengaja cek in hotel untuknya mandi tadi,ia tak mau menemai Leo dengan jejak keringat menjijikkan dari Erick.
Leo mengangguk meski sedikit heran karena lokasi ini jauh dari rumah Karina.
"Kak Leo gak apa nemui Karina, maksudnya pacar kak Leo .... "
"Gak apa, lagian aku lagi jomblo sekarang."
Karina langsung menatap Leo lekat, ia ingat jika Leo pernah mengatakan padanya jika dia rela memutuskan semua pacarnya demi dirinya.
Leo yang paham maksud tatapan Karina lalu menghela nafasnya."Sudah aku katakan kalau aku benar-benar menyukaimu. "
"Tapi kak, aku dengar kakak di jodohkan dengan Olla."
"Apa? "Kaget Leo karena Karina tahu soal itu.
"Permisi, ini pesanannya."
"Baik, terimakasih."
Leo menjadi salah tingkah, ia tak menyangka Karina tahu soal itu, ck Olla benar-benar ember mulutnya
"A itu, mm ... sebaiknya kita makan dulu. "
Karina langsung mengangguk, kebetulan dia memang sudah lapar,lemas karena habis tenaga melayani Erick tadi.
Bukan Karina bodoh tak bisa menolak, ia sudah menolaknya tadi,tapi tenaganya kalah jauh, dan meski otaknya menolak tidak dengan reaksi tubuhnya.
Sekitar 30 menit kemudian mereka sudah menyelesaikan makannya, setelah minum Karina kembali bertanya soal perjodohan Leo dan Olla.
"Ah itu ... aku menolaknya,"jawab Leo
Karina mengangguk,itu juga yang Olla ceritakan padanya.
"Sudah aku bilang Karina, kalau aku sukanya sama kamu, bahkan aku cinta sama kamu, perasaan ini tak pernah aku miliki pada gadis manapun,"ujar Leo yakin sambil menggenggam tangan Karina erat.
Karina menatap tangannya yang di genggam oleh Leo, lalu menatap mata Leo ragu.
"Apa bukti kalau kak Leo cinta sama Karin? "
"Bukti? "tanya Leo. "Karin aku bahkan rela mengakhiri petualanganku dengan gadis manapun demi kamu, aku rela lakukan apapun demi kamu. "
"Apapun?"
Leo mengerutkan keningnya lalu mengangguk yakin."Iya apapun. "
"Terima perjodohan itu,"ujar Karina yakin
"A-apa?"
"Terima perjodohan dengan Olla. "
.......
Olla baru saja pulang ke rumahnya, ia langsung di sambut Molly, kucing kesayangannya.
"Hai Molly ...,"sapa Olla
Olla langsung menggendong Molly dan membawanya ke kamarnya.
Duduk di ranjangnya Olla teringat akan apa yang ia lihat beberapa hari lalu, Leo menarik Karina untuk mengikutinya, juga tadi Leo yang mencari Karina.
Olla menghela nafasnya."Apa kak Leo suka sama Karina ya. "
Sambil membelai bulu lembut Molly,Olla terus mencoba mengira-ira kemungkinan Leo menyukai Karina.
"Karina cantik, baik dan dewasa gak kayak Olla, manja. "
Olla menghela nafasnya."Kalau Olla gak manja lagi kak Leo suka gak ya sama Olla, Olla kan cantik dan baik juga. Malah lebih pinter masak Olla daripada Karina. "
Olla menghela nafasnya."Tapi kalau kak Leo beneran suka sama Karina, Olla bisa apa? Cinta kan gak bisa di paksa dan di target akan berlabuh kemana."
"Tapi Olla udah lama suka sama kak Leo sejak kak Leo nolong Olla waktu itu."
"Tapi cinta bukan karena siapa yang duluan ketemu."
"Udah ah, pusing, mending Olla mandi. "
.......
Leo menghentikan mobilnya di depan sebuah hotel, ia mengerutkan keningnya."Kamu nginap di sini? "tanya Leo pada gadis di depannya
"Iya, aku lagi ingin menenangkan diri aja. "
"Menenangkan diri?Kenapa?Kamu ada masalah? "tanya Leo penasaran
Karina menghela nafasnya."Panjang kalau di ceritakan Kak,Kak Leo kan mau pulang. "
"Ya udah cerita aja, siapa tau aku bisa bantu."
Karina langsung menatap Leo, lalu memindai mobil."Gak nyaman cerita di sini kak. "
"Kalau begitu kita cari tempat lain,"Ujar Leo berniat mengendarai mobilnya
Leo menoleh saat lengannya di tahan Karina, iapun mengerutkan keningnya.
"Kita bicara di kamarku aja Kak. "
"Tapi ...,"jawab Leo ragu-ragu.
"Gak apa, aku percaya kok Kak Leo gak akan macam-macam."
Leo nampak berfikir, lalu melirik ke hotel di depannya, lalu iapun mengangguk."Ya sudah aku parkirkan mobil."
Kini Leo berada di kamar inap Karina, sebuah hotel bintang 5,ia memindai kamar itu, sementara Karina tengah berada di kamar mandi.
Leo akui ini bukan kali pertama dia berdua di kamar hotel bersama seorang gadis, tapi kali ini terasa beda, ia tak mau membuat Karina illfeel padanya jika dia melakukan apa yang biasa dia lakukan bersama pacar-pacarnya dulu.
Ceklek....
Leo menoleh di lihatnya Karina terlihat segar setelah mencuci wajahnya.
"Mau pesan makanan? "tanya Leo."minum mungkin?"
"Boleh Kak. "
Leo mengangguk lalu menelpon pihak hotel agar mengantarkan beberapa softdrink dan camilan.
Karina duduk di ranjang sementara Leo di sofa depan ranjang, Karina menghela nafasnya.
"Kak Leo taukan kalau aku tinggal sama om dan tante aku,"ujar Karina
Leo mengangguk."Ya ... apa mereka kejam padamu? Seperti cerita-cerita orang tua tiri. "
"Ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan, dan aku lalu tinggal dengan tante Soraya adik papa aku dan om Erick suaminya, tapi tante Soraya tak menyukaiku karena berfikir kalau aku menggoda suaminya."
Leo ingat seperti apa orang yang di panggil om Erick oleh Karina."Tapi sepertinya justru om kamu yang ... sorry tapi aku juga laki-laki aku tau bagaimana mata laki-laki menatap gadis yang di sukainya. "
Karina menghela nafasnya. "Ya begitulah makanya aku minta tolong sama Kak Leo. "
"Tapi Kar, aku bisa membantumu dengan cara lain, aku bisa menyediakan apartemen untukmu, juga kuliah aku bisa bantu biaya kuliahmu, tapi tidak dengan yang kamu minta."
Karina menggeleng."Kak Leo tau Olla ... dia .... "
Karina nampak ragu untuk mengatakan semuanya, apa yang dia inginkan tapi ia tak punya cara lain saat ini.
"Tolong pertimbangkan permintaanku Kak,"ujar Karina yang kini sudah duduk di samping Leo dan menggenggam tangan Leo kemudian menatap Leo penuh harap.
.
.
myAmymy