Sudah seminggu Leo memikirkan permintaan Karina, ia masih menimbang akan permintaan gadis itu.
"Tolong Kak, Olla itu baik banget sama aku, dia sahabat aku satu-satunya dan aku gak mau kalau sampai Olla di manfaatkan sama om aku. "
"Tapi Kar, kita bisa melindungi dia dengan cara lain,"bujuk Leo
Karina menggeleng."Gak bisa Kak, om Erick itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara, tapi dia tidak pernah mau mengambil secara paksa, dan Olla terlalu polos. "
"Karina mohon ...."
"Tapi sampai kapan, aku sukanya sama kamu, cintanya sama kamu. "
Leo menarik nafasnya panjang, Karina tak lagi membalas pesannya apalagi mengangkat panggilan teleponnya.
"Baiklah Leo ... apa salahnya mencoba,"gumam Leo.
"Tapi ... bagaimana kalau nanti justru aku .... "Leo langsung menggeleng membayangkan kalau dia justru jatuh cinta dengan gadis itu, tidak Leo tidak mau bahkan hanya membayangkannya saja.
Leo mulai menjalankan mobilnya keluar dari rumahnya menuju rumah seorang gadis yang ia pikirkan tadi, Olla,Violla Amora Rajasa.
Sekitar 30 menit kemudian, Leo memasuki gerbang rumah mewah Olla, ia mengerutkan keningnya saat melihat jika sudah ada satpam yang menjaga rumah itu.
"Keren papi,"ujar Leo mengingat karena berkat bantuan papinya dan team DGS, papa Olla bisa memulai kembali perusahaannya.
Leo menghela nafasnya, ia mengingat jika Darmawan corporation sudah begitu besar dan kuat, akankah ia mampu mempertahankannya suatu hari nanti, sedang dia masih suka bermain-main.
Meski ada Raffa kakak iparnya yang tak kalah hebat dari papinya, juga ada Defan yang membantu, tapi tetap saja, tampuh kepemimpinan utama akan jatuh ke tangannya, siapa lagi? Bang Raffa memiliki tanggung jawab atas perusahaannya sendiri juga perusahaan om Daffa, Defan dia fokus ke Darma Grup di mana itu milik bundanya, tante Sifa adik papi Adam, apa lagi ia dengar Defan juga ingin membangun usahanya sendiri suatu hari nanti di bidang game.
Leo turun dari mobilnya, ia segera naik ke teras yang cukup tinggi dengan lebih dari 7 undakan.
"Eh den Leo, cari non Olla ya? "
Bi Inah kalau tidak salah nama perempuan paruh baya yang menyapanya di depan pintu.
"Iya Bi ... ada tidak? "
"Ada tapi masih di kamar, belum selesai dandannya, sabar nunggu ya. "
Leo memaksakan senyumnya, menunggu wanita dandan adalah hal yang paling membosankan.
"Silahkan duduk den, bibi ambilkan minum sama cemilannya biar gak bosan. "
"Iya."
Leo menghela nafasnya lalu mendaratkan pantatnya di sofa kulit di ruang tamu mewah rumah Olla.
Sementara Olla di kamarnya tengah bernyanyi sambil merias dirinya.
"Cause you are, you are, you are my everything ,you are, you are, you are my everything."
Olla menyanyikan lagu dari penyanyi favoritnya, Ariana Grande,My Everything.
Tok... Tok....
Olla menghentikan nyanyiannya, ia menoleh merasa mendengar suara ketukan pintu.
"Non ...."
"Ah benar, ada bibi ...,"gumamnya."kenapa Bi? "tanya Olla
"Di luar ada den Leo. "
Olla langsung membulatkan matanya, ia segera membuka pintu
Ceklek...
"Ada siapa Bi? "
"Ada den Leo. "
"WHAT? "
Olla nampak berfikir."Mm ... ya udah 10 menit lagi Olla turun. "
"Iya Non. "
Brakk...
Olla langsung menutup pintu dengan tak sabar, ia masih tak percaya.Setelah hampir 2 minggu dia menghindarinya justru pria itu datang padanya
"Aku harus gimana ... aku harus gimana?"gumam Olla.
"Ah ya ... baju."
Olla langsung mencari baju untuk ia kenakan, Olla ingat jika sepertinya Leo menyukai Karina, maka sebisa mungkin ia tak akan terbawa perasaan nanti.
Di ruang tamu Leo mulai merasa bosan, bahkan biskuit yang ia makan sudah hampir tandas di toplesnya, di depannya di atas meja sudah ada 1 cangkir teh, satu gelas jus dan satu gelas air mineral yang juga sama hampir tandas
Bi Inah bilang tunggu 10 menit, tapi ini?Leo melihat ke arah jam di tangannya."Sudah 40 menit."Leo menghembuskan nafasnya kasar.
"Tidur aja kali ya? "gumamnya berniat merebahkan dirinya
"Maaf Kak Leo,Olla lama ya?"
Leo langsung bangkit menegakan duduknya. Ia lalu memaksakan senyumnya.
"Ada apa Kak Leo kemari, Olla hari ini gak kuliah. "
Leo menghela nafasnya."Aku tau ... mau ajak jalan aja, nonton mungkin. "
Mata Olla langsung berbinar."Nonton?"
Ragu-ragu Leo menganggukan kepalanya."Iya atau kamu mau kemana? Ke taman bermain mungkin,"ujar Leo mengingat Olla sangat kekakanakan pasti juga menyukai tempat bermain anak-anak.
"Wah ke Dufan? Mau ...,"seru Olla antusias
Benarkan...
......
Dan di sinilah Olla dan Leo sekarang.
"Huekk... Hueekkk... "
Leo menghela nafasnya kasar, lalu ia menghampiri Olla yang tengah memuntahkan isi perutnya.
"Kalau gak bisa kenapa mau naik tadi? "ujar Leo sambil memijat tengkuk Olla.
"Kan Kak Leo yang ngajak. "
"Ya kan kamu bisa menolak? "
"Hah .... "Olla segara berkumur air keran di depannya,lalu ia menegakkan tubuhnya setelah merasa lebih baik.
Olla menggeleng."Olla paling susah untuk nolak, apalagi kalau yang nyuruh orang yang Olla suka. "
"Terus kalau aku nyuruh lompat ke sumur kamu mau? "tanya Leo.
"Mm ... kalau nyuruhnya yang membahayakan nyawa Olla ya Olla gak mau lah, Olla kan gak bodoh."
Leo berdecak."Katanya tadi gak bisa nolak? "
"Iya tapi yang masuk akal, kalau cuma naik Kora-kora kan paling Olla mabok aja."
Leo mendesah."Sekarang udah baikan? "
"Hmm ...."
"Ya udah kita cari makan dulu. "
Olla tersenyum lalu mengangguk."Ayo lapar juga nih. "
"Tapi nanti ke Istana boneka ya Kak. "
"Ke rumah hantu aja gimana? "ujar Leo
"Ih gak mau .... "
"Katanya tadi gak bisa nolak?"
"Nanti kalau Olla jantungan terus mati gimana? "
Leo tertawa, lucu juga ternyata Olla, sementara Olla menatap tak percaya Leo tertawa padanya.
......
Leo menghentikan mobilnya di depan pantai, ia menatap ke depan sesaat sebelum menoleh pada Olla yang sama menatap jauh ke laut di depannya.
"Dulu Olla gak pernah merasa sebebas tadi ke taman bermain,"ujar Olla tiba -tiba.
"Kenapa? "
"Karena mama ... karena mama membuat Olla tidak bebas keluar rumah apalagi ke tempat umum seperti tadi.Pasti ada saja wartawan yang bersiap mengambil gambar kami, khususnya mama. "
"Memangnya kamu gak pernah pergi sama papa kamu? Mungkin kalau sama papa kamu kan gak ada wartawan yang meliput? "
Olla menghela nafasnya."Sejak mama terkenal, papa jarang di rumah, papa bekerja begitu keras karena ia tak mau di anggap suami yang numpang hidup sama istri."
"Jadi Olla hanya bisa keluar rumah sama mama,tapi tak pernah bebas seperti tadi, Olla gak boleh buat malu."
"Mama kamu yang bilang? "
"Bukan, tapi manager mama. "
Olla tersenyum kecut."Katanya Olla yang gendut aja bikin malu, gak pantas jadi anak mama yang sempurna, begitu katanya. "
Leo menatap Olla yang terlihat sedih."Terus mama kamu gimana, tau kalau manajernya seperti itu sama kamu? "
Olla mengangguk."Iya dan mama mulai meminta Olla diet,kata mama Olla bisa jadi artis juga nanti kalau gak gendut. "
"Maaf ...,"ujar Leo
Olla menoleh menatap Leo lalu mengerutkan keningnya."Maaf memang kak Leo salah apa? "
Leo menatap ragu Olla."Maaf karena dulu aku juga mengejek kamu gendut."
"Kapan? "
"Pas kamu balita. "
Olla mengangguk."Olla gak ingat. "
"La ...."
Olla menatap tak percaya pada tangannya yang tiba-tiba di genggam Leo.
"Soal ... emm ...,"ucap Leo ragu.
"Apa kak? "
.
.
myAmymy