Olla masuk ke dalam rumahnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.Mami Leo begitu baik padanya, papi Leo juga sama, ah harapan Olla semakin besar untuk bisa mengambil hati Leo saat ini.
Olla mengerutkan keningnya saat melihat papanya duduk di sofa ruang tengah dengan beberapa art yang duduk di lantai di depan papanya.
"Papa."
Papa Danu menoleh dan mendapati putrinya yang tengah berjalan menghampirinya
"Bagaimana makan malamnya?" tanya papa Danu sambil meraih Olla agar duduk di sampingnya
"Lancar pa. "Olla duduk di sebelah ayahnya sambil menatap bingung pada para asisten rumah tangganya yang tampak sedih
"Ada apa pa? "tanya Olla ragu."mereka kenapa?"
Papa Danu menghela nafasnya, lalu membelai rambut panjang putrinya
"Pa."
"Kamu kemasi barang-barang kamu ya sayang,"ujar papa Danu
Olla mengerutkan keningnya."Pa."
"Lusa kita pindah."
"Pindah? Kemana? "
Papa Danu menatap para asisten rumah tangganya."Kalian istirahatlah dan besok tidak perlu pamit."
"Baik Tuan."
"Pamit, Pa ... ini ada apa? "tanya Olla yang sudah mulai menerka apa yang terjadi
Papa Danu menarik nafasnya panjang."Papa ... gagal sayang."
Olla menurunkan bahunya lemas.
"Papa kalah dalam persidangan, penipu itu lebih lihai, bukti papa tak cukup kuat, Papa bangkrut dan semua aset kita harus kita jual untuk membayar kerugian juga hutang ke bank."
Olla menggeleng."Kita ... pindah ke mana?"
Papa Danu membelai rambut putrinya lagi."Papa punya rumah di kampung sayang. L"
"Kampung, kuliah Olla?"
"Kamu tunda dulu kuliahnya ya ... tahun depan kamu bisa kuliah lagi, tapi tidak di kampus itu, kamu tau sendiri berapa biaya kuliah di sana."
Olla kembali menggeleng."Tidak mau, Olla juga tidak mau pindah ke kampung."
"Ah, kita bisa tinggal di rumah mama Pa, ah ya ... Olla juga bisa kuliah dengan uang warisan mama."
"STOP Olla,"ujar papa Danu
Pria paruh baya itu menghela nafasnya."Maaf sayang. "
Olla menggeleng, papanya selalu begitu jika dia membahas warisan mamanya.
"Olla tidak mau pindah ke kampung, Olla juga tidak mau pindah kampus."
Olla langsung berdiri, gadis itu langsung berlari naik ke tangga dan masuk ke kamarnya
Brakk...
Danu menatap ke lantai atas, dia tahu respon putrinya akan seperti ini, pria itu lalu meremas kepalanya, dia merasa gagal menjadi ayah.
.......
Mami Dara masuk ke dalam kamarnya, wanita itu meletakan segelas air minum di atas nakas lalu melihat ke arah balkon di mana suaminya berada.
"Bagaimana bisa kalian baru melaporkannya padaku hah."
Mami Dara mengerutkan keningnya, lalu ia pun menghampiri papi Adam.
"Terus bagaimana keadaan mereka sekarang?"
Papi Adam menoleh saat merasa kehadiran istrinya."Besok pagi kirim semua datanya ke kantor, dan minta Axel datang ke kantor."
Papi Adam lalu menutup panggilannya."Sayang, ayo masuk di sini dingin."
"Ada apa mas? Kok kayak ada masalah? Bukankah aku bilang kalau mas jangan terlalu mengurus perusahaan, ada Raffa juga Defan yang membantu."
Papi Adam lalu merangkul bahu istrinya dan menuntunnya masuk ke dalam kamar.
"Bukan masalah perusahaan kita sayang tapi perusahaan Danu. "
"Danu? "tanya mami Dara begitu mereka duduk di ranjang.
"Ya ... Papa Olla."
"Ke-kenapa dengan perusahaan papa Olla? "
Papi Adam menghela nafasnya."Dia di tipu, sahamnya turun drastis, kasusnya kalah di pengadilan dan dia harus membayar ganti rugi juga investor semua mencabut investasinya di perusahaannya, dia bangkrut sayang."
Mami Dara menutup mulutnya tak percaya. "Mas ... Mas bisakan? "
Papi Adam membelai rambut istrinya. "Ini sedang aku urus, tapi kamu tau Danu seperti apa orangnya, dia tak mau di kasihani."
"Jadi aku sedang menyelidiki ulang kasusnya."
"Aku lihat tadi Olla sepertinya tidak pernah hidup susah, bagaimana ini."
"Kamu sangat menyayangi gadis itu."
"Hmmm ... Mas tau sendiri dulu kalau Melati pernah."
Papi Adam langsung memeluk istrinya."Aku tau."
"Mas ... Bagaimana kalau kita jodohkan Olla sama Leo, bukankah mereka pacaran?"
"Apa? Jodohkan?"
"Iya, sekalian agar Leo berhenti dengan ulahnya. Kita bisa gunakan kasus Danu sebagai alasan untuk menjodohkan mereka seperti di novel-novel."
"Astaga sayang, ini bukan novel. "
"Mas ... aku suka banget sama Olla ya."
Papi Adam menatap istrinya, selama ini istrinya tak pernah meminta sesuatu padanya, tapi.
"Nanti mami yang bilang sama Leo. "
Papi Adam menghela nafasnya."Tapi jangan di paksa ya."
Mami Dara menggeleng."Tidak akan, mami cuma akan terus membujuk sampai Leo mau."
Sementara Leo baru saja pulang, pria itu masuk ke dalam kamarnya.
Berbaring di ranjangnya Leo menatap layar ponselnya dan menatap foto Karina.
"Bagaimana kalau kita jodohkan Olla sama Leo, bukankah mereka pacaran?"
Leo menghela nafasnya teringat apa yang dia dengar tadi saat melewati kamar orang tuanya.
"Di jodohkan? "Leo sedikit terkekeh."seorang Leo di jodohkan,astaga mami mami."
Leo kembali menatap intens foto Karina,memikirkan kembali permintaan gadis itu yang berat untuk ia lakukan tapi Leo sangat menyukai Karina.
Di tempat lain Karina menatap layar ponselnya dengan gemetar, lalu perlahan gadis itu tersenyum lalu tertawa kecil sebelum ia menutup mulutnya.
Ting....
Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dan seketika senyum hilang dari bibirnya.
Karina menggenggam erat ponselnya, wajahnya langsung terlihat tegang. Gadis itu segera turun dari ranjangnya, menuju pintu dan menguncinya sebelum kembali ke ranjang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
.........
Olla mengerjapkan matanya saat sinar matahari masuk dari balik tirai jendela balkonnya.
Perlahan gadis itu bangkit, dan turun dari ranjang kemudian masuk ke kamar mandi.
Olla menghela nafasnya, matanya membengkak setelah menangis semalaman.
Olla belum siap hidup miskin, tapi kenapa papanya tak mau memakai harta peninggalan mamanya padahal sekarang mereka membutuhkannya.
Setelah mandi dan berpakaian,Olla turun ke ruang makan.
"Bik Inah."
Olla segera menghampiri bi Inah yang sudah merawatnya sejak kecil.
"Bibi."
"Eh non."
Olla mengerutkan keningnya."Bi Inah kok masih di sini, bukankah semalam."
"Bi Inah mana bisa pergi tanpa pamit non."
Olla menatap haru pada orang yang merawatnya sejak kecil itu, lalu menghambur memeluknya.
"Maafin Olla ya Bi, andai papa mau memakai uang mama, Bibi tidak harus berhenti bekerja di sini ... hiks ... Olla sayang Bibi, Bi Inah sudah seperti ibu buat Olla ... Hiks."
"Bibi juga sayang sama non cantik."
Papa Danu menghela nafasnya melihat bagaimana Olla memeluk bi Inah.
Drrrttt....
Papa Danu mengambil ponselnya di saku celananya, lalu mengerutkan keningnya
"Adam,"gumamnya lalu segera mengangkat panggilannya.
"Hallo Dam,"jawab papa Danu sambil berlalu ke ruang kerjanya.
Olla melepas pelukannya."Hiks."
"Non ... Bibi masak nasi goreng kesukaan non Olla, bibi mohon hari ini lupakan dietnya ya."
Olla menghapus air matanya lalu mengangguk."Iya Bi, akan Olla makan sampai habis."
Olla tak rela jika harus kehilangan bi Inah,pengasuhnya sejak kecil karena mama Melati sibuk dengan karir menyanyinya dulu. Akan Olla bujuk sampai papanya mau memakai warisan mamanya,bagaimanapun caranya nanti.
.
.
myAmymy