Karina duduk di taman kampusnya, di bawah pohon gadis itu membaca bukunya, kuliahnya masih menunggu satu jam lagi, dia memang sengaja berangkat cepat pagi ini karena om Erick ada di rumah.
Sejak kejadian itu, ia memilih menghindar dari pria itu.
"Karina ...."
Karina menoleh, ia mendapati Olla yang datang dengan senyum cerianya.
"Ceria banget kamu hari ini La? "tanya Karina penasaran
"Kelihatan ya? "Olla lalu mengambil sesuatu dari tasnya."Lihat nih,"seru Olla
Sebuah kartu debet."Nanti kita belanja yuk, Olla udah lama banget nih gak belanja."
Karina menatap kartu di tangan Olla, lalu pada tas dan sepatu Olla yang kini duduk selonjor di atas rumput bersamanya.
"Belanja, bukannya tas sama sepatu Olla bar, "ujar Karina yang jelas melihat kedua barang itu masih terlihat baru dan memang edisi terbaru.
"Juga bukankah perusahaan papa Olla pailit ya? "
Olla menganggu. "Iya sih, tapi sekarang enggak lagi, jadi semalam papa kasih lagi kartu baru buat Olla, dan ...."Olla melihat tas dan sepatunya."ini di kasih sama maminya kak Leo, bagus ya."
Karina semakin mengerutkan keningnya."Perusahaan papa Olla sudah baik-baik saja? Kok bisa?"
Olla mengangguk."Iya karena di bantu sama om Adam jadi penipunya bakal ketangkep deh,terus investor pada dateng lagi ke perusahaan papa."
Karina mencengkeram erat buku di tangannya."Terus kok bisa mami kak Leo kasih Olla barang-barang, memang kalian kenal? "
Olla mengangguk antusia. "Iya jadi mami kak Leo itu fans berat mama aku dulu. "Olla nampak memindai sekelilingnya."Terus dia ingin jodohin aku sama kak Leo. "
Karina langsung menatap kaget pada Olla."Jodohin?"
Olla mengangguk lemah, lalu menatap kecewa pada Karina."Tapi kak Leonya gak mau."
Karina menatap bingung pada Olla, lalu ia berfikir dan tak lagi mendengarkan apa yang Olla katakan.
"Mm La, aku pergi dulu ya,"ucap Karina berdiri
"Loh, bukankah nanti kita ada kuliah bareng Kar? "
"Mm aku ada urusan mendadak, "ucapnya sambil berlalu meninggalkan Olla
"Kenapa dia? Aneh, yah padahal mau aku traktir belanja,"ucap Olla
Olla menatap ke atas."Sejuk banget di sini."
........
Leo baru saja turun ke meja makan, ia mengerutkan keningnya saat melihat papinya duduk di meja makan padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 siang.
"Kok Papi masih di rumah? "tanya Leo
"Papi mau ke Thailand. "
"Wah ketemu Lio dong,"seru Leo
Papi Adam mencecap kopinya. "Iya hari ini Lio lulus ujian terakhir."
"Woah keren."
"Keren memang, kamu mau? "
Leo langsung menggeleng."Gak Leo cukup teknik beladiri dasar saja. "
Mami Dara datang sambil membawa potongan buah untuk suaminya.
"Makasih sayang,"ucap papi Adam.
"Mami ikut juga ke Thailand?"tanya Leo
"Ikut dong!"
"Wah berarti Lio ikut pulang dong nanti? "
"Belumlah sabar sebentar lagi."
Leo mengangguk mengerti, lalu merebut piring buah di depan papinya
"Astaga Leo makan nasi dulu,"tegur mami Dara
"Iya kamu ini. "Papi Adam tak mau kalah langsung mengambil balik piring buah miliknya.
"Ambilin dong mami cantik,"rayu Leo.
"Astaga manjanya malu sama pacar-pacarmu Le. "
"Leo jomblo sekarang Pi. "
Papi Adam mengerutkan keningnya."Taubat nih? "
"Hmm ... demi pujaan hati."
Papi Adam hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putranya.
Setelah sarapan, Leo pamit pergi ke kampusnya, tak sabar ingin segera menemui Karina lagi hari ini.
Sementara itu Karina menatap gedung tinggi di depannya, menarik nafasnya panjang sebelum ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung itu.Dia tak bertanya pada siapapun, langsung menuju lift yang akan mengantarkannya pada ruangan paling atas tempat pemilik perusahaan berada.
Ting...
Karina keluar dari lift dan langsung di sambut oleh sekretaris yang tanpa bertanya langsung mempersilakannya masuk.
Ceklek...
Karina masuk ke dalam dengan menahan emosinya.
"Habisi saja dia,"ujar suara pria yang kini duduk di meja kerjanya.
Brakkk....
Karina menggebrak meja kerja di depan pria itu.
"Om ..., "ujar Karina
Erick hanya melirik sekilas pada Karina lalu fokus lagi ke ponselnya. "Laporkan padaku hasilnya jangan sampai dia tertangkap, "ujarnya lalu memutus panggilan teleponnya.
"Om ingkar janji,"ujar Karina
Erick mengerutkan keningnya."Ingkar Janji? Yang mana?" Erick bangkit dan keluar dari lingkup kerjanya menuju pintu dan menguncinya di lanjut menutup gorden ruangannya.
Karina menatap tajam pria di depannya."Om bilang akan menghancurkannya tapi apa nyatanya dia baik-baik saja. "
Erick mendekat lalu mengungkung Karina di depan mejanya."Om sudah menghancurkannya sesuai permintaanmu sayang, tapi siapa sangka dia mampu bangkit lagi,"ujar Erick lalu mencium bibir Karina sekilas
Karina mendorong bahu Erick agar menjauh dari wajahnya."Karina gak mau tau pokoknya om harus hancurkan mereka lagi sampai tak bisa bangkit lagi. "
Erick menghela nafasnya, lalu mundur dan melepas dasinya."Gampang itu tapi nanti, biarkan om urus saksi itu dulu. "
Erick kembali mendekati Karina lalu menarik tangan Karina ke belakang dan mengikatnya dengan dasinya.
"Om ... lepas, "protes Karina
Erick tersenyum menyeringai."Kau sendiri yang datang sayang jadi biarkan aku mengurusmu dulu. "
........
Leo sudah di kampusnya, setelah menyelesaikan mata kuliahnya ia langsung berkeliling kampus mencari keberadaan Karina.
"Olla ...," seru Leo memanggil Olla
Olla langsung berhenti dan berbalik menatap Leo yang menghampirinyaSemalam mereka memang sudah sepakat untuk menjadi teman.
"Kita berteman saja ya La, bagaimanapun orang tua kita berteman baik. "
Meski ada kecewa tapi Olla bisa menerimanya, bagaimanapun cinta tak bisa di paksakan dan akhirnya dia mengangguk, toh kalau jodoh gak akan kemana dan kalau tak jodoh juga pasti Tuhan punya rencana yang lebih baik untuknya kelak.
"Kenapa kak? "tanya Olla penasaran terlebih Leo tampak melihat ke dalam kelas yang baru saja ia tinggalkan.
"Sudah selesai kuliahnya?"tanya Leo
"Udah,ni mau pulang."
"Kak Leo cari siapa? "
Leo langsung menatap Olla."Lihat Karina tidak? "
Olla mengerutkan keningnya, untuk apa Leo mencari Karina? "Tadi dia bilang ada urusan paling sebentar lagi datang katanya mau ikut kelasnya bu Mala. "
Leo melihat jam di tangannya, masih satu jam lagi berarti.
"Mm ... Kak Leo suka Karina ya? "tanya Olla to the point.
Leo menatap Olla intens, apa ia harus jujur, lalu ia menggeleng."Tidak cuma mau minta maaf. "
"Minta maaf? "
Leo menggaruk kepalanya, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya dan melukai perasaan Olla, bagaimanapun dia baru menolaknya kemarin.
"Kemarin aku kepepet ngakuin dia pacar baruku buat mutusin pacarku."
Olla mengangguk mengerti, lalu ia menghela nafasnya lega.
"Ya udah aku pergi dulu La,"ucap Leo tak enak.
"Iya kak ... Hati-hati."
Leo berlalu meninggalkan Olla, lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi Karina tapi tak juga di angkat oleh gadis itu meski panggilannya tersambung.
Di tempat lain Karina baru saja keluar dari apotek, dia menatap deretan pil di tangannya
'Aku gak boleh hamil anak pria bejad itu,'batin Karina
Lalu ia menuju sebuah bangku dan mengambil air minum di dalam tasnya.
"Siapa yang nelpon sebanyak ini? "gumam Karina.
Setelah meminum obat pencegah kehamilan, Karina membuka ponselnya.
"Kak Leo.,"gumamnya membaca nama Leo di daftar panggilan tak terjawab itu
Karina berfikir tentang Leo dan Olla, lalu ia teringat akan cerita Olla tadi pagi padanya.
"Sepertinya kak Leo bisa membantuku kali ini. "
.
.
myAmymy