Karina melepaskan tangan Leo dari pergelangan tangannya.
"Lepas kak, "ujar Karina
Leo berbalik dan menatap Karina."Kenapa?"
Karina menatap pria di depannya,andai benar pria itu benar-benar menyukainya, bisakah dia menolongnya dari om Erick.Karina menggeleng,Leo hanya seorang mahasiswa bagaimana bisa dia menolongnya dari pria posesif seperti Erick.
"Aku ada kuliah,"ucap Karina lalu berbalik meninggalkan Leo.
"Ck ... Karin tunggu ...,"seru Leo berniat menyusul Karina sebelum suara seseorang memanggilnya.
"Leo!"
Leo berbalik dan mendapati Stevi berlari ke arahnya."Kenapa kamu kok jalannya gitu?"tanya Leo penasaran karena Stevi jalan dengan buku di pegang di belakang pantatnya
"Anterin aku pulang. "
"Kamu gak bawa mobil? "
"Gak tadi di anter papa. "
Leo masih mengerutkan keningnya melihat Stevi yang sibuk melirik ke belakang tubuhnya.
"Kenapa sih? "
"Ck ... tembus nih. "
"What, nanti mobil aku kena itu kamu dong, gak-gak, naik taksi aja,"tolak Leo
"Ih Leo please, malu kalau naik taksi."
"Ya ... ya kamu gak malu sama aku? "
Stevi langsung menggeleng."Gak."
Leo menghela nafasnya, lalu menoleh ke arah Karina yang sudah semakin jauh.
"Ayok Le ... risih nih. "
"Ck Iya iya,"Kesal Leo."Aku baru tau kalau kamu bisa mens,"goda Leo pada sahabatnya itu
"Leo!"
.
.
Leo melirik gadis tomboy yang kini duduk di sampingnya."Sudah?"tanya Leo yang melihat Stevi memakai sabuk pengamannya.
"Udah,tenang aja nanti mampir biar mobilnya di bersihin sama mba."
"Dapat apa kalau mampir? "
"Terserah kamu minta apa? "
Leo tersenyum menyeringai lalu menjalankan mobilnya,."Kalau mau cium boleh gak? "
"GAK,"jawab Stevi kesal
"Ck ... Ya kali boleh."
Stevi langsung memalingkan wajahnya ke samping, candaan Leo membuatnya malu.Stevi menghela nafasnya karena Leo tak pernah menganggapnya wanita sejak dulu.
Sekitar 15 menit kemudian, Leo menghentikan mobilnya di depan rumah Stevi, ia melirik ke arah depannya.
"Wah, lapangan basket baru tuh?"ujar Leo.
"Hmm, hadiah ulang tahun papa buat di Dino, "jawab Stevi sambil melepas sabuk pengamannya."Ayo turun biar joknya di bersihin mba."
"Hmm oke."
Leo lalu turun dari mobil, pria itu melirik ke arah lapangan basket."Aku main basket aja deh. "
"Terserah. "
Stevi masuk ke dalam rumah sementara Leo menuju lapangan basket dan mengambil bola di lapangan.
"Ini olahraga kesukaan Lio,"gumamnya tersenyum mengingat saudara kembarnya.
Lio suka bermain basket tapi tak pernah mau ikut team sekolahnya dulu, adik kembarannya itu hanya mau bermain di rumah bersamanya atau saudara yang lain.
Dug... Dug... Dug...
Leo memainkan bola basket di tangannya,lalu melemparkannya ke ring basket di depannya.
Ding... Dug... Dug...Dug...
Leo tersenyum puas karena bidikannya tepat, pria itu menatap ke langit, ia merindukan Lio.
"Mau melawanku tidak? "
Leo berbalik dan mendapati Stevi sudah berganti pakaian, seperti biasa gadis itu tak ada ubahnya dengan dirinya,cuma rambut panjangnya yang selalu di ikat satu itu.
"Kamu kenapa gak berpakaian layaknya seorang gadis pada umumnya sih Stev? "
"Gak takut kamu naksir ntar."
Leo menyeringai."Kalau aku sampai naksir kamu,maka kamu bakal aku nikahin. "
Stevi menatap lekat mata pria di depannya."Beneran?"
Leo mengangguk yakin."Iya lah tapi sayangnya aku gak bakalan naksir kamu. Aku gak bakalan naksir Stevina si tomboy, wek ...."
Stevi berdecak sebal, lalu merebut bola dari tangan Leo dan memainkannya.
"Wah nantangin nih, sini kalau aku menang boleh cium ya!"
"Gak, kalau aku menang kamu harus bantu kerjain tugasku. "
.......
Olla baru saja pulang kuliah, ia masuk ke rumahnya dengan lesu.
"Kelihatannya capek banget sayang."
Olla langsung mendongak."Papa,"seru Olla langsung menghambur ke pelukan papanya.
Lalu Olla mengerutkan keningnya saat melihat beberapa asisten rumah tangganya tengah bekerja.
"Pa mereka?"tanyanya.
"Iya sayang. "
"Bi Inah?"tanya Olla yang paham dengan apa yang terjadi, perusahaan papanya sudah kembali membaik.
"Bi Inah masih di kampung, kan dia lagi nyunatin anaknya,minggu depan baru balik ke sini."
"Aaa ... makasih Papa."
Papa Danu tersenyum lega, berkat Adam para investor mau kembali menanam modalnya pada perusahaan,penipu itu juga sudah di tangkap dan kasusnya sudah di proses di pengadilan.
"Papa Olla emang the best. "
"Iya sayang, berterimakasihlah pada om Adam, dia yang sudah bantuin papa."
"Hmm ... nanti Olla mau masak spesial buat mereka nanti Olla antar ke rumahnya."
"Bagus sayang, ingat ya untuk om Adam yang rendah kolesterol."
"Siap Papa."
Olla masuk ke dalam rumahnya dengan penuh semangat, bukan Olla tak siap hidup miskin, hanya saja bagi Olla ketika dia hidup kaya maka dia akan mudah memberi pada orang lain tanpa harus berfikir 2 kali dan Olla menyukai hal itu.
Sore harinya Olla baru saja selesai masak untuk ia bawa ke kediaman om Adam,gadis itu menatap rantang di depannya dengan puas.
Lalu ia pergi ke rumah Leo dengan di antar supirnya.
Sekitar 30 menit kemudian, Olla sampai di depan rumah mewah milik orang tua Leo, sebelumnya gadis itu sudah mengabari tante Dara jika dia akan datang.
Olla tersenyum melihat tante Dara keluar rumah dan menyambutnya.
"Olla sayang," seru mami Dara
"Sore tante."
Setelah berpelukan Olla masuk ke dalam rumah mengikuti mami Dara.
"Makasih ya Olla, tante sengaja gak masak untuk makan malam loh,"ujar mami Dara
"Sama-sama tante. Ini sebagai ucapan terimakasih Olla karena om sudah bantu papa Olla. "
Mami Dara tersenyum lalu memberi kode pada asisten rumah tangganya untuk menyiapkan makanan yang di bawa Olla.
"Ayo duduk dulu sekalian tunggu Leo pulang."
Deg...
Olla langsung menatap mami Dara ragu, ia ingat jika dia harus menghindar dari Leo.
"Mmaaf tante, Olla langsung pulang aja, soalnya Olla mau makan malam sama papa buat merayakan itu juga."
"Owh, begitu."Mami Dara mendesah kecewa."ya sudah mungkin lain kali."
Olla berdiri lalu pamit pada mami Dara, begitu keluar rumah dia mendapati supirnya tengah mengecek ban mobilnya.
"Kenapa pak Kadim? "
"Aduh maaf non, bannya kempes, mana gak bawa serep ini. "
Brummm....
Olla dan mami Dara menoleh, Leo baru saja pulang,mami Dara tersenyum penuh arti.
"Ada apa ini?"tanya Leo yang baru saja keluar mobilnya.
Mami Dara langsung menghampiri Leo bersama Olla yang ia tarik."Olla mau pulang anterin ya, tuh mobilnya kempes bannya. "
Olla menatap gadis yang menghindarinya tadi siang di kampus, lalu ia mengangguk."Ya udah ayo masuk. "
Olla menatap Leo tak percaya, ia tak menyangka jika Leo tak menolaknya.
Olla pun masuk setelah pamit pada mami Dara.
Dalam perjalanan, Olla terus saja diam tak cerewet seperti biasanya dan itu membuat Leo penasaran.
"Ehem ...."Leo berdeham membuat Olla menoleh.
"Kamu lagi sakit gigi ya?"tanya Leo
"Enggak. "
"Tumben kalem gak seperti biasanya."
Olla hanya tersenyum tipis lalu menoleh ke arah jendela, ia menghela nafasnya.
"Kamu sengaja menghindar,kamu marah iya kan karena aku udah nolak perjodohan itu?"ujar Leo
Olla menatap Leo, lalu menggeleng."Gak, Olla gak marah, hanya saja Olla gak mau memaksakan untuk hal yang kak Leo tak suka."
Leo menoleh sebentar ke arah Olla."Sorry ya La ... aku hanya belum siap aja,"ujarnya
"Iya Olla ngerti, kita masih muda juga."
Leo mengangguk, lalu fokus mengemudi mobilnya, meski jelas sekali ia merasa aneh dengan perubahan sikap Olla padanya.
.
.
myAmymy