Chereads / TRADE IN LOVE / Chapter 27 - Bab 27. Pacaran

Chapter 27 - Bab 27. Pacaran

Olla memasuki kamarnya dengan senyum lebarnya, gadis itu menjatuhkan dirinya di ranjangnya, kedua tangannya ia rentangkan lalu membuat gerakan ke atas ke bawah.

Senyumnya masih mengembang, seolah dia masih tak percaya jika apa yang ia alami hari ini benar-benar nyata.

Flashback on

"La ... Kamu maukan mencoba denganku? "tanya Leo

"Mencoba apa kak? "tanya Olla belum mengerti.

Leo menghela nafasnya."Baiklah memang aku belum cinta sama kamu, tapi seperti kamu tau mamiku sangat menyukaimu dan aku sangat menyayangi mamiku, jadi ...."

"Kak Leo ngajak Olla pacaran? "tanya Olla to the poin setelah ia mengetahui maksud Leo.

Leo menghela nafasnya lalu mengangguk pasrah."Ya ... kurang lebih begitu."

"Ya ... maksudnya meski aku belum cinta sama kamu paling tidak kamu mengizinkanku untuk mencobanya."

Leo bingung menatap Olla yang hanya diam saja."Maaf bukan maksud mempermainkanmu tapi ...."

"Olla mau!"seru Olla

Leo menatap Olla kaget, gadis itu tampak antusias saat ini.

"Ya tapi ... mulai besok kalau kamu jalan denganku rubah sedikit penampilanmu, jangan seperti anak kecil, ya setidaknya berusahalah untuk membuatku menyukaimu. "

Olla mengangguk mengerti."Tapi Olla harus seperti apa? "

Leo nampak menelisik penampilan Olla, sebenarnya Olla sangat cantik, dan mungkin...

"Olla harus bagaimana kak? Katakan!"

Ehemmm...

Leo berdehem, ragu-ragu ia lalu mengatakan keinginannya.

Flashback off.

Olla bangkit dari ranjangnya, lalu menuju cermin besar di kamarnya."Apa Olla seperti anak kecil ya? "

Olla lalu menuju walk in closet miliknya, membuka salah satu lemarinya."Apa yang salah dengan baju-bajuku, mereka sangat manis."

Olla mendesah saat tak mendapati baju-baju yang bisa di katakan seksi sesuai permintaan Leo.

"Rubah cara berpakaianmu, pakai baju yang sedikit seksi tapi elegan, jangan seperti anak kecil, paling tidak berusahalah membuat aku suka melihat penampilanmu. "

Olla menghela nafasnya lalu ia menuju ranjang dan mulai berselancar di dunia maya untuk mencari apa yang ia butuhkan untuk membuat Leo jatuh cinta padanya.

......

Leo menatap ponselnya, menatap puluhan pesan yang masih centang satu sejak kemarin.

Leo menghela nafasnya lalu memijat kepalanya memikirkan kembali semuanya, keputusan sudah ia ambil dan ia tak mungkin mundur lagi.

Leo tertawa mengejek dirinya sendiri, dulu dia begitu anti dan mewanti-wanti dirinya jika ia tak mungkin mau berpacaran dengan gadis yang kekanak-kanakan seperti Olla, tapi apa sekarang? Situasi membawanya terpaksa melakukan hal ini.

Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama dia akan menderita, kedua dia akan terjerat cinta pada Olla, tapi kemungkinan yang kedua pasti mustahil baginya, Olla benar-benar bukan tipenya.

"Karina ...,"gumam Leo.

Leo tersenyum mengingat malam saat mereka di hotel, meski apa yang ia lakukan tak sampai begitu jauh, hanya melakukan French Kiss tapi itu sungguh sangat berarti baginya. Andai tak mengingat pesan moral maminya, sudah di pastikan Leo tak sanggup mempertahankan keperjakaanya kemarin malam.

Ting....

Sebuah pesan masuk dan sukses membuat senyum di bibir Leo mengembang,siapa lagi jika bukan Karina.

Karina

Benarkah?

Leo lalu mendial nomor Karina.

"Hallo ...,"sapa suara lembut di seberang telepon sana, suara Karina.

"Hallo Karin ...."

"Beneran Kak Leo sudah jadian sama Olla? "

Leo menghela nafasnya."Iya sudah,jadi sesuai kesepakatan kita kan? "

"Iya ... tapi tetap kak Leo harus ikuti aturan Karin, paling tidak Olla pernah mewujudkan impiannya baru aku bisa tenang. "

"Ya baiklah, kapan kita ketemu? "

"Ah, maaf kak Karina lagi gak di Jakarta."

Leo langsung bangkit dan duduk."Kamu di mana? "

"Lagi ada urusan keluarga, ah ya sudah dulu yak kak besok kalau Karin udah di Jakarta Karin hubu-"

Tut ... Tut ... Tut ....

"Hallo ... Karin ... hallo ...."

Leo mendesah menatap layar ponselnya, lalu mencoba menelpon nomor Karina kembali tapi tak terhubung.

Sementara itu di tempat lain Karina menatap ponselnya yang hancur di lantai.

"Berapa kali aku bilang berhenti bergubungan dengan anak ingusan itu,"ujar Erick mencengkeram rahang Karina.

Karina melepas paksa tangan Erick lalu mengeratkan genggaman tangannya pada selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apa harus aku hancurkan bocah itu baru kau paham kalau kau itu milikku hah? "

"Bunuh saja Karin om, Karina tak mau menjadi budak nafsu om lagi. "

Erick tersenyum."Jadi kau mau mati, menyusul kedua orang tuamu iya?"

Cih..

Erick meludah ke samping."Mana? Mana Karina yang dulu memohon padaku untuk membalas dendam pada mereka yang sudah menghancurkan keluargamu? "

Karina tersenyum smirk."Aku benar-benar menyesal meminta bantuan om, om bodoh. "

Plak...

Erick menampar Karina. "Apa kau bilang? "

Karina kembali tersenyum."Ah tidak aku yang bodoh karena telah membayar mahal untuk kegagalan om."

Erick berusaha menarik selimut yang di tahan Karina."Membayar mahal? Jangan berlagak kau adalah korbanku sayang jika beberapa saat lalu kamu juga menikmati permainan kita. "

Karina menarik paksa selimutnya."Ya om benar, akulah yang bodoh, dan si bodoh ini akan pergi dari tempat kotor ini sekarang juga,"ujar Karina sebelum berlalu pergi ke kamar mandi.

Erick tersenyum menyeringai."Kau sudah menjadi milikku Karina, jangan harap kau bisa lolos dariku, tak akan pernah,"ujarnya yakin sebelum menyusul Karina ke dalam kamar mandi.

.........

Olla mematut kembali penampilannya di cermin, sungguh ia tak nyaman dengan apa yang ia kenakan hari ini.

"Roknya terlalu ketat, risih,"gumam Olla, meski ia kerap memakai rok mini tapi ia tak pernah memakai yang ketat seperti yang di kenakannya pagi ini.

"Tidak ... aku ganti saja,"putusnya, ia ingin membuat Leo jatuh cinta, bukan nafsu.

Akhirnya Olla memutuskan memakai pakaian yang seperti biasanya hanya saja warna yang ia pilih lebih kalem dan soft, sementara rambutnya ia gerai tanpa ada accecoris di rambut panjangnya.

"Begini lebih baik,"ujar Olla mencoba meniru gaya Karina yang dewasa.

"Baiklah Olla, jangan biarkan pacarmu menunggu terlalu lama. "

Olla lalu keluar kamarnya menuju ruang tamu di mana Leo sudah menjemputnya.

"Ya ... ya ... ah mati kau!"seru Leo.

Olla tersenyum rupanya Leo tengah bermain PS di ruang tengah.

"Ayo Kak,"ujar Olla

Leo tak menoleh."Sebentar lagi La, tanggung ini."

Olla menggeleng lalu menuju dapur untuk mengambil sesuatu yang sudah ia siapkan tadi pagi.

"Ah sial ... awas kau lain kali mati kau."

Leo menghela nafasnya, lalu melihat ponselnya."What sudah jam 9."

Leo lalu bangkit."La ... cepat aku ada kuliah jam setengah 10."

"Iya Kak bentar. "

Olla datang sambil membawa sebuah goodie bag membuat Leo mengerutkan keningnya.

"Apa itu? "tanya Leo penasaran

"Owh ini bekal Kak buat Kak Leo. "

"Ck ... gak perlu Olla, kita bisa makan di restoran, jadi gak perlulah kamu repot -repot. "

Olla langsung menggeleng. "Kali ini aja Kak ya ... ini udah impian Olla kalau punya pacar Olla mau buatkan bekal di hari pertama kita jadian. "

Leo mengerutkan keningnya."Emang aku pacar pertama kamu? "

Dengan cepat Olla mengangguk."Iyalah kan dari dulu Olla sukanya sama kak Leo. "

"Dari dulu memangnya sejak kapan? "

"Dulu Kak, lama pas Olla masih di Jakarta, mm ... hampir 3 tahun lalu lah pas Kak Leo nolong Olla pas mau di culik. "

Leo mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kejadian yang Olla ceritakan.'Kapan? Ck ... jangan-jangan si Olla salah orang, tapi masa iya Lio, Lio bukan orang yang peduli sama orang lain, tapi kalau aku kenapa aku gak ingat ya? 'batin Leo.

.

.

myAmymy