Leo melirik kesal pada maminya, lalu pada kursi belakang mobilnya di mana ada banyak barang-barang yang di tumpuk dengan rapi.
"Mami kapan nyiapin itu semua?"
" Semalam sayang begitu Olla pulang, eh rupanya tadi pagi udah datang semua."
Leo mengerutkan keningnya."Emang apa aja isinya? "
"Banyak, ada tas,sepatu sama baju. "
"Mami tau ukurannya?"
Mami Dara tersenyum."Tau dong apa gunanya papi kamu punya anak buah yang handal."
Leo menghela nafasnya lalu menggeleng, kembali melirik pada barang-barang yang sudah mirip seserahan itu.
Leo menggenggam erat kemudi mobilnya, memikirkan kembali rencana papi dan maminya yang semalam ia dengar, lalu keinginan Karina, haruskah ia terima rencana mami demi memenuhi keinginan Karina.
"Masih lama Le? "tanya mami Dara
"Bentar lagi mi, tuh tinggal masuk gerbang kompleksnya."
Leo menghela nafasnya, baginya kebahagiaan maminya juga penting tapi perasaanya sendiri juga penting, tak baik juga jika dia menerima perjodohan ini tanpa cinta, lalu soal permintaan Karina, rasanya tak adil buat Olla,tapi dia mencintai Karina dan menginginkan gadis itu.
Leo mengerutkan keningnya saat tak ada yang menjaga di depan gerbang rumah Olla, pintu gerbang juga tak di tutup.
"Kok sepi, "ujar mami Dara
"Gak tau mi, biasanya ada 2 security yang jaga."
Leo menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah Olla, pria itu mengerutkan keningnya saat melihat beberapa mobil yang biasanya berjejer rapi kini berkurang.
"Ayo Le, bantu mami bawa semua barang-barangnya."
Leo mengangguk pasrah, menatap maminya yang tak sabar turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah yang tak di tutup pintunya.
Leo turun dari mobil dan mengambil beberapa paper bag berukuran besar di jok belakang.
Sementara mami Dara masuk ke dalam rumah, wanita itu memastikan penciumannya dan langsung menghampirinya yang rupanya dari arah dapur.
"Wah bikin apa cantik?"
Olla yang rupanya sedang sibuk di dapur langsung menoleh."Eh Tante,"ujar Olla kaget."Tante kok tau rumah Olla? "
Mami Dara mendekat lalu melihat ke meja besar di depannya, ada banyak kue bolu di atasnya.
"Mau ada acara apa? Ini semua kamu yang bikin?"
Mami Dara memindai penampilan Olla yang memakai apron juga beberapa tepung di wajah gadis itu, juga tangan Olla yang tampak sedang memegang spatula untuk mengoleskan selai nanas pada kue bolu di depannya.
"Kamu yang bikin semua bolu gulung ini ya? "tanya mami Dara tak percaya,pasalnya rumah sepi dan tak ada siapapun di sini.
"Hehe, iya Tante, Tante mau coba?"
"Boleh sayang."
Olla tersenyum lalu memotong salah satu kue dan memberikannya pada mami Dara."Silahkan Tante di nikmati."
Mami Dara tersenyum lalu mencicipi kue buatan Olla. "Hemm ... ini enak banget Olla."
Olla tersenyum."Makasih tante."
Leo masuk ke dalam rumah dan mencari maminya."Mami."
"Di dapur Le."
"Tante sama kak Leo? "tanya Olla cukup kaget
"Iya sayang."
"Aduh, gimana ini, Olla pasti cemong. Tante tolong dong hapus kalau ada tepung di wajah Olla ... please."
Mami Dara mengerutkan keningnya, ia tahu Olla tak mau terlihat tak cantik di depan Leo kekasihnya.
Lalu mami Dara mengambil tisu dan membantu Olla untuh membersihkan wajahnya.
"Mami ngapain? "
Olla langsung menatap kaget pada Leo yang sudah berdiri di samping maminya.
"Ini taruh mana? "Tunjuk Leo mengangkat kedua tangannya
"Apa itu Kak? "tanya Olla
"Seserahan,"jawabnya ketus
Olla menatap bingung."Seserahan? "
Mami Dara menggeleng."Jangan jutek sama calon istri Le."
"Calon istri?"Beo Olla semakin tak mengerti.
"Sini,"ujar mami Dara."lihat sayang ini semua mami belanja buat kamu."
Olla menatap beberapa barang branded di depannya."Buat Olla Tante?"
"Iya, suka? "
Olla menatap lagi barang-barang di depannya."Kok tante tau sih kesukaan Olla? "
"Tau dong,oh ya kamu belum jawab pertanyaan tante, kue sebanyak ini buat apa? "
"Owh, ini buat-"
Drrrttt....
Olla melihat ke arah ponselnya, lalu mengangkat panggilan telepon yang masuk.
"Hallo kak? Iya sudah selesai tinggal di bungkus."
"Owh, oke ... Olla tunggu."
Setelah menutup panggilan teleponnya, Olla segera mencuci tangannya lalu bergegas memasukan kue-kue itu ke dalam kotak.
"Violla backery? "gumam mami Dara
"Eh iya Tante, ini merek kue Olla."
"Kamu jualan? "
"Hehe iya, dulu pas SMA,terima order khusus hari minggu, kalau sekarang pas libur kuliah aja kayak hari ini."
"Emang enak kue buatan kamu?"tanya Leo mengambil satu potong kue dan memakannya.
"Enak banget kan Le?"Goda mami Dara
"Hmm ... lumayan,"jawab Leo sambil mengambil sepiring kue itu dan membawanya menuju sofa tempatnya duduk tadi
Mami Dara menggeleng melihat tingkah laku Leo lalu menatap Olla yang sudah sibuk memasukan kue-kue itu.
"Tante bantu ya."
"Makasih tante maaf merepotkan."
"Tak apa sayang."
Mami Dara tak menyangka di balik sikap manja Olla, ternyata pemikiran gadis itu sungguh dewasa, dia juga ternyata pekerja keras, melihat itu semakin besar keinginan mami Dara untuk menjadikan Olla menantunya.
"Ah akhirnya selesai."
"Ah ya Tante sudah makan siang belum?"
"Sudah sayang."
"Ah syukurlah, soalnya Olla gak sempat masak. "
Mami Dara mengerutkan keningnya, "Oh ya kemana art kamu, kok rumah sepi?"
Olla menghela nafasnya lalu menceritakan apa yang terjadi pada mami Dara.
Mami Dara menarik Olla ke dalam pelukannya. "Sabar ya sayang. "
.......
Karina berkali-kali menatap ponselnya, pesan dari om Erick terus saja masuk ke ponselnya.Gadis itu duduk gelisah di bangku taman kampusnya.
"Gimana ini,"gumamnya takut.
"Aku gak nyangka kalau dia bisa melakukannya dan bisa secepat ini, apa yang harus aku lakukan,aku tak mau memenuhi permintaannya."
Drrtt... Drttt....
Karina tersentak, hingga ia tak sadar jika dia sudah mengangkat panggilan telepon itu, dari siapa lagi? Om Erick.
"Ha ... Hallo om."
"Hallo, sayang kamu jangan main-main ya sama om,"ujar om Erick dari seberang telepon.
Susah payah Karina menelan paska salivanya, lalu ia memindai ke sekelilingnya yang sepi.
"Maaf om, Kkkarina lagi kuliah, Karina ada ujian."
"Baiklah, aku tunggu cepat."
Tanpa menjawab lagi, Karina langsung memutuskan sambungan teleponnya, gadis itu lalu mengemasi buku-bukunya dan pergi dari tempat itu.
Karina benar-benar takut, tapi mau kemana dia lari? Di dalam taksi gadis itu mencoba menghubungi Leo tapi ternyata sia-sia, pria itu tak menjawabnya bahkan merejeck panggilannya.
Sedangkan Leo masih di rumah Olla, pria itu juga nampak gelisah, ada panggilan dari Karina, tapi ada mami bersamanya, jadi terpaksa ia merejeck dan mematikan ponselnya.
"Siapa Le? L"
Leo menggeleng."Mati Mi ponselnya."tunjuk Leo pada ponselnya.
Kembali pada Karina, gadis itu menghela nafasnya lega begitu sampai rumah, dia baru saja mendapat kabar jika om Erick dan tante Soraya pergi ke Singapura,sedang Rio anak mereka pergi menginap di rumah temannya.
"Syukurlah paling tidak aku bisa tenang beberapa hari ini, sambil aku besok cari kos-kosan,"gumamnya yakin.
Karina mengambil ponselnya, lalu ia melihat ke arah jendela yang sudah terlihat gelap. Ia lalu menghela nafasnya lega.
Ceklek...
Karina langsung menoleh, dan ia langsung menegakan tubuhnya kaget.
"Om ... Erick."
"Hallo sayang."
Karina menelan paksa salivanya."Bukankah om lagi ke Singapura?"
Erick tersenyum menyeringai, "Menurutmu?"
Karina langsung memejamkan matanya, pria itu pasti mengatur agar tante Soraya pergi ke Singapura sendiri.
"Om ... mau apa?" tanya Karina semakin gugup.
"Apa? Tentu menagih hutang padamu."
.
.
myAmymy