Chereads / TRADE IN LOVE / Chapter 17 - Bab 17. Harapan Mami

Chapter 17 - Bab 17. Harapan Mami

Mami Dara menatap haru pada gadis di depannya, dengan lembut ia membelai pipi Olla.

"Kamu mirip sekali dengan mama kamu nak, sangat cantik,"puji mami Dara

"Makasih tante ...."

Sementara Leo menghela nafasnya melihat sikap maminya pada Olla.

"Ya sudah, ayo masuk, om sudah nunggu di dalam, tante ada masak banyak makanan kesukaan kamu waktu kecil."

Olla mengerutkan keningnya."Memangnya tante tau apa makanan kesukaan Olla? "

"Tau dong, kamu dulu paling suka makan rendang sama seperti papa kamu yang orang Padang itu.Tante masak menu masakan padang loh."

'What rendang,masakan padang? Oh  no mereka memang enak, banget malah tapi aku kan lagi diet,'batin Olla khawatir

"Dulu kalau kamu main ke sini pasti kamu main ke kebun jeruk di belakang sama Leo."

"Tante sempat sedih pas kalian pindah ke Jakarta demi karir mama kamu."

Olla duduk di depan Leo di sebelah tante Dara, lalu mendengar cerita dari  wanita hampir paruh baya yang masih cantik itu.

Olla menunduk, andai dulu mama Melati tak menerima tawaran untuk kontrak eksklusif di salah satu PH mungkin mamanya masih hidup.

Ah tidak, Olla tidak boleh berfikiran seperti itu, hidup dan mati sudah di tentukan oleh Tuhan sang maha pencipta.

"Owh sudah datang ya."

Olla menoleh pada om Adam, lalu ia bangkit dan menyalaminya."Selamat malam om."

"Selamat malam, ayo duduk."

Adam langsung mengambil sendok untuk mengambil lauk di depannya

"Pi, ingat kolesterol,"ujar mami Dara mengingatkan suaminya.

"Sedikit saja sayang."

"Bandel di bilangin."

Olla tersenyum melihat interaksi dua orang tua di depannya lalu menatap ke arah Leo yang sibuk dengan ponselnya

"Ayo sayang, di makan."

"M ... tante, maaf Olla makannya sedikit aja ya, Olla lagi diet, hari ini baru aja kembali normal."

"Owh, gitu ya sayang."

Mami Dara memindai tubuh Olla, ah ya dia baru menyadari jika Olla sekarang bukan Olla yang dulu, pasti sulit untuk gadis itu untuk mendapatkan bentuk tubuhnya yang sekarang.

"Maaf ya, tante tidak tahu kalau kamu sedang diet sayang."

Olla menggeleng. "Tidak apa tante,Olla tetap akan makan kok, tapi dikit aja ya."

"Iya sayang, tidak apa,tante ngerti."

"Makasih tante."

.

.

Setelah makan malam, mami Dara membawa Olla duduk di ruang keluarga.

"Lihat, mami punya banyak koleksi album lagu mama kamu, lihat Melati April,"ujar mami Dara

Olla mengusap dengan lembut foto pada tempat kepingan CD dan kaset di  tangannya, wajah yang memang mirip dengannya,hanya saja gaya rambut dan dandanan yang berbeda Zaman.

'Olla rindu mama,'batinnya

"Kamu kangen mama kamu ya sayang?"tanya mami Dara mengusap bahu Olla

"Iya tante, di rumah sudah tidak ada yang seperti ini, foto mama juga tak ada."

Mami Dara mengerutkan keningnya."Oh ya? Kenapa?"

Olla menghapus air matanya."Hiks ... Kata ... Papa ... Papa sedih kalau ... Hiks ... kalau lihat foto mama ...."

Mami Dara menghela nafasnya lalu menarik Olla ke dalam pelukannya, yang dia ingat jika hubungan Melati dan Danu dulu memang begitu mesra, Danu yang belum sesukses sekarang sering sekali menemani Melati manggung saat itu.

"Sudah jangan sedih."

Olla mengangguk lalu menghapus air matanya."Kak Leo kemana ya tan?"

"Iya, mungkin di kamarnya."

Sebenarnya Olla sedikit kecewa karena sejak datang, Leo begitu cuek padanya, pria itu selalu sibuk dengan ponselnya.

"Ya sudah, tante panggil Leo dulu ya."

"Iya tante."

Sepeninggal tante Dara, Olla bangkit dan mulai mengamati foto-foto di dinding ruang keluarga itu

"Ih lucunya,"ujar Olla pada foto sepasang balita yang di pangku om Adam dan mami Dara

"Ini kak Leo, kelihatan banget dia lagi gak mau di foto,"ujar Olla saat melihat foto Leo dengan rambut hitamnya."dia tampan sekali kalau rambutnya hitam, kelihatan kalem,kayak dulu pas dia nolong aku."

Olla lanjut melihat foto lainnya,

"Dia siapa? "gumamnya menatap foto wanita cantik di depannya

"Dia Siena, kakak aku."

Olla berbalik dan mendapati Leo tengah memakai jaketnya."Kak Leo. "

"Ayo aku antar pulang, sudah jam 9."

"Ah iya, tante sama om mana? Olla mau pamit."

"Paling bentar lagi turun."

.

.

Olla berkali-kali melirik pada pria yang tengah fokus mengemudi, Leo terlihat kesal sejak tadi

"Kak."

Leo hanya melirik sekilas pada Olla lalu menghela nafasnya."Kenapa?"

"Kak Leo kayak lagi bete."

"Tidak, perasaan kamu aja kali."

"Ah iya ... mungkin."

Leo melirik pada Olla yang tengah menatap ke luar jendela mobilnya, jujur dia sedang kesal memang, Karina tak lagi membalas pesannya, bahkan panggilan teleponnya di rejeck oleh gadis itu.

Dan pesan terakhir Karina tentang permintaanya yang berhubungan dengan Olla semakin membuatnya dilema.

"Sudah sampai,"ujar Leo

"Ah ya."

Olla menghela nafasnya lalu menatap pada Leo."Makasih untuk malam ini kak. Olla jadi merasa ada teman."

Leo mengerutkan keningnya."Ya ... Sama-sama."Hanya itu yang ia jawab

"Kalau gitu Olla pamit."

"Ya."

Setelah Olla keluar dari mobilnya Leo langsung menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran rumah Olla

Olla menghela nafasnya menatap kepergian mobil Leo, jujur dia kecewa dengan sikap Leo malam ini, dia pikir mengundangnya makan malam, Leo mau mulai menerimanya, tapi pria itu justru semakin acuh padanya.

Sementara itu Leo di dalam mobilnya kesal bukan main, ia berkali-kali memukul kemudi mobilnya

"Aarrrggghh ... sial ... sial!"geramnya

"Kenapa di saat aku benar-benar jatuh cinta justru keadaan tak mendukung."

"Karina ... permintaan gadis itu tak masuk akal, lalu mami juga."

"Le, mami sangat menyukai Olla, dia juga bisa mami lihat dia menyukai kamu, mami harap kamu mau menyudahi petualangmu dan fokus pada Olla, Mami mau Olla jadi menantu mami suatu hari nanti."

Leo menghentikan mobilnya lalu menyandarkan punggungnya dan menengadah sambil meremas kepalanya

"Haaaarrggghh ... Siallll!"Kesalnya

Drrttt ... Drrttt ...

Leo mengambil ponselnya di atas dasboard, lalu pria itu menarik nafasnya sebelum mengangkat panggilan di ponselnya

"Hallo Li."

"Kau baik-baik saja Le? "

Leo menghela nafasnya, saudara kembarnya itu meski jauh, tapi feelingnya jika menyangkut dirinya selalu kuat sejak dulu.

"Tidak apa, aku baik-baik saja."

"Kau jangan bohong padaku Le, jika kau mau aku bisa kabur dan datang untuk menyelesaikan masalahmu."

"Sudah ku katakan aku baik-baik saja, stop mengkhawatirkanku berlebihan,lagi pula masalahku kali ini bukan masalah yang bisa di selesaikan dengan kekerasan."

"Benarkan kau ada masalah."

"Ck."Leo berdecak, tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan apapun pada kembarannya itu

"Le... "

Leo menunduk lalu memijat kepalanya, hingga tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Le... "

"Kau ... jika nanti aku butuh pengorbananmu, apa kau mau melakukannya?"

"Apa maksudmu? Hidupku milikmu."

"Baiklah, jaga dirimu, suatu saat mungkin aku akan butuh bantuanmu."

.

.

myAmymy